RIDHMEDIA - Puluhan ribu warga Payakumbuh tumpah ruah turun ke jalan dalam aksi dan deklarasi menolak Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transeksual/Transgender (LGBT) serta penyakit masyarakat (pekat) lainnya. Peserta aksi berkumpul di Gelanggang Kubu Gadang dan melakukan longmarch sambil berorasi melewati Labuah Basilang menuju Pusat Kota Payakumbuh, Senin (5/11)Aksi ikut dihadiri Anggota DPRD Sumbar, Irsyad Syafar; Wali Kota Payakumbuh, Riza Falepi; Wakil Wali Kota, Erwin Yunaz; Ketua DPRD, YB Datuak Parmato Alam; Kapolres Payakumbuh, Endastriawan Setyowibowo; Plt Kepala Kemenag, Mustafa; Ketua MUI, Buya Mismardi; Kepala BNNK, Firdaus; niniak mamak, Bundo kanduang, GOW, Pemuda Pancasila, OKP, komunitas bikers, BEM, mahasiswa dan puluhan ribu pelajar se-Kota Payakumbuh. Dalam kesempatan itu, Ketua KNPI Payakumbuh, Ahmad Ghani membacakan Deklarasi Payakumbuh Menolak segala bentuk Pekat mulai dari LGBT, Narkoba, Pergaulan Bebas, Miras, dan Judi.
Poin dari deklarasi itu antara lain, pertama, masyarakat Payakumbuh menolak segala bentuk penyakit masyarakat yang mencoba tumbuh dan berkembang di Kota Payakumbuh, agar Payakumbuh menjadi negeri yang berkah dan diridoi Allah SWT, serta jauh dari bencana dan murka Allah SWT.
Kedua, masyarakat Payakumbuh menegaskan bahwa tidak ada tempat bagi pelaku LGBT, Narkoba, Pergaulan Bebas, Miras, dan Judi di Payakumbuh. Serta meminta para pelaku tersebut segera bertaubat dan kembali ke jalan yang benar. Ketiga, masyarakat mendukung pemerintah untuk meningkatkan upaya pencegahan dan pemberantasan segala bentuk pekat di Kota Payakumbuh, dengan melibatkan seluruh instansi terkait secara komprehensif.
Ke empat, masyarakat meminta aparat penegak hukum untuk lebih tegas dalam melakukan penindakan terhadap pelaku maksiat dan penyakit masyarakat di kota Payakumbuh, serta seluruh pihak yang melindunginya. Ada pun yang kelima, masyarakat Payakumbuh mendorong dan mendukung legislatif untuk merevisi perda pekat yang ada dengan memperluas cangkupan dan meningkatkan efek jera terhadap pelaku.
“Demikian deklarasi ini kami kumandangkan, semoga Allah meridoi gerakan ini,” kata Ghani di akhir pembacaan teks deklarasi.
Aksi deklarasi tolak pekat tersebut ikut diisi dengan orasi dari para tokoh yang hadir. Dalam orasinya, Anggota DPRD Sumbar, Irsyad Syafar mengimbau agar masyarakat Payakumbuh kompak memerangi pekat. “Ibarat kapal yang berlayar, jangan biarkan satu orang pun yang melubanginya karena akibatnya dapat menenggelamkan semua isi kapal tersebut,” tuturnya.
Ketua MUI Payakumbuh, Buya Mismardi ikut mengimbau agar para ulama dan mubalig tak henti-hentinya mnyerukan umat agar menolak segala bentuk aktivitas pekat. “Itu merupakan tugas para mubalig, yang memiliki kekuatan pada lisan,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua BNN Kota Payakumbuh, Firdaus menyerukan agar konsistensi memerangi dan menolak pekat terus dipertahankan. “Ini adalah bagian bagian dari jihad amar makruf nahi munkar. Masyarakat kami harapkan kembali menghidupkan ronda. Masyarakat berhak menangkap pelaku yang tertangkap tangan serta mengamankan barang bukti, lalu antarkan ke pihak berwenang,” tuturnya.
Di sisi lain, Kapolres Payakumbuh, AKBP Endastriawan Setyowibowo menegaskan, kepolisian siap berdiri paling depan untuk memberantas pekat di Kota Payakumbuh. “Kami Polres Payakumbuh siap bahu membahu memberantas pekat. Sudah banyak korban. Kami paling depan dan tentu berharap dukungan masyarakat,” ucapnya.
Ketua DPRD Payakumbuh, YB Datuak Parmato Alam ikut menegaskan dukungan dalam memerangi pekat di daerah tersebut. “Mari bumihanguskan Pekat di Kota Payakumbuh. DPRD dalam hal ini terus menegaskan dukungan sebagaimana sebelumnya sudah dihasilkan perda narkoba dan perda pekat,” ujarnya.
Kemudian,Wali Kota Payakumbuh, Riza Falepi Datuak Rajo Ka Ampek Suku menyampaikan, LGBT dan pekat adalah perang baru terhadap bangsa, tetapi, perang kali ini tidak menggunakan peluru. “Sekarang musuh kita adalah narkoba, LGBT, dan seterusnya. Itu semua ada sponsornya dari luar negeri. Jangan pula ada yang sato sakaki. Jangan jadi pengkhianat bangsa,” tuturnya.
Riza juga mengingatkan, para pelaku dan sponsor aksi pekat tersebut menginginkan generasi Indonesia hancur dan lemah. “Saat sudah lemah, kekuatan NKRI akan hilang. Kami tidak ingin itu. NKRI harga mati bagi kita semua,” ucapnya.
