Ketika Amalan Ditolak Allah, Karena Cinta Pada Dunia

Ridhmedia
28/07/13, 20:52 WIB




Sebuah hadis yang menjadi renungan dan nasehat dari Rasulullah saw. untuk kita semua dan kepada orang yang gemar ibadah, namun ibadahnya tertuju bukan untuk Allah, melainkan adanya cinta kepada dunia dan ingin dipuji oleh insan yang tolong-menolong tidak sanggup menawarkan proteksi sedikitpun atas pujian-pujian mereka.

Banyak hadits yang mengupas ihwal hasud, ujub dan riya' tetapi disini cukuplah dicantumkan satu kumpulan hadits yang di kisahkan oleh Abdullah ibnu Mubarak.


Suatu hari Khalid bin Ma'dan berkata kepada Mu'adz bin Jabal, " Ajarkan saya sebuah hadits yang pernah kau dengar dari Rosululla !" Tiba-tiba saja Mu'adz menangis tersedu-sedu dan berkata: " Betapa saya rindu pada Rosulullah, betapa saya ingin segera bertemu."

Kemudian Mu'adz menjawab ! " Aku telah mendengar Rosulullah SAW bersabda,:


" Wahai Mu'adz, saya akan memberimu nasehat, jikalau engkau memegang erat, kelak di sisi Allah akan mempunyai kegunaan bagimu. Jika kau mengabaikan dan meremehkan nasehatku ini, maka pada hari selesai zaman di sisi Allah akan terputus hujjahmu. Hai Mu'adz, tolong-menolong Allah Ta'ala telah membuat tujuh malaikat sebelum membuat tujuh langit dan tujuh bumi. Masing-masing pintu langit di jaga oleh satu malaikat. Kemudian Malaikat Hafazah yang bertugas mengawasi amal-amal hamba semenjak pagi hingga sore, yang mempunyai nur ibarat sinar matahari. Ketika terbang membawa catatan amal tadi ke langit dunia, ia membaguskan dan memperbanyak amal tersebut.


Malaikat penjaga langit dunia berkata kepada Malaikat Hafazah, " Buanglah amal itu kepada wajah pemiliknya. Aku yang mengurusi perbuatan ghibah. Aku diperintahkan oleh Allah semoga amal orang yang berbuat ghibah tersebut tidak melewatiku dan yang sesudahku.


" Berhentilah dan lemparkan amal ini ke wajah, punggung dan perut pemiliknya. Aku malaikat yang mengurus duduk perkara ujub. Allah menyuruhku melarang amal tersebut melewatiku hingga yang sesudahku, alasannya ialah amal tersebut di campuri dengan sifat sombong."


Kemudian Malaikat Hafazah naik hingga langit ke lima. Amal tersebut ibarat pengantin perempuan yang menemui suaminya. Malaikat penjaga langit ke lima berkata:

" Berhentilah dan hantamkan amal tersebut pada pemiliknya dan pukulkan pada pundaknya. Aku Malaikat yang mengurus duduk perkara hasud. Sesungguhnya pemilik amal tersebut hasud kepada orang yang berguru dan bersedekah ibarat dirinya dan kepada setiap orang yang mencari keutamaan dari amal ibadah ia biasa menghasudnya, bahkan ia biasa membicarakan kejelekan orang lain. Allah memerintah saya semoga mencegah amal tersebut melewatiku hingga yang sesudahku."


Kemudian Malaikat Hafazah naik dengan membawa catatan amal yang bersinar ibarat sinar matahari, sebagai buah dari sholat, zakat, haji, umrah, jihad dan puasa. Sampai di langit ke enam, maka malaikat penjaga langit ke enam berkata:

" Berhentilah dan hantamkan kepada pemiliknya alasannya ialah tolong-menolong ia sama sekali tidak mempunyai rasa kasih sayang kepada insan yang sedang di timpa peristiwa alam atau sakit, bahkan ia bahagia jikalau melihat orang lain menerima musibah. Aku Malaikat yang mengurusi kasih sayang, Allah menyuruhku mencegah amal tersebut melewatiku hingga sesudahku."


