Ridhmedia - Sejumlah topik berita di Jabar membetot perhatian pembaca detikcom, sejak pagi hingga petang, Kamis (2/1/2020). Mulai dari longsor di Kabupaten Tasikmalaya hingga maraknya calo administrasi kependudukan di Kabupaten Cianjur.
Berikut kumpulan beritanya:
Longsor di Tasikmalaya, Tiga Dusun Terisolir
Diguyur hujan deras, tanah longsor terjadi di Desa Mandalasari, Kecamatan Puspahiang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa barat, kamis (02/01/20). Jalan desa penghubung tiga dusun longsor sepanjang 20 meter dengan lebar 11 meter dan ketinggian empat meter.
Selain menyebabkan satu rumah ambruk, longsor juga memutus saluran air, jalan desa hingga sebabkan tiga dusun terisolir. Akses kesehatan dan juga ekonomi sebanyak 570 kepala keluarga terhambat.
"Longsor terjadi pukul 06.00 WIB. Kami turunkan anggota ke lokasi untuk bantu masyarakat. Saya sendiri ke lokasi bersama sama anggota," ujar AKBP Dony Eka Putra, Kapolres Tasikmalaya.
Longsor terjadi akibat hujan deras yang mengguyur sepanjang Rabu malam. Kontur tanah di pegunungan ditambah zona merah rawan longsor diduga jadi penyebabnya.
Petugas kepolisian, TNI, dan BPBD dibantu pihak kecamatan Puspahiang berupaya membuat jalan kecil yang bisa dilalui warga.
"Kita lagi upayakan buat jalur alternatif agar aktivitas masyarakat tetap berjalan. Kami juga turunkan satuan lalu lintas untuk berjaga di lokasi agar tidak ada pengendara yang celaka", tambah dony.
Meski tidak menimbulkan korban jiwa, namun kerugian materil ditaksir mmencapai jutaan rupiah.
Banjir Bandang Rusak 30 Rumah di Padalarang
Warga Kampung Pajagalan, Desa Cipeundeuy, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mulai bersih-bersih pascabanjir bandang luapan Sungai Cihaurgeulis.
Sebelumnya, warga harus berlari ke tempat aman pada malam pergantian tahun baru pada 31 Januari 2019 lalu. Pasalnya, ketinggian air mencapai 1,5 meter atau setinggi dada orang dewasa.
Dilaporkan 30 rumah rusak berat dalam peristiwa ini, sementara 60 jiwa masih bertahan di pengungsian. Sebanyak 240 jiwa lainnya memilih untuk tinggal di rumah kerabat.
"Rumah mertua saya hancur tergerus oleh debit air Cihaurgeulis yang tinggi, kebetulan memang rumahnya berada di kelokan sungai," ujar Adi (28) saat ditemui detikcom, Kamis (2/1/2020).
Pantauan detikcom, warga dibantu sejumlah relawan dari tim Tagana, Laskar Pembela Islam dan relawan lainnya membantu membersihkan material yang terseret banjir.
"Banjir kali ini paling parah, sebelumnya kalau banjir paling hanya di depan masjid saja, enggak pernah sampai ke belakang seperti ini," ucapnya.
Ketua RT 5 RW 2 Desa Cipeundeuy Dedi Supriadi mengatakan, saat ini bantuan sudah berdatangan. "Kami sambil menunggu bantuan yang permanen seperti pembuatan tanggul," katanya.
Lima Rumah Ludes Terbakar di Bandung
Sebanyak lima rumah hangus terbakar di kawasan Cicadas, Kota Bandung. Jumlah kerugian ditaksir mencapai Rp 1 miliar akibat insiden kebakaran tersebut.
Rumah dilalap kobaran api itu berlokasi di Jalan Asep Berlian, Gang Bunga 7, RT 04/15, Kelurahan Cicadas, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung. Kebakaran terjadi pada Kamis (2/1/2020) sekitar pukul 10.02 WIB.
Api pertama kali terlihat dari salah satu warung milik seorang warga. Saat itu warung atau rumah warga tersebut keadaan kosong.
"Warga mencoba melakukan penanganan awal menggunakan alat seadanya. Tapi tidak berhasil dipadamkan," kata Kabid Pemadaman, Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung A Kurnia melalui pesan singkat.
Calo di Disdukcapil Marak
Minimnya stok blangko e-KTP di Cianjur membuat antrean data siap cetak atau Print Ready Record (PRR) mencapai 36.136 data kependudukan. Kondisi ini membuat calo marak berkeliaran di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Cianjur.
Kepala Seksi Pengolahan dan Penyajian Data Kependudukan Disdukcapil Kabupaten Cianjur Aang Sumiarsa menjelaskan antrean data siap cetak sejak Juli 2019.
Dalam setiap permohonan penambahan blangko, Cianjur hanya mendapatkan kuota sebanyak 500-1000 keping blangko e-KTP.
"Di awal tahun sempat terjadi antrean pencetakan juga, tapi menjelang momentum pileg dan pilpres, stok ditambah sehingga antrean selesai. Tapi selesai momentum itu, stok kembali menipis sehingga antrean PRR kembali terjadi sampai sekarang," ujar Aang saat ditemui di Kantor Disdukcapil Cianjur di Jalan Raya Bandung, Kamis (2/1/2020). [dtk]