Selaku pimpinan eksekutif, Riza mengatakan Pemko Payakumbuh siap menghadang pekat dengan membangun kesolidan semua pihak. “Jika masih ada pemerintah daerah lain yang lengah terhadap hal ini, kewajiban kita untuk mengingatkannya,” ujarnya.
Usai orasi dan deklarasi, para tokoh Payakumbuh membubuhkan tanda tangan pada sehelai kain berukuran 2x5 meter yang merupakan wujud petisi masyarakat dalam menolak semua tindakan pekat. Usai penandatanganan petisi, peserta melakukan longmarch menuju pusat Kota Payakumbuh.
Sumber: harianhaluan.com
Poin dari deklarasi itu antara lain, pertama, masyarakat Payakumbuh menolak segala bentuk penyakit masyarakat yang mencoba tumbuh dan berkembang di Kota Payakumbuh, agar Payakumbuh menjadi negeri yang berkah dan diridoi Allah SWT, serta jauh dari bencana dan murka Allah SWT.
Kedua, masyarakat Payakumbuh menegaskan bahwa tidak ada tempat bagi pelaku LGBT, Narkoba, Pergaulan Bebas, Miras, dan Judi di Payakumbuh. Serta meminta para pelaku tersebut segera bertaubat dan kembali ke jalan yang benar. Ketiga, masyarakat mendukung pemerintah untuk meningkatkan upaya pencegahan dan pemberantasan segala bentuk pekat di Kota Payakumbuh, dengan melibatkan seluruh instansi terkait secara komprehensif.
Ke empat, masyarakat meminta aparat penegak hukum untuk lebih tegas dalam melakukan penindakan terhadap pelaku maksiat dan penyakit masyarakat di kota Payakumbuh, serta seluruh pihak yang melindunginya. Ada pun yang kelima, masyarakat Payakumbuh mendorong dan mendukung legislatif untuk merevisi perda pekat yang ada dengan memperluas cangkupan dan meningkatkan efek jera terhadap pelaku.
“Demikian deklarasi ini kami kumandangkan, semoga Allah meridoi gerakan ini,” kata Ghani di akhir pembacaan teks deklarasi.
Aksi deklarasi tolak pekat tersebut ikut diisi dengan orasi dari para tokoh yang hadir. Dalam orasinya, Anggota DPRD Sumbar, Irsyad Syafar mengimbau agar masyarakat Payakumbuh kompak memerangi pekat. “Ibarat kapal yang berlayar, jangan biarkan satu orang pun yang melubanginya karena akibatnya dapat menenggelamkan semua isi kapal tersebut,” tuturnya.
Ketua MUI Payakumbuh, Buya Mismardi ikut mengimbau agar para ulama dan mubalig tak henti-hentinya mnyerukan umat agar menolak segala bentuk aktivitas pekat. “Itu merupakan tugas para mubalig, yang memiliki kekuatan pada lisan,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua BNN Kota Payakumbuh, Firdaus menyerukan agar konsistensi memerangi dan menolak pekat terus dipertahankan. “Ini adalah bagian bagian dari jihad amar makruf nahi munkar. Masyarakat kami harapkan kembali menghidupkan ronda. Masyarakat berhak menangkap pelaku yang tertangkap tangan serta mengamankan barang bukti, lalu antarkan ke pihak berwenang,” tuturnya.
Di sisi lain, Kapolres Payakumbuh, AKBP Endastriawan Setyowibowo menegaskan, kepolisian siap berdiri paling depan untuk memberantas pekat di Kota Payakumbuh. “Kami Polres Payakumbuh siap bahu membahu memberantas pekat. Sudah banyak korban. Kami paling depan dan tentu berharap dukungan masyarakat,” ucapnya.
Ketua DPRD Payakumbuh, YB Datuak Parmato Alam ikut menegaskan dukungan dalam memerangi pekat di daerah tersebut. “Mari bumihanguskan Pekat di Kota Payakumbuh. DPRD dalam hal ini terus menegaskan dukungan sebagaimana sebelumnya sudah dihasilkan perda narkoba dan perda pekat,” ujarnya.
Kemudian,Wali Kota Payakumbuh, Riza Falepi Datuak Rajo Ka Ampek Suku menyampaikan, LGBT dan pekat adalah perang baru terhadap bangsa, tetapi, perang kali ini tidak menggunakan peluru. “Sekarang musuh kita adalah narkoba, LGBT, dan seterusnya. Itu semua ada sponsornya dari luar negeri. Jangan pula ada yang sato sakaki. Jangan jadi pengkhianat bangsa,” tuturnya.
Riza juga mengingatkan, para pelaku dan sponsor aksi pekat tersebut menginginkan generasi Indonesia hancur dan lemah. “Saat sudah lemah, kekuatan NKRI akan hilang. Kami tidak ingin itu. NKRI harga mati bagi kita semua,” ucapnya.
Selaku pimpinan eksekutif, Riza mengatakan Pemko Payakumbuh siap menghadang pekat dengan membangun kesolidan semua pihak. “Jika masih ada pemerintah daerah lain yang lengah terhadap hal ini, kewajiban kita untuk mengingatkannya,” ujarnya.
Usai orasi dan deklarasi, para tokoh Payakumbuh membubuhkan tanda tangan pada sehelai kain berukuran 2x5 meter yang merupakan wujud petisi masyarakat dalam menolak semua tindakan pekat. Usai penandatanganan petisi, peserta melakukan longmarch menuju pusat Kota Payakumbuh.
Sumber: harianhaluan.com