Ridhmedia - Puluhan rumah di Kampung Dangdeur RT 3/ 8, Desa Rende, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengalami retak-retak. Diduga, penyebabnya adalah aktivitas pembangunan pembangunan terowongan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang menggunakan peledak.
Tak hanya itu, tidak jauh dari pemukiman warga, terjadi tanah amblas dengan diameter dan kedalaman mencapai belasan meter.
Salah seorang warga, Sopian (47) mengatakan, retak-retak di dinding rumahnya mulai terjadi ketika ada pengerjaan proyek kereta cepat. Sehingga dirinya beserta warga lainnya menduga retaknya dinding rumah mereka disebabkan adanya aktivitas dari proyek bernilai puluhan triliun tersebut.
“Dulu itu nggak begini (retak-retak). Tapi waktu ada proyek kereta cepat, rumah kami jadi retak-retak. Hampir semua di RT sini, ada sekitar 40 rumah,” ucap Sopian di rumahnya, Selasa (7/1) dikutip Kantor Berita RMOLJabar.
Di rumahnya, Sopian memaparkan, hampir di semua bagian mengalami kerusakan. Mulai dari dinding ruang tamu, kamar mandi, serta dapur rumahnya. Akibatnya, dia dan warga lainnya merasa cemas, khawatir jika sewaktu-waktu rumah mereka roboh.
“Memang setiap kali ada peledakan, biasanya itu ada petugas yang datang mengecek. Tapi retak ini tidak langsung ada. Dua sampai tiga bulan setelah itu baru seperti ini (retak-retak),” terangnya.
Kendati cemas rumahnya roboh, dia mengakui, dirinya bersama warga lainnya tidak memiliki kemampuan untuk merenovasi rumahnya. Sehingga, warga di Kampung Dangdeur menunggu itikad baik dari pelaksana proyek KCJB.
“Nggak tahu kapan ini diperbaiki, tapi bagian yang retak sudah diukur lebarnya oleh petugas. Ada yang sampai 4 sentimeter seperti di kamar mandi dan ruang tamu. Rumah sebelah yang diisi mertua saya juga mengalami hal yang sama, tapi tak separah di rumah saya,” bebernya.
Ditambahkan Sopian, beberapa hari ini warga semakin dibuat resah dengan adanya pengerjaan terowongan yang tidak jauh dari pemukiman warga. Sebab, ketika masih dalam tahap pengerjaan, tanah di areal tersebut amblas sehingga menganga dengan diameter 15 meter serta kedalaman mencapai 15 meter.
Amblasnya tanah tersebut, disinyalir karena tidak kuat menahan debit air ketika hujan lebat beberapa waktu lalu. Meski lubang besar sudah ditutup kembali sejak empat hari lalu serta diberi garis pembatas, namun warga tetap khawatir amblasnya tanah bisa merambat ke pemukiman warga.
“Jadi lubang akibat amblas itu rencananya akan dibangun terowongan kereta cepat sepanjang 1 kilometer, tapi keburu amblas pas tahun baru kemarin (31/12), sehingga ditutup lagi,” pungkasnya. [rmo]