RIDHMEDIA - Ketua Umum Rabithah Alawiyah Habib Zen Bin Smith meminta kepada pemerintah buat tak membuat kebijakan-kebijakan yang malah membuat umat Islam di Indonesia menjadi resah.
Dirinya tak mau apabila organisasi-organisasi masyarakat Islam, ulama, hingga habaib malah dicurigai tak setia kepada NKRI.
Habib Zen memahami kemungkinkan Jika pemerintah memunculkan kebijakan-kebijakan guna mewujudkan hal-hal yang baik bagi bangsa dan tanah air. Akan namun ia meminta kepada pemerintah buat bisa membuat kebijakan yang malah dianggap mencurigai para ormas Islam.
Perkara itu disampaikan Habib Zen ketika berpidato dalam acara Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Rabithah Alawiyah di Hotel Crowne Plaza, Jakarta Pusat, Jumat (6/12/2019).
"Janganlah ormas-ormas Islam yang di dalamnya bernaung para ulama, habaib serta dai dicurigai seakan-akan tak mendukung pemerintah dan merongrong NKRI," kata Habib Zen.
Habib Zen meyakini apabila unsur-unsur yang tadi disebutkan tak bakal mengkhianati pengorbanan daripada pahlawan-pahlawan yang telah berjuang buat kemerdekaan Indonesia.
Ketika ditanya seusai acara, Habib Zen menjelaskan Jika salah satu kebijakan pemerintah yang membuat resah yaitu Peraturan Menteri Agama (PMA) tentang Majelis Taklim.
Kata ia, PMA itu malah membuat umat Islam beranggapan seolah-olah pemerintah mengawasi jalannya Majelis Taklim yang mayoritas dikelola oleh masyarakat secara mandiri.
"Niatnya katanya tak ada suatu hal yang... tapi orang mulai Telah trauma sendiri seakan-akan Majelis Taklim itu diawasi," ujarnya.
Padahal menurutnya, masih banyak permasalahan di Indonesia yang seharusnya bisa menjadi perhatian pemerintah buat secepatnya diselesaikan semisal kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan.
Keluh kesannya tersebut sempat ia sampaikan langsung kepada Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid yang juga hadir pada acara tersebut.
"Saya secara khusus bicara sama beliau buat minta Jika tolong dipikirkan dan jangan mengeluarkan kebijakan yang buat orang resah," katanya.
"Sekarang ini Telah tenang, (tapi) kebijakan pemerintah menjadi resah, menjadi bukan rakyat yang bikin ini... tapi pemerintahnya yang memunculkan." []