Ridhmedia - Zuraida Hanum dan dua eksekutor Jefri Pratama dan Reza Fahlevi menjalani rekonstruksi pembunuhan hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan Jamaluddin di tiga lokasi. Ada 77 adegan yang diperagakan para tersangka hingga terungkap fakta-fakta baru.
Rekonstruksi kedua digelar pada Kamis 16 Januari 2020. Ada tiga lokasi rekonstruksi yakni pertama rekonstruksi proses penjemputan eksekutor di Graha Johor atau Pasar Johor. Kedua rekonstruksi eksekusi hakim Jamaluddin di rumahnya dan terakhir rekonstruksi pembuangan jasad hakim Jamaluddin ke kawasan Kutalimbaru, Deli Serdang.
Warga pun berduyun-duyun ingin menonton proses reka ulang tersebut.
Berikut fakta-fakta baru pembunuhan hakim Jamaluddin:
77 Adegan
Zuraida Hanum serta dua eksekutor Jefri Pratama dan Reza Fahlevi menjalani rekonstruksi di 3 lokasi hari ini. Martuani menyebut ada 77 adegan dalam rekonstruksi.
Jadi jumlah adegan di rumah ini 54. Dan nanti juga dilengkapi dengan pembuangan jasad korban. Jadi 77 adegan," kata Kapolda Sumut Irjen Martuani Sormin di Perumahan Royal Monaco, Jl Eka Surya, Medan Johor, Medan, Kamis (16/1/2020).
Perumahan Royal Johor merupakan tempat tinggal hakim Jamaluddin bersama keluarganya. Di lokasi ini Jamaluddin dihabisi.
Persiapan Eksekusi Jamaluddin
Jefri Pratama dan Reza Fahlevi, eksekutor pembunuhan hakim PN Medan Jamaluddin menyiapkan diri sebelum eksekusi di dalam mobil istri Jamaluddin, Zuraida Hanum. Di mobil, dua eksekutor memakai sarung tangan dan masker.
Reka adegan jelang pembunuhan hakim Jamaluddin ini dilakukan di Graha Johor, Medan Johor, Kamis (16/1/2020). Di lokasi ini, Reza dan Jefri dijemput Zuraida Hanum untuk menuju rumah Jamaluddin. Pantauan detikcom di lokasi, dua eksekutor pembunuhan hakim Jamaluddin menggunakan jaket, sarung tangan dan masker.
Reza Fahlevi tampak memakai celana jins, kaos dan jaket warna hitam. Kedua eksekutor ini berada di kursi belakang mobil sedan yang dikendarai Zuraida Hanum. Dari lokasi ini, ketiganya menuju rumah Jamaluddin untuk melakukan eksekusi pembunuhan.
Otak pembunuhan hakim PN Medan Jamaluddin, Zuraida Hanum menyerahkan duit Rp 2 juta untuk dua eksekutor Jefri Pratama dan Reza Fahlevi. Duit ini juga dipakai untuk membeli handphone sekali pakai. Handphone yang dibeli eksekutor langsung dibuang saat mayat hakim Jamaluddin ditinggalkan dalam mobil di Deli Serdang.
Skenario Sakit Jantung
Zuraida menyusun skenario pembunuhan hakim Jamaluddin. Dia awalnya menskenariokan suaminya mengalami serangan jantung.
"Skenario pertama adalah korban diskenariokan mati karena mengalami serangan jantung. Makanya mereka tidak menggunakan benda kekerasan, tapi hanya menggunakan bantal dan bed cover," ujar Martuani.
Skenario itu gagal karena ada luka lebam di muka hakim Jamaluddin setelah tewas dibekap bantal dan bed cover.
Zuraida Gelisah
Zuraida Hanum sempat gelisah setelah membunuh hakim PN Medan Jamaluddin bersama dua eksekutor Jefri Pratama dan Reza Fahlevi. Zuraida khawatir skenario kematian hakim Jamaluddin terbongkar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapolda Sumut Irjen Martuani Sormin mengatakan, Zuraida Hanum, otak pembunuhan Jamaluddin, merencanakan skenario sakit jantung untuk kematian suaminya tersebut. Namun kondisi wajah Jamaluddin yang memerah setelah dibekap bed cover oleh eksekutor, membuat Zuraida Hanum berganti skenario.
"Skenario pertama adalah korban diskenariokan mati karena mengalami serangan jantung. Namun, setelah meninggal, wajah korban ada lebam warna biru dan merah. Itu tanda kekerasan. Maka istri korban langsung mengatakan 'kalau seperti ini akan membahayakan saya, polisi akan menetapkan saya tersangka'," kata Irjen Martuani kepada wartawan di lokasi rekonstruksi pembunuhan hakim Jamaluddin di perumahan Royal Monaco, Medan Johor, Medan, Kamis (16/1/2020).
Berdebat dan Ganti Skenario
Setelah skenario sakit jantung gagal, Zuraida menyiapkan skenario kedua. Sempat terjadi perdebatan antara Zuraida dan dua eksekutor soal menutupi kematian Jamaluddin. Akhirnya mereka sepakat untuk membuat skenario Jamaluddin tewas akibat kecelakaan dalam perjalanan ke kantor.
