Ridhmedia - Musibah banjir yang melanda Perumahan Mutiara Gading Timur, Bekasi, Jawa Barat, sejak Rabu (1/1/2020), berangsur surut pada Kamis (2/1/2020).
Tak lama setelah banjir surut, ratusan warga menyambangi tempat karaoke dan toko minuman keras (miras) yang bercokol di wilayah itu.
Mereka menggelar demonstrasi, menuntut agar tempat maksiat itu segera ditutup. Aksi unjuk rasa ini berlangsung sejak Kamis (2/1/2020) malam hingga Jumat (3/1/2020) dini hari.
Bertempat di Kompleks Ruko Palazzo, Mutiara Gading Timur, ratusan warga menyuarakan aspirasinya.
Mereka menolak keras peredaran miras di Toko Sarinah, tepatnya depan usaha karaoke di kompleks perumahan itu.
Penolakan masyarakat sudah terjadi selama beberapa pekan ini. Sementara, usaha tempat hiburan berkedok karaoke keluarga itu sudah berjalan sejak beberapa tahun silam.
Sebut saja Karaoke Pastel, yang usianya sudah cukup lama, lalu disusul oleh tempat-tempat usaha sejenis yang terus menjamur di lokasi itu.
Masyarakat setempat pun gerah lantaran tempat maksiat itu berada di dalam lingkungan perumahan, tepatnya Blok L Mutiara Gading Timur.
Sementara, keberadaan "bisnis sehat" di kawasan itu sebenarnya sudah ramai, mulai dari aneka kuliner, busana, hingga kedai kopi.
Tidak adanya ketegasan dari pihak terkait membuat usaha karaoke juga tumbuh bak jamur di musim hujan.
Warga yang tak sabar dengan kesemrawutan dan ingar-bingar malam yang ditimbulkan oleh tempat-tempat karaoke itu akhirnya meresponsnya dengan berdemonstrasi.
Begitu banjir yang melanda perumahan mereka surut, mereka langsung berkumpul sambil berorasi. Belasan anggota polisi yang tiba di lokasi aksi tak bisa berbuat banyak.
"Kami minta pak polisi memfasilitasi kami untuk bertemu dengan pemilik toko itu. Ini warga sudah berkumpul, Bapak pertemukan kami saja agar ada komitmen pemilik toko berhenti menjual miras," kata salah seorang warga yang berunjuk rasa, Tajuddin.
Namun, anggota polisi yang hadir di situ tak bisa berbuat banyak. Mereka berdalih bahwa masih harus berkoordinasi dengan atasan.
Seorang pria berpakaian preman sempat mendekati warga agar berhenti menggelar aksi. Namun, mereka tidak peduli. Mereka menolak segala bentuk kemaksiatan di wilayah mereka.
Penolakan terhadap tempat penjualan miras di kompleks pertokoan Mutiara Gading Timur sudah berlangsung sejak beberapa pekan lalu.
Usaha tempat hiburan malam yang diduga menyalahi izin tampak tidak lagi beroperasi. Namun, masih saja terdapat toko yang buka untuk menjual miras.
Berdasarkan pantauan di lokasi, toko tersebut juga tidak luput dari terjangan air bah. [mc]