RIDHMEDIA - Dibangun tahun 859 M, Universitas Al Qarawiyyin di Fez, Maroko, merupakan universitas tertua di dunia. Gelar univeritas tertua ini disematkan UNESCO dan Guinness World Record.
Wakil Rektor Universitas Al Qarawiyyin Prof. Dr. Mohammed Adieuane sedang berkunjung ke Indonesia. Ia datang bersama anggota Majalis Tinggi Ulama Maroko Prof. Dr. Mohammed Rougi yang juga pernah menjabat sebagai rektor universitas itu.
Alumni Maroko yang tergabung dalam Himpunan Alumni Maroko di Indonesia (HIMAMI) menyambut kehadiran kedua ulama dan cendekia ini hari Jumat lalu (29/11).
Menurut Sekjen HIMAMI, Husnul Amal, acara bertajuk “Jalsah Ilmiah wa Mahabbah" ini digelar di Ma'had Tahfidh Al Quran (MTA) Nurani di bilangan Jakarta Selatan bersama para undangan, dewan guru dan santri di bawah asuhan Dr. Ilyas Marwal yang juga merupakan ketua umum HIMAMI periode 2019-2022.
Dalam ceramah ilmiahnya, Wakil Rektor Universitas Al Qarawiyyin yang mahir empat bahasa dunia ini menggarisbawahi sentralitas akal, ilmu, iman, takwa dan akhlak untuk membangun peradaban Islam yang gemilang.
“Sementara Prof. Dr. Mohammed Rougi menekankan untuk selalu berpegang teguh pada Al Quran karena kemuliaan dan jatuhnya umat Islam ini disebabkan oleh seberapa dekat dan jauhnya mereka dari Al Quran,” ujarnya.
Kedua tokoh cendekiawan dan ulama Maroko ini berada di Indonesia dalam rangka membagi pengalaman pendidikan tinggi dan ilmu keislaman di Maroko bersama wakil rektor Al Azhar dan para pakar pendidikan tinggi agama Islam dari negara lainnya baik Timur Tengah atau pun Barat dalam forum yang diselenggarakan pada tanggal 25-26 November 2019 oleh Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) yang baru-baru ini didirikan oleh Presiden RI Joko Widodo.
Selain menghadiri forum pakar tersebut, dalam kunjungannya Prof. Dr. Mohammed Adieuane dan Prof. Dr. Mohammed Rougi mengadakan silaturahmi ke Ponpes Darul Mughni Al Maliki Bogor, Ponpes Attaqwa Bekasi serta menjadi pembicara utama dalam forum ilmiah Internasional yang diselenggarakan dalam rangka Dies Natalis Institut Tazkia Bogor dan STIE Ganesha Ciputat. [rm]
Wakil Rektor Universitas Al Qarawiyyin Prof. Dr. Mohammed Adieuane sedang berkunjung ke Indonesia. Ia datang bersama anggota Majalis Tinggi Ulama Maroko Prof. Dr. Mohammed Rougi yang juga pernah menjabat sebagai rektor universitas itu.
Alumni Maroko yang tergabung dalam Himpunan Alumni Maroko di Indonesia (HIMAMI) menyambut kehadiran kedua ulama dan cendekia ini hari Jumat lalu (29/11).
Menurut Sekjen HIMAMI, Husnul Amal, acara bertajuk “Jalsah Ilmiah wa Mahabbah" ini digelar di Ma'had Tahfidh Al Quran (MTA) Nurani di bilangan Jakarta Selatan bersama para undangan, dewan guru dan santri di bawah asuhan Dr. Ilyas Marwal yang juga merupakan ketua umum HIMAMI periode 2019-2022.
Dalam ceramah ilmiahnya, Wakil Rektor Universitas Al Qarawiyyin yang mahir empat bahasa dunia ini menggarisbawahi sentralitas akal, ilmu, iman, takwa dan akhlak untuk membangun peradaban Islam yang gemilang.
“Sementara Prof. Dr. Mohammed Rougi menekankan untuk selalu berpegang teguh pada Al Quran karena kemuliaan dan jatuhnya umat Islam ini disebabkan oleh seberapa dekat dan jauhnya mereka dari Al Quran,” ujarnya.
Kedua tokoh cendekiawan dan ulama Maroko ini berada di Indonesia dalam rangka membagi pengalaman pendidikan tinggi dan ilmu keislaman di Maroko bersama wakil rektor Al Azhar dan para pakar pendidikan tinggi agama Islam dari negara lainnya baik Timur Tengah atau pun Barat dalam forum yang diselenggarakan pada tanggal 25-26 November 2019 oleh Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) yang baru-baru ini didirikan oleh Presiden RI Joko Widodo.
Selain menghadiri forum pakar tersebut, dalam kunjungannya Prof. Dr. Mohammed Adieuane dan Prof. Dr. Mohammed Rougi mengadakan silaturahmi ke Ponpes Darul Mughni Al Maliki Bogor, Ponpes Attaqwa Bekasi serta menjadi pembicara utama dalam forum ilmiah Internasional yang diselenggarakan dalam rangka Dies Natalis Institut Tazkia Bogor dan STIE Ganesha Ciputat. [rm]