Ridhmedia - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengecam Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait pembunuhan pimpinan militer Iran Mayor Jenderal Qasem Soleimani di Baghdad, Irak, pada Jumat (3/1).
Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini mengatakan pihaknya mengecam Trump karena pembunuhan itu bertentangan dengan kemanusiaan dan melanggar prinsip-prinsip perdamaian dunia.
"Mengecam keras tindakan Pemerintah AS bersama militernya yang dengan sengaja menembakkan roket yang menyebabkan gugurnya Jenderal Qassem Soleimani," kata Helmy lewat keterangan tertulis, Selasa (7/1).
Helmy menegaskan Amerika Serikat harus berhenti membunuhi rakyat Timur Tengah. Amerika Serikat, kata dia, perlu bertindak secara rasional demi kepentingan perdamaian dunia.
Helmy juga meminta Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) untuk turun tangan. Menurutnya, PBB perlu memerintahkan AS menarik pasukan militer mereka di Timur Tengah, khususnya Iran.
Dia juga berpendapat pemerintah Indonesia perlu turun tangan di tengah kondisi Iran-AS yang sedang memanas.
"Mendorong pemerintah Indonesia untuk melakukan upaya-upaya bantuan penyelesaian konflik melalui PBB. Prinsip yang harus dipegang Indonesia harus objektif melihat persoalan ini," Helmy menyampaikan.
Di saat yang sama, PBNU meminta masyarakat Indonesia untuk tetap tenang. Helmy berharap warga Indonesia tidak terprovokasi hingga melakukan tindakan yang semakin memperkeruh suasana.
Sebelumnya, AS melancarkan serangan udara di Baghdad, Irak, Jumat (7/1) atas perintah Presiden Donald Trump. Menggunakan pesawat tanpa awak (drone), AS membunuh pimpinan militer Iran Mayor Jenderal Qasem Soleimani.
Selain Soleimani, wakil komandan milisi Syiah Irak (PMF), Abu Mahdi al-Muhandis, petinggi milisi Kataib Hizbullah, dan seorang petugas protokoler bandara Irak, Mohammed Reda juga turut meninggal dalam serangan itu.
Serangan ini terjadi dua hari setelah milisi Syiah Irak dan simpatisannya menyerbu kedutaan besar Amerika Serikat di Baghdad. Trump berdalih Soleimani merencanakan serangan besar terhadap warga AS di Timur Tengah, maka dari itu dia mencegahnya dengan menyerang terlebih dulu.(*)