Ridhmedia - Ketua Umum Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) Slamet Maarif buka suara soal para pegiat media sosial pendukung Presiden Joko Widodo yang menyatakan sedang menyusun strategi untuk menjegal Anies Baswedan masuk bursa Pilpres 2024.
Slamet menyebut ada pihak yang panik dengan keberadaan Anies dan jajaran pendukungnya. Sebagai pendukung Anies, ia mengingatkan para pendukung kelompok lain untuk tak berbuat curang.
"Wah ada yang panik nih. Silakan saja asal tetap sesuai dengan konstitusi yang ada dan sportif jangan main curang," kata Slamet melalui pesan singkat seperti melansir CNNIndonesia.com, Selasa (7/1).
Kehadiran PA 212 juga tidak terlepas dari gelombang massa pada Pilkada DKI 2017 yang dimenangkan Anies-Sandi. Slamet menyampaikan pihaknya akan terus mengawal Anies, setidaknya hingga akhir masa jabatan.
Jika ada yang menjegal Anies, kata Slamet, PA 212 akan bertindak. Terlebih lagi jika mereka menggunakan cara-cara yang melanggar konstitusi.
"Jika mereka tidak sportif, curang, apalagi menginjak-injak konstitusi, kami pastikan barisan 212 akan ada di barisan terdepan untuk melawannya," tutur Slamet.
Sebelumnya, lewat sebuah video di media sosial, beberapa pegiat media sosial sedang membahas potensi pada Pilpres 2024.
Dalam video itu tampak aktivis perempuan Nong Darol Mahmada, Dosen UI Ade Armando, pegiat media sosial Eko Kuntadhi, Denny Siregar, Rudi S Kamri, dan pengacara Muannas Alaidid.
Rudi menyampaikan pendukung Jokowi harus merapatkan barisan untuk 2024. Sebab menurutnya pihak sebelah sudah lebih siap.
Kepada CNNIndonesia.com, Rudi mengakui Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merupakan sosok yang paling potensial pada Pilpres 2024. Sebab itu, Rudi mengajak para pendukung di barisan Jokowi bisa membangun sebuah sistem.
"Jadi artinya sistem yang kita buat, siapa dari kelompok ini [Jokowi] yang punya kemampuan untuk menggantikan Pak Jokowi nanti," ucapnya, Senin (6/1).[ljc]