RIDHMEDIA - Penyidik senior KPK Novel Baswedan mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk tetap fokus pada penguatan KPK. Novel juga meminta Jokowi agar berpihak pada penguatan pemberantasan korupsi di tengah isu penyerangan terhadap karyawan hingga mantan komisioner KPK.
"Tentunya presiden kan pemimpin kita, ketika ada suatu tindakan yang luar biasa, penyerangan. Ingat lho, serangan terhadap KPK itu tak cuma saya, banyak. Dan tidak ada satupun yang terungkap, sehingga sikap dan keberpihakan presiden itu penting," tutur Novel saat ditemui detikcom di kediamannya Jalan Deposito, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (28/12/2019).
Novel meyakini upaya penyerangan itu tidak dilakukan dengan orang per-orang, tetapi kelompok. Dia juga berharap Jokowi ke depannya lebih memperhatikan lagi wajah pemberantasan korupsi Indonesia ke depannya.
"Karena penyerangan terhadap KPK itu nggak mungkin orang per orang. Pasti ada kelompok, pasti ada ya tidak sendiri lah, keberpihakan presiden itu menunjukkan bahwa harapan ke depan pemberantasan korupsi itu benar-benar, terlepas dari segala persoalan UU dan pelemahan KPK saat ini, tapi tetap saja mengenai orang-orang yang berbuat memberantas korupsi itu menjadi isu yang penting," ucapnya.
Diketahui, Novel disiram air keras pada 11 April 2017. Novel saat itu baru saja menunaikan salat Subuh di Masjid Al-Ihsan di dekat rumahnya, yang berjarak sekitar 4 rumah dari kediamannya.
Polri juga baru-baru ini mengungkapkan dua terduga pelaku teror ke Novel Baswedan. Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo menyebut kedua tersangka yang berinisial RM dan RB berstatus polisi aktif saat ini ditetapkan sebagai tersangka. [dtk]
"Tentunya presiden kan pemimpin kita, ketika ada suatu tindakan yang luar biasa, penyerangan. Ingat lho, serangan terhadap KPK itu tak cuma saya, banyak. Dan tidak ada satupun yang terungkap, sehingga sikap dan keberpihakan presiden itu penting," tutur Novel saat ditemui detikcom di kediamannya Jalan Deposito, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (28/12/2019).
Novel meyakini upaya penyerangan itu tidak dilakukan dengan orang per-orang, tetapi kelompok. Dia juga berharap Jokowi ke depannya lebih memperhatikan lagi wajah pemberantasan korupsi Indonesia ke depannya.
"Karena penyerangan terhadap KPK itu nggak mungkin orang per orang. Pasti ada kelompok, pasti ada ya tidak sendiri lah, keberpihakan presiden itu menunjukkan bahwa harapan ke depan pemberantasan korupsi itu benar-benar, terlepas dari segala persoalan UU dan pelemahan KPK saat ini, tapi tetap saja mengenai orang-orang yang berbuat memberantas korupsi itu menjadi isu yang penting," ucapnya.
Diketahui, Novel disiram air keras pada 11 April 2017. Novel saat itu baru saja menunaikan salat Subuh di Masjid Al-Ihsan di dekat rumahnya, yang berjarak sekitar 4 rumah dari kediamannya.
Polri juga baru-baru ini mengungkapkan dua terduga pelaku teror ke Novel Baswedan. Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo menyebut kedua tersangka yang berinisial RM dan RB berstatus polisi aktif saat ini ditetapkan sebagai tersangka. [dtk]