Saudi Danai Rencana ‘Negara Baru Palestina’ Buatan AS dan Israel

Ridhmedia
30/01/20, 18:17 WIB


RIDHMEDIA - Arab Saudi bersama sejumlah Negara Teluk lainnya telah berjanji untuk mendanai “Kesepakatan Abad Ini”, sebuah proposal buatan Presiden AS Donald Trump, kutip Arabi21.com.

Koran Maariv yang berbahasa Ibrani, mengatakan, kesepakatan itu mencakup aspek ekonomi yang bernilai 50 miliar Dolar AS. Uang ini akan digunakan untuk pengembangan proyek ekonomi di Jalur Gaza, Tepi Barat, Jordania, Libanon dan Mesir. Surat kabar itu menambahkan bahwa Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya telah berjanji untuk membayar semua biaya-biaya ini.

‘Negara Palestina Baru’ tak Dikehendaki

Proposal Deal of The Century (Kesepakan Abad Ini) adalah sebuah proposal yang dirancang Donald Trump dan menantunya Jared Kusher bersama Israel untuk membuat sebuah ‘Negara Palestina Baru’ yang hanya mengunguntungkan penjajah Israel.

Ketentuan dalam proposal ini adalah; Israel akan mencaplok blok-blok pemukiman di Lembah Yordan  yang berdekatan di Tepi Barat dan Gaza lebih dari dua kali ukuran wilayah yang sekarang dikelola oleh Otoritas Palestina (OP).

‘Negara Palestina Baru’ tidak membagi Ibu Kota Jerusalem (Baitul Maqdis) namun akan dikelola bersama, dibawa kontrol Israel .

Orang-orang Palestina yang tinggal di Jerusalem akan menjadi warga negara negara Palestina tetapi Israel akan tetap bertanggung jawab atas kotamadya dan karena itu tanahnya. ‘Negara Palestina baru’ akan membayar pajak kepada pemerintah kota Israel.

‘Negara Palestina Baru’ buatan  AS dan Israel itu, dibolehkan diperbolehkan menentukan pemimpin sendiri dan memiliki polisi, tapi tidak boleh memiliki tentara nasional. Selain itu, semua senjata kelompok perlawanan harus diserahkan Israel.

Gagasan tidak baru Amerika dan Israel yang tidak mencerminkan keinginan rakyat Palestina dinilai banyak pihak hanya sebuah kolonialisasi gaya baru, melanggengkan penjajahan Israel atas Palestina.

Sebelumnya, Arab Saudi dan UEA telah mengumumkan dukungan mereka untuk kesepakatan itu, yang telah ditolak oleh semua warga Palestina, termasuk faksi utama Palestina Hamas dan Fatah, kutip Middle East Monitor (MEMO).

Sementara Negara-negara Arab mengumumkan dukungan mereka mendukung Donald Trump,  Turki dan beberapa Negara lain menggambarkan proposal AS dan Israel ini sebagai “rencana aneksasi yang bertujuan merebut tanah Palestina dan membunuh solusi dua negara.”

“Ini adalah rencana aneksasi yang bertujuan merebut tanah Palestina dan membunuh solusi dua negara,” menekankan rakyat Palestina dan tanah tidak dapat dibeli, pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki dikutip Anadolu Agency.

Kementerian itu juga menekankan,  bahwa Jerusalem adalah sebuah garis merah, dengan menambahkan: “Kami akan selalu mendukung persaudaraan rakyat Palestina. Kami akan terus bekerja untuk Palestina yang merdeka di dalam tanah Palestina.

Pernyataan itu menyimpulkan bahwa Turki tidak akan mendukung rencana apapun tanpa kebijakan yang mengakhiri pendudukan di wilayah Palestina.

Penjajahan Baru

‘Kesepakan Abad Ini’ adalah sebuah proposal yang dirancang Donald Trump dan menantunya Jared Kusher bersama Israel untuk membuat sebuah ‘Negara Palestina Baru’ dengan ketentuan; Israel akan mencaplok blok-blok pemukiman di Lembah Yordan  yang berdekatan di Tepi Barat dan Gaza lebih dari dua kali ukuran wilayah yang sekarang dikelola oleh Otoritas Palestina (OP).

‘Negara Palestina Baru’ tidak membagi Ibu Kota Jerusalem (Baitul Maqdis) namun akan dikelola bersama, dibawa kontrol Israel .

Orang-orang Palestina yang tinggal di Jerusalem akan menjadi warga negara negara Palestina tetapi Israel akan tetap bertanggung jawab atas kotamadya dan karena itu tanahnya. ‘Negara Palestina baru’ akan membayar pajak kepada pemerintah kota Israel.

‘Negara Palestina Baru’ buatan  AS dan Israel itu, dibolehkan diperbolehkan menentukan pemimpin sendiri dan memiliki polisi, tapi tidak boleh memiliki tentara nasional. Selain itu, semua senjata kelompok perlawanan harus diserahkan Israel.

Gagasan Amerika dan Israel ini tidak mencerminkan keinginan rakyat Palestina dan dinilai banyak pihak hanya sebuah kolonialisasi gaya baru, melanggengkan penjajahan Israel atas Palestina.

Presiden Otoritas Palestina (OP) Mahmoud Abbas menekankan bahwa tidak mungkin menerima negara Palestina tanpa Baitul Maqdis.

Abbas memperingatkan bahwa Palestina akan melawan rencana perdamaian yang diungkapkan oleh Amerika Serikat dengan seluruh tenaga dan kerja keras untuk menggagalkannya.

“Sebuah negara Palestina tidak dapat diterima tanpa kota Jerusalem. Jerusalem tidak untuk dijual,” kata Abbas dalam pertemuan kepemimpinan Palestina di Ramallah, Tepi Barat, untuk menanggapi pidato Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

“Setelah kami mendengar omong kosong ini dari Trump, kami katakan ‘tidak’ seribu kali pada kesepakatan abad ini,” ujar Abbas.

“Kami tidak akan berlutut dan menyerah. Konspirasi dan apa yang disebut rencana perdamaian akan gagal dan menghilang. Mereka tidak akan menciptakan hak-hak baru dan itu tidak akan mengikat,” tegas dia. (CK)

Di bawah ini sikap dunia terhadap ‘Kesepakatan Abad Ini’;

Mendukung AS/Israel

Inggris
Israel
Mesir
UEA
Arab Saudi

Menolak

Turki
Palestina
Yordania
Iran
Yaman

Agnostik

UE
Jerman
Prancis
Qatar

(*)
Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+