RIDHMEDIA - Pernyataan Wapres KH Ma’ruf Amin Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) terpapar radikalisme faktanya ada dan sangat berbahaya untuk keberlangsungan anak.
“Pernyataan Kiai Ma’ruf ada PAUD terpapar radikalisme itu faktanya ada. Kiai Ma’ruf mengingatkan bahaya radikalisme sampai tingkatan PAUD,” kata Koordinator Pemuda Aswaja Nur Khalim kepada suaranasional, Rabu (4/12/2019).
Menurut Nur Khalim, PAUD yang mengajarkan radikalisme mengajarkan anak didiknya untuk semangat berperang melawan orang kafir.
“Metodenya dengan cara bermain perang-perangan di alam. Kelihatan sangat menyenangkan tetapi secara perlahan menanamkan ideologi radikal,” ungkapnya.
Kata Nur Khalim, PAUD terpapar radikal dikelola kelompok wahabi yang sangat benci dengan warga NU. “PAUD yang dikelola wahabi mengajarkan anak didiknya membenci tahlilan,” jelas Nur Khalim.
Sebelumnya Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin menyebutkan bahwa hingga saat ini masih ada indikasi bahan pembelajaran yang dipergunakan di sekolah-sekolah di Indonesia, yang mengandung unsur radikalisme.
Kiai Ma’ruf menjelaskan, bahan pembelajaran yang terpapar unsur radikalisme tersebut, terindikasi ada di tingkat Sekolah Dasar (SD), termasuk juga di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
“Ada di tingkat SD, bahkan PAUD juga ada yang mengajarkannya. Kementerian Agama serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sedang menelusuri, untuk kemudian dilakukan perbaikan,” kata Kiai Ma’ruf. [sn]
“Pernyataan Kiai Ma’ruf ada PAUD terpapar radikalisme itu faktanya ada. Kiai Ma’ruf mengingatkan bahaya radikalisme sampai tingkatan PAUD,” kata Koordinator Pemuda Aswaja Nur Khalim kepada suaranasional, Rabu (4/12/2019).
Menurut Nur Khalim, PAUD yang mengajarkan radikalisme mengajarkan anak didiknya untuk semangat berperang melawan orang kafir.
“Metodenya dengan cara bermain perang-perangan di alam. Kelihatan sangat menyenangkan tetapi secara perlahan menanamkan ideologi radikal,” ungkapnya.
Kata Nur Khalim, PAUD terpapar radikal dikelola kelompok wahabi yang sangat benci dengan warga NU. “PAUD yang dikelola wahabi mengajarkan anak didiknya membenci tahlilan,” jelas Nur Khalim.
Sebelumnya Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin menyebutkan bahwa hingga saat ini masih ada indikasi bahan pembelajaran yang dipergunakan di sekolah-sekolah di Indonesia, yang mengandung unsur radikalisme.
Kiai Ma’ruf menjelaskan, bahan pembelajaran yang terpapar unsur radikalisme tersebut, terindikasi ada di tingkat Sekolah Dasar (SD), termasuk juga di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
“Ada di tingkat SD, bahkan PAUD juga ada yang mengajarkannya. Kementerian Agama serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sedang menelusuri, untuk kemudian dilakukan perbaikan,” kata Kiai Ma’ruf. [sn]