Ridhmedia - Pemerintah Indonesia telah melayangkan protes keras terhadap China terkait keberadaan kapal asing di laut Natuna. Presiden Joko Widodo atau Jokowi juga telah mengeluarkan pernyataan tegas, bahwa tidak ada kompromi soal kedaulatan Indonesia.
TNI Angkatan Laut yang disiagakan di perairan Natuna masih terus melakukan upaya komunikasi dengan kapal Coast Guard China di perairan Natuna Utara. Komunikasi dilakukan TNI AL agar Coast Guard China meninggalkan wilayah perairan yang masuk dalam Provinsi Kepulauan Riau tersebut.
Pasukan TNI AL kemudian telah mengusir rombongan kapal China di laut Natuna, yang terdiri dari kapal nelayan dan kapal penjaga pantai. Mereka dinyatakan telah masuk terlalu jauh ke dalam wilayah perairan Indonesia. Sebelumnya, kapal-kapal itu tidak mau pergi walau sudah diberi peringatan.
Pengusiran dilakukan dengan menggunakan salah satu kapal perang milik TNI, yaitu KRI Tjiptadi- 381. Kapal perang ini pula yang digunakan TNI AL pada April 2019 saat berkonflik dengan kapal penjaga pantai Vietnam di laut Natuna.
KRI Tjiptadi-381 merupakan kapal perang Indonesia dari jenis korvet. Kapal ini termasuk kapal korvet kelas Parchim. Kapal ini dibeli dari Jeerman pada 1993. KRI ini didesain untuk perang anti kapal selam di perairan dangkal atau pantai.
Dinamai Tjiptadi, mengambil nama seorang kapten TNI-AL yang gugur bersama Komodor Yos Sudarso pada Pertempuran Laut Aru di RI Matjan Tutul pada tanggal 15 Januari 1962.
Mengenai persenjataan, KRI Tjiptadi-381 dilengkapi dengan empat tabung peluncur torpedo 15.7 inci. Untuk pertahanan udaranya, kapal ini dibekali dua peluncur rudal SA-N-5, rudal darat ke udara untuk pertahanan udara jarak-dekat terhadap pesawat dan kapal.
Bagian deck kapal, KRI ini dipersenjatai meriam kembar 57mm/70 caliber DP. Kapal ini juga dilengkapi dengan satu senapan 30 mm kembar serbaguna.
Sementara untuk mendeteksi musuh, KRI Tjiptadi-381 memiliki radar MR-302/Strut Curve yang bisa digunakan untuk pencarian sasaran di permukaan dan di udara. Radar ini dipadukan dengan sistem kontrol tembakan MR-123 Vympel/Muff Cob.
Kedua alat itu bekerja secara bersamaan dalam memindai area di udara maupun di permukaan. Kapal anti-kapal selam (ASW) ini juga dilengkapi dengan sonar aktif berfrekuensi sederhana di badan kapal dari jenis MG-322T.
KRI Tjiptadi-381 juga memiliki alat bernama PK-16 decol RL yang bisa diluncurkan dalam mode ganggu (distraction) atau menarik (seduction) untuk mengelabui rudal musuh. Selain itu ia juga mempunyai sistem pemantau Watch Dog intercept.
Sedangkan untuk kemamuan manuver, KRI ini mempunyai tiga mesin disel yang dihubungkan dengan tiga gandar bagi menghasilkan tenaga sebesar 14,250 bhp, dengan kecepatan beroperasi 24 nm. [rml]