Ridhmedia - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri disebut langsung mendapat laporan soal operasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di kantor DPP PDIP di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat.
Dikutip dari Majalah Tempo edisi 11 Januari 2020, Jejak Hasto dan Puyer Kupu-kupu, Megawati menerima informasi tersebut tak lama setelah rencana penggeledahan ruangan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto pada Kamis, 9 Januari 2020 itu gagal.
Megawati diduga menerima kabar tersebut dari Ketua DPR Puan Maharani. Pagi itu, Puan sebenarnya hendak pergi ke Senayan dari rumah dinasnya di Jalan Denpasar. Namun, ia berbalik arah menuju rumah Mega di Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. Setelah itu, Megawati mengumpulkan beberapa pejabat teras partai.
Ketua DPP PDIP Bambang Wuryanto tak menampik kabar bahwa Megawati mengumpulkan sejumlah kader di Teuku Umar pada Kamis, 9 Januari 2020. "Saya tidak termasuk yang dikumpulkan," kata Bambang di Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat pada Jumat, 10 Januari 2020.
Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey juga mengaku tak ikut dalam pertemuan di Teuku Umar. "Saya baru mendarat tadi pagi," kata Olly pada Jumat, 10 Januari 2020.
Rencana penggeledahan ruangan Hasto itu terkait dengan dugaan suap terhadap mantan komisioner Komisi Pemilihan Umum Wahyu Setiawan oleh calon legislator PDIP, Harun Masiku. Duit suap diduga terkait dengan penggantian antarwaktu (PAW) anggota DPR PDIP, Riezky Aprilia oleh Harun. Penyidik KPK menduga Hasto terlibat.
Hasto Kristiyanto membantah Megawati mengumpulkan kader setelah santer operasi tangkap tangan KPK yang menyeret PDIP, termasuk dirinya. Menurut Hasto, Megawati menugasi dirinya memimpin rapat persiapan Rakernas di Jiexpo Kemayoran.
Namun dia mengakui kemungkinan adanya pertemuan di rumah Megawati. "Kalau terima tamu, ya namanya beliau presiden kelima," kata Hasto.
Pada Kamis itu, Hasto juga sempat "raib" dari pagi hingga sore. Hari itu dia sedianya dijadwalkan menggelar konferensi pers terkait Rakernas I PDIP pada pukul 12.30 WIB. Hasto baru muncul di Jiexpo pada pukul 17.00 WIB dengan wajah sumringah. Dia datang sembari memegangi perutnya.
Hasto mengatakan rumahnya kebanjiran sehingga dua mobilnya ikut terendam. Akibat banjir itu dia juga mengaku diare, tetapi sembuh setelah minum obat tradisional. "Dengan puyer Cap Kupu-kupu ternyata sangat ampuh," kata Hasto.
Rabu malam sebelumnya, Hasto diduga berada di kampus Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) di Jalan Tirtayasa, Jakarta Selatan. Selain Hasto, Harun Masiku juga ditengarai berada di sana.
Tim KPK mengawasi Hasto dan Harun. Namun, tim malah sempat ditahan oleh polisi di kampus tersebut selama sekitar tujuh jam, diinterogasi, dan dites urine.
Hasto membantah pergi ke kampus PTIK. Dia juga mengaku tak tahu keberadaan Harun Masiku. Hasto juga menyebut pengaitan dirinya dengan kasus suap Wahyu Setiawan itu penggiringan opini saja.
"Dengan berita ini menunjukkan adanya berbagai kepentingan untuk membuat framing," kata Hasto di arena Rakernas I PDIP di Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat, 10 Januari 2020. [tempo]