"Di sinilah para tersangka ada perdebatan sehingga diputuskan membuang jasad korban pukul 04.00 WIB, menjelang terang. Kenapa diputuskan di Desa Kutalimbaru, karena tak ada tempat lagi, sudah berkejaran dengan waktu, hari sudah mau terang. Orang sudah mulai keluar rumah, maka diputuskan tempat yang paling dekat, perkebunan itu. Dan mereka cek mobil bisa dimasukkan ke dalam jurang, seolah-olah laka lantas," ujar Martuani.
Pasangkan Baju Olahraga
Zuraida dan dua eksekutor akhirnya sepakat membuat skenario Jamaluddin tewas akibat kecelakaan dalam perjalanan ke kantor.
Di poin ini, Zuraida pun memikirkan pakaian terakhir untuk Jamaluddin.
"Nah kedua, ada yang menarik. Bahwa pertama ingin dipakaikan baju batik, tapi istrinya ingat, hari jumat adalah olahraga. Maka dipasangkan baju training. Sangat direncanakan dengan matang, khususnya serangan jantung," ujar Martuani.
Makan Malam Terakhir
Sebelum mengeksekusi hakim PN Medan, Jamaluddin, Zuraida Hanum menemani korban santap malam di dapur rumah. Korban dan Zuraida juga berbincang santai.
Dalam rekonstruksi kasus pembunuhan hakim Jamaluddin, penyidik kepolisian membacakan narasi sesuai berita acara pemeriksaan (BAP). Polisi membacakan BAP mengenai urutan waktu kejadian.
Pada pukul 20.30 WIB, Kamis, 28 November 2019, Jamaluddin makan malam bersama Zuraida di lantai 1 rumah. Seusai makan malam, korban dan Zuraida berbincang di sofa. Kemudian datang tamu berkunjung hingga mengobrol di sofa ruang tamu.
"Iya. Seperti yang dibacakan itu," kata Zuraida saat rekonstruksi di rumahnya di Jalan Aswad, Perumahan Royal Monaco, Medan Johor, Kamis (16/1/2020).
Jamaluddin Dibekap Bed Cover
Pembunuhan itu terjadi pada Jumat (28/11/2019) dini hari. Saat itu hakim Jamaluddin tengah tidur di salah satu ruangan di lantai 2 bersama anaknya.
Zuraida bersama dua eksekutor lalu masuk ke kamar. Jefri dan Reza pun mengeksekusi hakim Jamaluddin. Mereka membekap hakim Jamaluddin menggunakan bed cover dan bantal. Jefri menindih dan memegang tangan Jamaluddin, sementara Reza membekap muka hakim.
Jamaluddin pun sudah tak bergerak. Namun Jefri tetap ada di badan Jamaluddin dan memastikan kematiannya. Reza ikut memastikan Jamaluddin sudah tak bernyawa dengan meraba-raba dada untuk mencari detak jantung.
"Saya masih di atas badan korban sambil pegang tangan Jamaluddin. Untuk melihat apa sudah meninggal atau belum. Saya cek di bagian perutnya dengan diangkat bajunya," kata Jefri.
Zuraida sempat menoleh ke arah Jamaluddin dieksekusi.
Zuraida Tenangkan Anak yang Tidur
Jamaluddin merenggang nyawa di samping anaknya yang tidur bersamanya. Saat eksekusi berlangsung, Zuraida menepuk-nepuk punggung anaknya agar buah hatinya tidak terjaga,
Setelah Jamaluddin dipastikan tewas, Zuraida memindahkan anak yang tidur di samping Jamaluddin ke kamar yang lain. Sementara dua eksekutor kembali ke lantai 3 rumah Jamaluddin.
Buang Jasad Jamaluddin ke Jurang
Setelah itu, mereka kembali ke lantai 2, kamar Jamaluddin dieksekusi. Mereka memakaikan Jamaluddin baju training. Mereka hendak membuat seolah-olah Jamaluddin mengalami kecelakaan saat hendak menuju kantor.
Kemudian, JP dan R membawa jenazah Jamaluddin ke Dusun II Namo Rindang, Desa Suka Dame, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, dengan mengendarai mobil Toyota Land Cruiser Prado bernomor polisi BK-77-HD warna hitam. Di sana, para pelaku meninggalkan Jamaluddin di dalam mobil tersebut di sebuah jurang. Korban ditinggalkan dengan kondisi terbaring di posisi bangku belakang.
Zuraida Tidur Sekasur dengan Jasad Jamaluddin
Usai pembunuhan hakim PN Medan Jamaluddin, Zuraida Hanum sempat tidur bersama jasad korban di kasur. Hakim Jamaluddin lantas dibuang ke Kutalimbaru, Deli Serdang, dengan skenario kecelakaan.
Dalam rekonstruksi di rumah hakim Jamaluddin, perumahan Royal Monaco, Jl Eka Surya, Medan Johor, Medan, Zuraida mendengarkan narasi dari berita acara pemeriksaan (BAP) yang dibacakan polisi. Salah satunya reka adegan Zuraida Hanum tidur di samping Jamaluddin yang sudah tewas dalam satu kasur bersama anak Jamaluddin.
Zuraida Hanum kemudian bangun sekitar pukul 03.00 WIB, Jumat (29/11/2019). Zuraida lebih dulu memindahkan anaknya ke kamar lain lalu membawa jasad Jamaluddin untuk dibuang ke Deli Serdang.(dtk)