Nabi Nuh as. termasuk keturunan yang kesepuluh dari Nabi Adam as. Beliau diutus oleh Allah swt. untuk menyeru umat insan supaya menyembah kepada Allah dan melarang menghambakan dirh kepada selain Allah. Tetapi insan di masa itu kebanyakan tidak mendengarkan dan seruan Nabi Nuh tersebut, mereka justru mencela dan menghina Nabi Nuh. Sebagai seorang rasul, Nabi Nuh as. tidak frustasi dan terus menyeru kaumnya kembali kejalan yang benar. Tidak henti-hentinya dengan segala macam cara dia lakukan, menyerupai mengabarkan akan janji-janji Allah, baik berupa ampunan dan pahala, serta siksaan biar kaumnya mengikuti seruan untuk menyembah Allah. Tetapi semuanya itu tidak menciptakan kaumnya lantas percaya dan mengikuti beliau.
Mereka yang mendengar seruan Nabi Nuh as diantaranya ada yang memasukkan kedua jari telunjuknya ke lobang telinganya dan ada yang menutupi wajah-wajahnya dengan baju mereka, sebagai isyarat, bahwa mereka menganggap Nabi Nuh as. ialah orang gila. Melihat tingkah laris kaumnya menciptakan dia murung dan takut bila mereka ditimpa azab. Begitulah kaumnya Nabi Nuh as. yaitu salah satu kaum yang melampaui batas, sehinga Allah swt. memusnahkan mereka dengan banjir yang besar sebagai akhir bagi orang-orang yang ingkar kepada Allah dan Rasul-Nya.
Sebelum Allah menurunkan azab berupa banjir bandang, Allah swt. mengutus seorang malaikat untuk menyuruh Nabi Nuh as, untuk menciptakan bahtera dan cara membuatnya. Menurut riwayat Nabi Nuh as sehabis mendapatkan perintah untuk menciptakan perahu, Nabi Nuh kemudian menanam pohon diatas sebuah bukit selama bertahun-tahun biar kayunya sanggup di gunakan untuk menciptakan kapal tersebut. Kemudian dia melakukan dan saat dia sedang menciptakan kapal tersebut, kaumnya yang sangat zalim tetap saja mengejek dengan berkata: "Lihatlah Nabi kita kini sudah menjadi tukang kayu dan arif menciptakan kapal, mungkin dia sudah gila. Bagaimana sanggup kapal berlayar diatas daratan!". Kemudian Nabi Nuh membalasan olok-olokan mereka, dia berkata: "Jika kalian mengejek kami, maka sebetulnya kamipun mengejekmu sebagaimana kalian mengejek kami. Kelak kau akan mengetahui, siapa yang ditimpa azab.
Setelah final menciptakan kapal, Nabi Nuh as. kemudian mengajak kaumnya yang telah beriman kepada Allah, azab pun tiba dengan ditandai hujan yang sangat lebat yang turun tidak henti-hentinya, hingga berhari-hari lamanya disusul keluarnya mata air dari dalam bumi dan topan yang sangat dahsyat, sehingga air terus naik semakin tinggi dan daratan bermetamorfosis lautan luas. Dalam keadaan yang demikian kaum Nabi Nuh berusaha untuk menyelamatkan diri mereka lari mencari daerah perlindung di bukit-bukit dan gunung-gunung, tetapi mereka tidak selamat dan binasa ditelan oleh banjir. Disamping itu Nabi Nuh dan pengikutnya selamat dan kapal yang dibuatnya diatas bukit itu telah berlayar, kecuali anaknya sendiri yang berjulukan Kan'an ia diseret air bah saat itu Nabi Nuh melihat anaknya yang hampir tenggelan dia memanggil anaknya, dengan berkata: "Hai anakku! Naiklah kesini bersama kami, dan janganlah kau menjadi bersama mereka yang kufur kepada Allah." anaknya kemudian menjawab: "Saya akan pergi ke atas gunung yang akan menyelamatkan saya dari air ini. Sahut Nabi Nuh as: Tiada seorangpun yang sanggup selamat dari siksa Allah pada hari ini, kecuali orang yang dikasihi-Nya. Kemudian keduanya dipisahkan oleh gelombang, hingga anak Nabi Nuh termasuk orang yang tenggelam. Sebagai seorang bapak, Nabi Nuh merasa murung melihat anaknya tenggelam, kemudian ia menyeru kepada Allah: "Wahai Tuhan kami! Sesungguhnya anak saya ialah keluarga saya, sungguh janji-Mu benar dan Engkau seadil-adil yang memperlihatkan hukuman." Kemudian Allah berfirman kepada Nabi Nuh as: "Hai Nuh! Sesungguhnya anakmu itu bukanlah keluargamu, lantaran ia mengerjakan perbuatan yang tidak baik, alasannya ialah itu janganlah engkau meminta sesuatu yang tidak engkau ketahui, sebetulnya Aku memberi pelajaran supaya engkau jangan hingga termasuk orang-orang yang bodoh." (QS. Hud: 46)
Dalam sekejap saja kaumnya Nabi Nuh as yang kafir sudah dilenyapkan dari muka bumi oleh banjir yang sangat ahli itu, sehabis menerima perintah dari Allah swt, barulah air itu menjadi surut dan kering.
Allah berfirman:
"Dan difirmankan: Hai bumi! Telanlah air itu! Hai langit ! Tahanlah hujan! Kemudian surutlah air itu, sedang kapal Nuh kandas diatas bukit yang berjulukan "JUDI". Serta difirmankan: Binasalah kaum yang aniaya itu." (QS. Hud: 44)
Demikianlah kisah nabi Nuh as yang telah Allah ceritakan dalam Al-qur'an, biar kita sanggup mengambil pelajaran dari kisah tersebut, supaya kita betul-betul memperkuat kepercayaan kita kepada Allah dan mentaati-Nya dan juga ta'at kepada Rasul-Nya. Menurut riwayat Nabi Nuh as. beserta keluarga dan pengikutnya, mereka terapung-apung dipermukaan air dengan kapalnnya selama enam bulan, mulai bulan Rajab hingga pada tanggal supuluh Muharram. Umat nabi Nuh yang selamat jumlah sebanyak 120 orang dan dia wafat pada usia 950 tahun.