DPRD Jakarta Minta Risma Jangan Omong Kosong, Berikan Data Warga DKI Pindah Karena Terjangkit Asma

Ridhmedia
19/01/20, 09:46 WIB
 Wakil Ketua Fraksi Gerinda DPRD DKI Jakarta meminta Walikota Surabaya Tri Rismaharini mem DPRD Jakarta Minta Risma Jangan Omong Kosong, Berikan Data Warga DKI Pindah Karena Terjangkit Asma


RIDHMEDIA - Wakil Ketua Fraksi Gerinda DPRD DKI Jakarta meminta Walikota Surabaya Tri Rismaharini membuktikan dengan data warga DKI pindah ke Surabaya dikarenakan terjangkit asma. Kata dia, Risma harus mampu mempertanggungjawabkan pernyataannya tersebut, bukan asal mengeklaim.

“Saya rasa nggak seperti itu, jadi Bu Risma juga jangan mengklaim seperti itu. Jadi harus mempertanggungjawabkan data-data yang dia peroleh. Bahwa banyak warga Jakarta pindah ke Surabaya karena asma, dia harus mampu mempertanggungjawabkan hal itu. Dia pindah ke Surabaya karena asma atau bukan. Yang kedua, pada saat dia pindah ke Surabaya, kemudian asamnya sembuh dia harus bisa mempertanggungjawabkan juga,” kata Wakil Ketua Fraksi Gerindra DKI, S Andyka, kepada wartawan, Jumat (17/1/2020) malam.

Pernyataan keras Andyka dikeluarkan tatkala walikota yang sedang naik daun ini mengeluarkan penyataan, kalau polusi udara di Jakarta sudah tidak sehat lagi. Kemudian, Risma membandingkannya dengan Kota Surabaya yang dipimpinnya.

Tidak terima dengan pernyataan Risma seperti itu, Andika pun mengatakan kalau masalah polusi Jakarta tidak bisa disamakan dengan Surabaya. Kata dia, luas wilayah Jakarta aja lebih besar dibandingkan Surabaya. Belum lagi, disini jutaan kendaraan yang lalu lalang setiap harinya. Jadi, tidak sepatutnya, Risma berkata seperti itu.

“Banyaknya itu cuma 1, 2, 3, 10, 100, 1.000, harus jelas. Saya rasa Bu Risma nggak usah melakukan komparasi. Terkait Surabaya dan DKI. DKI itu sangat heterogen. Beda dengan Surabaya. DKI jauh lebih luas dibanding Surabaya. DKI jauh lebih banyak kendaraan bermotor dua juta lebih dibanding Surabaya. Jadi jangan seolah-olah bahwa pengelolaan terkait masalah polusi, Surabaya jauh lebih baik, tidak bisa seperti itu,” ujar dia.

“Jadi jangan seolah-olah bahwa Jakarta dengan polusinya yang begitu parah, kemudian mau dipakai apple to apple, nggak boleh kaya begitu, jadi jangan apple to apple dong. Kita harus lihat kompleksitas permasalahan kemudian kita heterogen, sangat heterogen, jumlah kendaraan bermotor jauh lebih banyak, pelayanan kesehatan kita juga jauh lebih baik. Jadi bu Risma harus mampu memberikan data otentik, banyak berapa, 20 banyak, seratus ribu, data itu harus jelas,” sambung Andyka.

Jadi kata Andyka, Risma terlalu menganggap enteng untuk bisa membenahi permasalahan yang dialami Ibu Kota DKI Jakarta. Padahal tidak seperti itu, Di Jakarta masalah itu sangat kompleks. Berbeda dengan di Surabaya. Ia menegaskan, Risma harus bisa menahan syahwat politiknya dengan tidak mengurusi hal-hal yang diluar batas kewenangannya.

Sebelumnya, dalam gelaran acara Indonesia Millenial Summit, di The Tibrata, Jakarta yang diselenggarakan pada hari Jumat, 17 Januari 2020, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyebut banyak warga Jakara pindah ke Surabaya karena terjangkit penyakit asma akibat kualitas udara Jakarta yang buruk.

“Banyak warga Jakarta pindah ke Surabaya karena anaknya asma. Begitu ke Surabaya mereka enggak sakit lagi,” kata Risma saat jadi pembicara di forum Indonesia Millenial Summit 2020 di Gedung Tribrata, Jalana Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Jumat (17/1).

Selain itu, Risma membandingkannya dengan  kualitas udara Surabaya. Risma mengklaim setiap tahunnya kualitas di daerah yang dipimpinnya itu terbilang membaik. Padahal warga Surabaya saat ini disebutnya gemar membeli mobil.

Untuk menjaga kulitas polusi udara agar tetap baik. Kemudian Risma mengakalinya dengan menanam pohon-pohon di tengah kota.[pit]

Sumber: indopolitika.com
Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+