RIDHMEDIA - Kementerian BUMN menyebutkan langkah manajemen PT Asuransi Jiwasraya (Persero) yang berinvestasi di saham PT Mahaka Media Tbk (ABBA), emiten media yang didirikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir, dilakukan melalui mekanisme pasar.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan pembelian saham ABBA yang dilakukan mekanisme pasar bebas dilakukan oleh siapa pun terhadap saham mana saja, mengingat perusahaan tersebut sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Dengan demikian jadi terbuka bagi siapa pun untuk berinvestasi. Hal tersebut membuat pihak perusahaan juga tidak mengetahui siapa saja yang memiliki saham tersebut.
"Meluruskan mengenai dia [Jiwasraya] investasi di perusahaan Pak Erick [ABBA}, dia beli di market, kalau beli di market kan bebas kan beli dan jual. Bukan investasi gimana, dia bebas beli dan jual dan itu seperti di market," kata Arya di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (26/12/2019).
Hingga saat ini kementerian masih menelusuri mengenai kapan dan berapa besar pembelian saham ABBA ini dilakukan oleh Jiwasraya.
"Saham apapun bisa dibeli [di market]. Jadi ketika dibeli saham ABBA itu beli di market, pemiliknya juga eggak tau siapa yang beli dan kalau misalnya dia beli saham turun atau naik itu kan dia yang ambil keputusan. Kita masih cari data kapan dia beli sahamnya, kita lihat dia untung apa engga," terangnya.
Seperti diketahui Mahaka Media merupakan perusahaan media yang didirikan oleh Erick Thohir. Erick memimpin Mahaka Media sebagai Direktur Utama hingga tahun 2008, kemudian menjabat sebagai Komisaris Mahaka Media sejak Juni 2010, serta menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI), anak usaha Mahaka, sejak tahun 2015.
Namun, sejak 13 Desember 2019 lalu Erick telah melepaskan jabatan di perusahaan ini yang disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Hotel Mercure Cikini, Menteng Jakarta, pukul 15.00 WIB dengan agenda perubahan susunan anggota dewan komisaris.
Terkait dengan opsi penjualan saham ini, Jiwasraya memang memiliki porsi investasi cukup besar di instrumen saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Mengacu laporan keuangan Desember 2017, nilai investasi saham mencapai Rp 6,63 triliun, kemudian nilainya turun drastis di Desember 2018 menjadi Rp 3,77 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan, nilai saham yang dimiliki Jiwasraya ambles lagi menjadi di Rp 2,48 triliun di pencatatan September 2019.
Selain saham, penurunan lebih parah terjadi pada reksa dana. Pada Desember 2017 nilai reksa dana mencapai Rp 19,17 triliun, kemudian turun di Desember 2018 menjadi Rp 16,32 triliun serta penurunan paling tajam terjadi di pencatatan September 2019 menjadi Rp 6,64 triliun.
Data perdagangan mencatat, pada Kamis kemarin (26/12/2019), saham induk dari media Republika ini minus 0,93% di level Rp 107/saham, dengan kapitalisasi pasar Rp 294,80 miliar. Year to date atau sejak awal tahun, saham ABBA melesat 11,45%, sementara setahun terakhir sahamnya naik 53%. [cnbc]
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan pembelian saham ABBA yang dilakukan mekanisme pasar bebas dilakukan oleh siapa pun terhadap saham mana saja, mengingat perusahaan tersebut sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Dengan demikian jadi terbuka bagi siapa pun untuk berinvestasi. Hal tersebut membuat pihak perusahaan juga tidak mengetahui siapa saja yang memiliki saham tersebut.
"Meluruskan mengenai dia [Jiwasraya] investasi di perusahaan Pak Erick [ABBA}, dia beli di market, kalau beli di market kan bebas kan beli dan jual. Bukan investasi gimana, dia bebas beli dan jual dan itu seperti di market," kata Arya di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (26/12/2019).
Hingga saat ini kementerian masih menelusuri mengenai kapan dan berapa besar pembelian saham ABBA ini dilakukan oleh Jiwasraya.
"Saham apapun bisa dibeli [di market]. Jadi ketika dibeli saham ABBA itu beli di market, pemiliknya juga eggak tau siapa yang beli dan kalau misalnya dia beli saham turun atau naik itu kan dia yang ambil keputusan. Kita masih cari data kapan dia beli sahamnya, kita lihat dia untung apa engga," terangnya.
Seperti diketahui Mahaka Media merupakan perusahaan media yang didirikan oleh Erick Thohir. Erick memimpin Mahaka Media sebagai Direktur Utama hingga tahun 2008, kemudian menjabat sebagai Komisaris Mahaka Media sejak Juni 2010, serta menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI), anak usaha Mahaka, sejak tahun 2015.
Namun, sejak 13 Desember 2019 lalu Erick telah melepaskan jabatan di perusahaan ini yang disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Hotel Mercure Cikini, Menteng Jakarta, pukul 15.00 WIB dengan agenda perubahan susunan anggota dewan komisaris.
Terkait dengan opsi penjualan saham ini, Jiwasraya memang memiliki porsi investasi cukup besar di instrumen saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Mengacu laporan keuangan Desember 2017, nilai investasi saham mencapai Rp 6,63 triliun, kemudian nilainya turun drastis di Desember 2018 menjadi Rp 3,77 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan, nilai saham yang dimiliki Jiwasraya ambles lagi menjadi di Rp 2,48 triliun di pencatatan September 2019.
Selain saham, penurunan lebih parah terjadi pada reksa dana. Pada Desember 2017 nilai reksa dana mencapai Rp 19,17 triliun, kemudian turun di Desember 2018 menjadi Rp 16,32 triliun serta penurunan paling tajam terjadi di pencatatan September 2019 menjadi Rp 6,64 triliun.
Data perdagangan mencatat, pada Kamis kemarin (26/12/2019), saham induk dari media Republika ini minus 0,93% di level Rp 107/saham, dengan kapitalisasi pasar Rp 294,80 miliar. Year to date atau sejak awal tahun, saham ABBA melesat 11,45%, sementara setahun terakhir sahamnya naik 53%. [cnbc]