Raja-Raja di Era Demokrasi

Ridhmedia
04/02/20, 17:17 WIB

Oleh:Achmad Beby Saeful
Baru-baru ini Indonesia dihebohkan dengan kemunculan beberapa kerajaan, mulai dari Keraton Agung Sejagat, Sunda Empire sampai pada King of The King. Uniknya kerajaan-kerajaan ini memiliki klaim yang dapat dianggap "luar biasa". Keraton Agung Sejagat mengklaim sebagai kerajaan yang menguasai seluruh negara di dunia. Bahkan, keraton ini menegaskan Pentagon di Amerika Serikat merupakan bagian dari Dewan Keamanan Keraton Agung Sejagat. Begitu pun dengan PBB yang dianggap sebagai parlemen keraton.

Sunda Empire memiliki klaim yang tidak kalah. Kekaisaran Sunda ini mengklaim bahwa wilayah Nusantara tidak sekadar Indonesia saja, melainkan mencakup 54 negara yang terbentang dari Australia hingga Korea. Bagi kekaisaran ini Pentagon dan PBB lahir di kota Bandung, dan mengklaim bahwa Jack Ma dan Bill Gates adalah bagian dari kekaisaran Sunda Empire. Di sisi lain, kekaisaran ini pun mengklaim dapat menyelamatkan bumi dan menghentikan perang nuklir antarnegara.

King of The King yang belakangan muncul di Tangerang mengklaim mampu melunasi utang-utang negara, karena memiliki dana sebesar Rp 60 ribu triliun. Semua klaim yang disampaikan oleh kerajaan-kerajaan tersebut sangat menghadirkan harapan yang memesona. Harapan yang sepertinya dapat membawa para pengikutnya hidup dalam kejayaan dan kebahagiaan, meskipun sejatinya hanya sekadar utopia.
Demokrasi dan Harapan

Demokrasi sejatinya memberikan harapan bagi banyak orang (rakyat) untuk hidup bahagia. Kebahagiaan dapat lahir manakala rakyat berada dalam kondisi sejahtera. Negara yang menganut sistem demokrasi tidak boleh abai kepada kesejahteraan rakyat. Dalam demokrasi kesejahteraan rakyat menjadi sesuatu yang utama. Jika kesejahteraan ini tidak mampu diwujudkan oleh negara pasti akan melahirkan perlawanan dari rakyat.

Bentuk perlawanan itu bisa bermacam-macam, mulai dari demonstrasi sampai pada berbagai tindakan lainnya. Boleh jadi lahirnya raja-raja dalam sistem demokrasi disebabkan dari anggapan ketidakmampuan negara dalam mensejahterakan seluruh rakyatnya. Meskipun kelahiran raja-raja saat ini menuai polemik dan banyak mendapatkan cibiran.

Tetapi, setidaknya hal ini dapat dijadikan pelajaran berharga bagi para pemimpin bangsa untuk melakukan introspeksi atas bentuk perhatian yang diberikan kepada rakyat. Apakah bentuk perhatian itu sudah mampu membuat rakyat sejahtera atau justru sebaliknya? Yang jelas, ketika ada sebuah gerakan dalam bentuk apapun, termasuk kehadiran berbagai kerajaan saat ini, menunjukkan jika terdapat masalah dalam kehidupan bangsa ini.

Demokrasi yang menjadi sistem pemerintahan bangsa sejatinya adalah kunci dalam mengatasi permasalahan tersebut, terutama terkait dengan kondisi kesejahteraan rakyat. Kesejahteraan dapat terjadi manakala rakyat bisa hidup dalam kondisi ekonomi yang baik. Sebuah kondisi yang hanya dapat diciptakan oleh para pemegang amanah rakyat.

Para pemegang amanah patut sadar bahwa mereka dipilih karena terdapat harapan dari rakyat akan perbaikan kondisi hidupnya dan yang paling utama dibutuhkan adalah membebaskan mereka dari cengkeraman ekonomi yang menyusahkan menuju pada kesejahteraan.

Yang dibutuhkan saat ini oleh rakyat adalah aktualisasi dari janji yang pernah disampaikan. Ketika janji itu belum sepenuhnya dirasakan oleh rakyat, maka menjadi wajar jika rakyat pada akhirnya memilih untuk mengikuti kelompok-kelompok yang dapat memberikan harapan akan kehidupan mereka pada yang lebih baik. Kondisi ini yang sejatinya memberi peluang bagi munculnya para raja-raja di era demokrasi saat ini.

Terlebih janji dan klaim yang dihadirkan oleh raja-raja saat ini membuat banyak orang terpukau. Pukauan-pukauan itu menjadikan sebagian orang tertarik untuk turut andil menjadi bagian dan pengikut dari kerajaan-kerajaan tersebut, meskipun sekedar bersifat halusinasi.

Memperbaiki Citra Demokrasi

Kehadiran para raja dalam kehidupan berbangsa saat ini dengan berbagai klaim yang dimilikinya tentu menjadi sesuatu yang sulit dibenarkan. Karena kehadiran para raja tersebut dapat mengikis kesatuan masyarakat bangsa.

Kerajaan yang hadir saat ini tentu tidak mungkin tanpa pengikut. Para pengikut itu tentu akan melakukan berbagai gerakan untuk mencari pengikut lainnya dengan jumlah sebanyak-banyaknya. Ketika pengikutnya bertambah banyak, maka akan semakin kuat kondisi para kerajaan tersebut. Jika dibiarkan hal ini tentu dapat mencederai demokrasi sebagai sistem yang dianut oleh bangsa.

Meskipun saat ini negara telah melakukan proses secara hukum kepada para pemimpin kerajaan ini, bukan tidak mungkin hal serupa dapat muncul kembali. Agar kondisi ini tidak terulang, pemerintah perlu memperbaiki citra demokrasi.

Selama ini demokrasi sering dicitrakan sebagai sistem yang berpihak kepada rakyat. Para pejabat negara yang ada dalam sistem ini sangat mengedepankan kepentingan rakyat daripada kepentingan dirinya. Namun, kenyataannya kondisi ini belum berbanding lurus dengan keadaan rakyat. Sampai saat ini masih banyak ditemukan kondisi rakyat yang hidup secara memprihatinkan, mulai dari kondisi minimnya kesejahteraan sampai pada kemiskinan.

Citra demokrasi dapat menjadi baik kembali jika para pemegang amanah yang telah dipercaya oleh rakyat benar-benar memprioritaskan kebaikan bersama bagi seluruh rakyat Indonesia, tanpa ada perlakuan yang berbeda. Setiap warga negara yang hidup dalam sistem ini patut dijamin kehidupan dan kesejahteraannya. Sehingga sistem ini benar-benar memberikan sesuatu yang bersifat pasti, bukan sekadar harapan semu.

Apabila para pemangku jabatan di negeri ini tidak dapat melakukannya, tentu akan membuka jalan bagi munculnya raja-raja baru dengan berbagai harapan dan janji yang diberikan kepada rakyat. Untuk menghilangkan hal tersebut, para pemegang amanah rakyat patut berusaha semaksimal mungkin mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Demokrasi sangat erat dengan kesejahteraan rakyat. Jika negara yang menganut sistem ini tidak mampu melakukannya, itu menunjukkan terdapat kekeliruan yang dilakukan dalam pengelolaan terhadap negara. Semoga para pemegang amanah bangsa saat ini dapat memperbaiki kondisi kehidupan rakyat dan citra demokrasi.

(dosen pada STAI Binamadani, Tangerang)
Komentar

Tampilkan

Terkini