Ridhmedia - Penangkapan Komisioner Komisi Pemilihan Umun (KPU) Wahyu Setiawan (WS) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena dugaan kasus suap langsung menghebohkan publik.
Terlebih lagi, Wahyu diciduk bersama Saeful Bahri yang disebut sebagai orang kepercayaan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP, Hasto Kristiyanto.
Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI) Ade Reza Hariyadi mengatakan, sepanjang KPK mampu mengkonstruksi peristiwa hukumnya disertai dengan bukti yang kuat, lembaga yang dipimpin Firli Bahuri ini tidak perlu gentar meski kasusnya melibatkan kader dari partai yang berkuasa.
"Dukungan publik akan kuat karena sudah muak dengan perilaku koruptif. Apalagi jika KPK cukup progresif untuk mengembangkan kasusnya, termasuk membuktikan adanya mastermind dalam kasus WS," ungkapnya saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (10/1).
Sementara itu, menurut Ade, bagi PDIP kasus ini merupakan ironi. Karena dalam sejumlah momen konsolidasi nasional yang diselenggarakan PDIP justru diwarnai dengan aksi penangkapan kadernya oleh KPK.
"Tentu dapat mengganggu konsolidasi dan citra partai," jelas Ade.
Selain Wahyu dan Saeful, dalam OTT kali ini KPK juga mengamankan Agustiani Tio Fridelina, mantan anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, yang juga orang kepercayaan Wahyu.
Serta Harun Masiku, calon anggota DPR RI 2019-2024 dari PDIP dapil Sumatera Selatan I. [rml]