Ridhmedia - Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi, menilai ketegangan antara Iran dengan Amerika Serikat tidak akan berimbas ke Indonesia dari sisi keamanan.
Imbas ketegangan dua negara itu hanya terasa di kawasan Timur Tengah yang bersebelahan dengan Iran.
"Secara langsung enggak ada sih, kecuali negara-negara Timur Tengah yang berdekatan," kata Khairul saat dihubungi, Selasa (7/1).
Menurut Fahmi, Indonesia hanya akan dipusingkan untuk meredam politik domestik setelah muncul ketegangan AS-Iran.
Tidak sedikit pihak yang akan mendorong Indonesia berpihak ke salah satu kubu. Namun, Indonesia tidak mungkin berpihak ke salah satu kubu setelah keduanya terlibat ketegangan.
"Kalau bagi Indonesia pengaruhnya paling banter, ya, soal repotnya meredam kegaduhan saja. Meredam kegaduhan soal bagaimana pemerintah harus bersikap terhadap posisi Iran maupun AS," tutur dia singkat.
Ketegangan AS-Iran meruncing setelah terbunuhnya komandan Pasukan Quds, sayap Garda Revolusi Iran, Qasem Soleimani di Bandara Internasional Baghdad, Irak, pada Jumat (3/1).
AS disebut menjadi pihak yang bertanggung jawab atas tewasnya Soleimani. Sebab, terbunuh akibat serangan udara militer AS.
Presiden AS Donald Trump yang disebut memerintahkan serangan udara juga mengancam akan menyerang 52 sasaran di Iran, jika negara itu menyerang orang Amerika atau aset AS sebagai balasan atas kematian Soleimani. (*)