Ridhmedia - Setelah bertahun-tahun menjadi karyawan di warung bakso, netizen ini menemukan hal yang tidak beres. Ia mendapati warung itu memakai penglaris berupa celana dalam.
Melalui situs tanya jawab Quora, seorang netizen yang tidak ingin diketahui namanya (anonim) mengaku sebuah dosa besar ketika ditanya oleh anonim lainnya. Dosa besar itu adalah ketika dirinya mulai bekerja sebagai karyawan di sebuah warung bakso.
Warung bakso itu sangat sederhana, hanya berupa gerobak dan beberapa meja makan yang mangkal di pinggir jalan yang ada di sebuah kawasan di Surabaya, Jawa Timur. Anonim tersebut menceritakan kisahnya bermula ketika ia dibawa oleh sepupunya untuk bekerja di warung bakso tersebut. Padahal ia berasal dari Gresik, Jawa Timur.
Warung bakso merupakan milik sepasang suami istri yang dikenal selalu ramai. Dalam sehari saja, warung bakso itu mampu menghabiskan sekitar 400 mangkuk. Karenanya pemilik warung bakso dibantu oleh 8 orang karyawan.
Namun, anehnya karyawan sebanyak itu tidak pernah diizinkan untuk memasak kuah bakso dan menuangkan kuah bakso ke dalam mangkuk. Para karyawan hanya boleh melalukan pekerjaan seperti berbelanja ke pasar, membuat bakso, mengantarkan pesanan, dan bersih-bersih.
Bahkan mereka juga tidak diizinkan untuk membuka kuali tempat memasak kuah bakso atau tutup panci kuah yang ada di gerobak bakso.
"Jangankan membuka, melihat saja kami akan diomeli habis-habisan," tulisnya.
Hal tersebut membuat para karyawan bertanya-tanya soal pelarangan yang dianggap tak wajar. Awalnya mereka berpikir bahwa sang pemilik warung bakso takut resep rahasianya terbongkar. Namun, anggapan itu terpatahkan setelah seorang anonim tadi mencoba membuat tutup panci dan menuangkan kuah untuk pesanan pembeli.
"Tapi pada 4 hari setelah lebaran tahun 2018, kami baru buka warung bakso kembali. Sekitar pukul 2 siang warung sedang ramai-ramainya. Saat asyik berjualan, si ibu pemilik warung tiba-tiba dapat telepon dari keluarganya, lalu dia bergegas ke belakang untuk menjawab telepon," tulisnya.
Ibu pemilik warung bakso menerima telepon dengan waktu yang lama. Hal tersebut membuat pelanggan banyak yang menunggu. Sementara dirinya tidak diperbolehkan menuangkan kuah. Bapak pemilik warung bakso pun tak terlihat ada di warung.
Anonim tersebut akhirnya berinisiatif untuk menuangkan kuah yang mangkuk bakso dan mie ayam yang sudah ada diisi sebelumnya. Supaya tak salah, bahkan anonim mengikuti langkah pemilik warung untuk mengaduk-aduk kuah sebelum dituang.
Hal tak terduga terjadi ketika anonim itu mulai mengangkat kuah dari dalam panci. Saat mengangkat kuah ia merasakan sesuatu yang berat.
"Awalnya saya kira itu tulang sapi untuk kaldunya. Setelah saya angkat tapi tidak sampai keluar kuali ternyata adalah pakaian dalam berwarna hitam,"
Karena terkaget, ia pun lantas menjatuhkan kembali celana dalam tersebut ke dalam kuali. Sejak saat itu ia berpikir bahwa celana dalam berwarna hitam tersebut merupakan penglaris atau pesugihan yang dilakukan si pemilik warung bakso.
Anonim itu hanya menceritakan apa yang ia lihat kepada sepupunya saja yang juga bekerja di tempat yang sama. Kisah yang dibagikan oleh anonim itu kemudian menjadi viral karena banyak diunggah ulang oleh akun-akun di instagram. Salah satunya akun bernama @dramatwitter.id
"Untung gue kalau beli bakso gue liatin panci abang nya sampe ke inti terdalam nya," tulisnya dalam keterangan foto.
Unggahan tersebut juga ditanggapi oleh netizen. Ternyata hal tersebut sudah tak asing lagi bagi para netizen. Menurut mereka banyak yang melakukan hal serupa agar dagangan menjadi laris.
"Memang banyak si yang kayak gitu gua udah tau dari lama kalau banyak tukang bakso pakai celana dalam buat penglaris nya (tapi gak semua )," tulis komentar netizen @reginaputtriii.
"Di desa aku juga ada, emang dulu sebelum ketauan rame banget yang dateng kebanyakan mobil, soal nya dia kan kaki lima jual di pinggir lapangan deket jalan. Terus setelah ketauan ada itu syempak di kuahnya sekarang jadi sepi poll. Emang waktu itu enak banget bakso nyaaaaa gara-gara si syempak itu," tulis netizen lain @natasya.dy. [dtk]