RIDHMEDIA - Barisan Relawan Nusantara (Baranusa) yang menjadi bagian kelompok relawan pendukung Jokowi-Ma`ruf Amin di Pilpres 2019, meragukan pemerintahan saat ini untuk mewujudkan `Indonesia Maju` lima tahun ke depan.
Dilansir dari JPNN.com, menurut Ketua Umum Baranusa Adi Kurniawan, ada tujuh alasan pihaknya meragukan `Indonesia Maju` dapat terwujud. Pertama, pembentukan kabinet terkesan tidak bebas, terbelenggu kepentingan partai politik.
Kedua, pemerintahan diduga masih diisi oknum yang hobi melakukan korupsi baik di pusat maupun di daerah. Ketiga, kabinet Jokowi tidak solid dalam melakukan kerja pemerintahan khususnya di bidang ekonomi.
"Keempat, utang luar negeri yang terus meningkat, Isu SARA yang tak kunjung reda. Kelima, konflik agraria yang terus meningkat. Keenam, gerakan sparatis masih terus bergejolak. Ketujuh, kemiskinan yang jauh dari penyelesaian," ujar Adi Kurniawan di Jakarta, Jumat (27/12).
Adi menyebut masalah di periode kedua kepemimpinan Jokowi lebih berat daripada periode sebelumnya.
"Jadi, kami menilai Indonesia maju cuma mimpi dalam tidur," ucapnya.
Lebih lanjut Adi mengatakan, pemerintah seharusnya juga tidak membiarkan BUMN yang menjadi ujung tombak pembangunan ekonomi nasional, diisi oknum-oknum berprilaku korup.
"Lihat saja, BUMN adalah salah satu contoh. Bagaimana Indonesia maju bisa terwujud, jika BUMN menjadi ladang para perampok uang negara," katanya.
Jumat, 27 Desember 2019 – 11:54 WIB
Adi menyarankan Presiden Jokowi untuk berani mengambil keputusan tegas, terutama merombak para pembantunya yang terindikasi korup dan tidak mampu bekerja maksimal.
"Penyakit utama negara prilaku korup. Kami sebenarnya bertanya bagaimana kelanjutan agenda revolusi mental pemerintahan Jokowi. Jadi, saran kami, presiden harus berani tegas terhadap pihak yang ingin merampok uang negara. Harus berani keluar dari kepentingan manapun termasuk dari rong-rongan partai politik," pungkas Adi. [ljc]
Dilansir dari JPNN.com, menurut Ketua Umum Baranusa Adi Kurniawan, ada tujuh alasan pihaknya meragukan `Indonesia Maju` dapat terwujud. Pertama, pembentukan kabinet terkesan tidak bebas, terbelenggu kepentingan partai politik.
Kedua, pemerintahan diduga masih diisi oknum yang hobi melakukan korupsi baik di pusat maupun di daerah. Ketiga, kabinet Jokowi tidak solid dalam melakukan kerja pemerintahan khususnya di bidang ekonomi.
"Keempat, utang luar negeri yang terus meningkat, Isu SARA yang tak kunjung reda. Kelima, konflik agraria yang terus meningkat. Keenam, gerakan sparatis masih terus bergejolak. Ketujuh, kemiskinan yang jauh dari penyelesaian," ujar Adi Kurniawan di Jakarta, Jumat (27/12).
Adi menyebut masalah di periode kedua kepemimpinan Jokowi lebih berat daripada periode sebelumnya.
"Jadi, kami menilai Indonesia maju cuma mimpi dalam tidur," ucapnya.
Lebih lanjut Adi mengatakan, pemerintah seharusnya juga tidak membiarkan BUMN yang menjadi ujung tombak pembangunan ekonomi nasional, diisi oknum-oknum berprilaku korup.
"Lihat saja, BUMN adalah salah satu contoh. Bagaimana Indonesia maju bisa terwujud, jika BUMN menjadi ladang para perampok uang negara," katanya.
Jumat, 27 Desember 2019 – 11:54 WIB
Adi menyarankan Presiden Jokowi untuk berani mengambil keputusan tegas, terutama merombak para pembantunya yang terindikasi korup dan tidak mampu bekerja maksimal.
"Penyakit utama negara prilaku korup. Kami sebenarnya bertanya bagaimana kelanjutan agenda revolusi mental pemerintahan Jokowi. Jadi, saran kami, presiden harus berani tegas terhadap pihak yang ingin merampok uang negara. Harus berani keluar dari kepentingan manapun termasuk dari rong-rongan partai politik," pungkas Adi. [ljc]