Kemudian naik Malaikat Hafazah dengan membawa catatan amal puasa, sholat, nafkah jihan dan sifat wara'. Amal tersebut mempunyai bunyi ibarat bunyi lebah dan bersinar ibarat matahari. Tiga ribu malaikat menyertainya melewati langit ke tujuh. Malaikat yang menjaga langit ke tujuh berkata, "Berhentilah dan hantamkan pada anggota badan pemiliknya dan tutupkan pada hatinya. Aku malaikat yang bertugas mengurusi duduk perkara zikir. Aku menutup setiap amal dari Tuhanku yang tidak mengharap keridhoan Allah Ta'ala. Ia hanya mencari kepopuleran dikalangan andal Fiqh, menerima posisi di kalangan ulama dan mengharap di kenal di semua ndgara. Allah memerintahku mencegah amalnya melewatiku hingga sesudahku. Setiap amal yang tidak lapang dada alasannya ialah Allah ialah riya' Allah tidak akan mendapatkan amal yang riya'.

Kemudian kata Rosulullah : Malaikat Hafaazah naik dengan membawa catatan amal hambanya berupa sholat, zakat, puasa, haji, umrah, berakhlak luhur, membisu dan berzikir kepada Allah. Karena bagusnya amal ini para malaikat yang mengawasi tujuh langit mengiringinya hingga bisa hingga ke Allah Ta'ala. Mereka berhenti disisi Nya dan bersaksi bahwa amal tersebut ialah amal yang sholeh, lapang dada alasannya ialah Allah.

Allah kemudian berfirman, "Kamu semua yang mengetahui catatan amal hambaku,sedangkan saya sangat tahu isi hatinya, Hambaku tersebut dalam bersedekah tidak menghendaki Aku tetapi selain Aku. Maka Aku tetap melaknatnya."

para malaikat berkata, "Engkau melaknatnya. Kami mengikuti Mu melaknatnya." Lantas semua isi langit dan bumi ikut melaknatnya.

Mu'adz kemudian menangis terisak-isak dan berkata, "Aku bertanya Wahai Rosulullah. Engkau seorang Nabi dan saya hanya Mu'adz. Bagaimana caranya semoga saya mempunyai keselamatan dan keikhlasan?"

Nabi bersabda, "Turutilah aku. Jika terdapat kekurangan dalam amalmu wahai Mu'adz. Jagalah mulutmu dari membicarakan kejelekan lawanmu terutama andal Qur'annya,tanggunglah sendiri dosamu jangan kau bebankan kepada mereka, jangan memuji diri sendiri dan mencelah mereka, jangan membanggakan diri, jangan memasukkan urusan dunia dalam amal akhirat,jangan punya sifat riya' dalam amalmu, jangan merasa besar dalam majelismu semoga orang lain menjaga kejelekan akhlakmu, jangan berbisik kepada seseorang bila terdapat orang lain, jangan mengagungkan diri hadapan manusia, pasti akan memutus kebaikan-kebaikan di dunia dan akhirat, jangan mengoyak insan alasannya ialah bisa mengoyakmu anjing-anjing neraka pada hari kiamat. Lantas Allah berfirman :

Wannaasyithooti nasythoo.

"Mengertikah kau yang dimaksud dengan NASYTHOOT ?"

"Apakah itu Ya Rosulullah ?"

"Yaitu anjing-anjing neraka yang menggerogoti daging insan hingga tinggal tulangnya."

"Siapakah yang bisa mengatasi dan selamat ?" tanyaku.

Nabi menjawab, "Hai Mu'adz, tolong-menolong amal tersebut sangatlah gampang bagi yang diberi fasilitas oleh Allah, yaitu kau menyayangi insan ibarat halnya menyayangi dirimu, jikalau kau tidak suka akan sesuatu jangan melakukannya kepada orang lain maka kau akan selamat hai Mu'adz.

Khalid bin Ma'dan berkata, "Menurut yang telah saya ketahui, tak ada seorangpun yang baca Qur'annya melebihi Mu'adz, setelah mendapatkan hadits agung dari Rosulullah ini."



Kitab Hidayah Bidayah
Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+