Ridhmedia - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan serangkaian tinjauan ke titik-titik banjir di Jakarta pada Rabu (1/1) kemarin.
Mulai dari pintu air Manggarai, kawasan Cipinang-Melayu, Jalan Latuharhari, Jalan DI Panjaitan Cawang, Kemang Utara, dan Kampung Pulo ditinjau Anies.
Dia juga melakukan pemantauan langsung lewat udara bersama dengan Kepala BNPB Doni Monardo.
Untuk berkoordinasi dan memonitor langsung upaya penanggulangan banjir usai curah hujan tinggi di wilayah Jabodetabek,” ujarnya dalam akun Faceboo pribadinya, Kamis (2/1).
Anies turut memastikan seluruh jajaran Pemprov DKI Jakarta siap siaga, tanggap, dan galang, serta bertanggung jawab dalam upaya evakuasi maupun pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.
Fase pertama yang dilakukan adalah evakuasi, kemudian menyiapkan tempat penampungan sementara. Seluruh kantor dan sekolah di Pemprov DKI Jakarta disiapkan untuk menampung.
“Lebih dari 120 ribu petugas Pemprov DKI yang saat ini dikerahkan dan tersebar di seluruh wilayah Jakarta untuk membantu masyarakat,” tegasnya.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu turut memastikan jajaran Pemprov DKI Jakarta tidak libur. Semua turun ke lapangan dan mereka ditugaskan di tiap-tiap kelurahan untuk membantu.
“Jadi semua kawasan di daerah aliran sungai harus waspada,” sambungnya.
Selain evakuasi, Pemprov DKI Jakarta juga telah menyiapkan pos kesehatan, dapur umum, dan posko bantuan evakuasi. Obat-obatan, makanan siap saji, air minum, alas tidur-selimut, toilet umum, dan semua kebutuhan dasar lainnya khususnya untuk kelompok rentan (lansia, anak-anak, dan ibu hamil) berada dalam posisi siap.
Anies menegaskan bahwa dirinya dan jajaran Pemprov DKI Jakarta mengambil sikap bertanggung jawab atas masalah yang sekarang muncul.
“Kami respon cepat, kami bantu tangani, dan pada saat ini kami tidak mau menyalahkan siapapun dan apapun. Sekarang adalah saatnya untuk memastikan warga selamat, warga terlindungi, semua kebutuhan dasarnya tercukupi,” tegasnya.
“Kita terus evaluasi bersama dan berkolaborasi dengan seluruh pihak terkait seperti Kementerian PUPR, BNPB, maupun BMKG untuk mengantisipasi potensi puncak musim hujan yang diprediksi jatuh bulan Februari-Maret 2020 mendatang,” tutupnya. (Rmol)