Assad Jibril Pino: Jadi Muslim, Dosa-Dosaku Diampuni

Ridhmedia
19/10/13, 21:06 WIB




KisahMuallaf.com – Ada dua pertanyaan yang selalu ditujukan pada sosok Assad Jibril Pino dengan statusnya sebagai Muslim. Pertama, berapa jumlah populasi Muslim di Kuba. Kedua, mengapa anda menentukan Muslim. “Bagiku pertanyaan itu bukanlah beban. Tapi itulah yang terjadi,” kata ia ibarat dikutip onislam.net, Senin (15/4).
Assad lahir di Havana, dikala Komunisme Kuba mencapai kejayaannya, Namun, keluarga Assad merupakan pihak yang menentang revolusi Castro. Ini yang menciptakan Assad harus meninggalkan negaranya untuk mencari kehidupan yang lebih netral.
“Ayahku menciptakan keputusan untuk pindah. Jelas saya mencicipi pengalaman traumatis,” kata dia.
Pindah ke Los Angeles, orang tuanya menyekolahkan Assak ke sekolah paroki. Assad juga sering diikutkan program misa Minggu. Selama itu, ia merasa tidak betah. Ia pun meminta orang tuanya untuk memindahkan sekolahnya ke sekolah umum.
Selesai sekolah menengah, Assad mendaftar di univerasitas California. Ia berminat studi sejarah. Selama masa kuliah, Assad mengalami satu fase dimana terjadi krisis politik di Amerika Latin. Kala itu, pembunuhan terhadap kalangan latin marak terjadi di AS.
“Secara pribadi masa kuliah yaitu masa yang berat. Saya mengalami krisis berkepanjangan,” kata dia.
Selesai kuliah, kehidupannya tak juga kunjung membaik. Ia merasa kesal. Keluarganya Assad salahkan karena turut andil dalam minimnya rasa senang dalam hidupnya. Berulang kali, ia coba motivasi diri. Nyatanya, sulit bagi Assad untuk meraihnya.
“Saya coba berdoa untuk diberikan kekuatan ibarat Yesus, Buddha dan Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam,” kenang Assad.
Kekalutan hidup Assad mencapai puncaknya. Ia merasa membutuhkan seseorang untuk membantunya. Sekelabat terpikirkan untuk kembali berdoa. Pertama yang Assad lakukan kembali ke fatwa lamanya. Tapi, itu tidak lama. Ia mulai beralih ke tradisi mistik.
Suatu hari, Assas membeli buku terjemahan yang berisi wacana cerita hidup Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam. Sayang, sehabis membeli buku itu ia tak eksklusif membacanya. Buku itu gres dibacanya dikala melaksanakan perjalanan ke Miami.
Selama perjalanan itu, setengah buku telah dibacanya. “Kesan yang ia sanggup dalam hal ini, Islam begitu mengharamkan cerai, menghargai hak perempuan. Agama ini benar-benar petunjuk hidup yang benar,” kata Assad.
Sekembalinya dari Miami, Assad mulai mencari komunitas Muslim. Harapannya, ia sanggup berdialog dan berdiskusi wacana problem keislaman. Selanjutnya, Assad coba datangi Islamic Center.
Sebelum itu, ia banyak berdoa kepada Tuhan semoga diyakinkan hatinya bahwa Islam layak menerimanya. Ketika datang, Assad dikejutkan dengan banyaknya muka absurd baik yang berasal dari Asia, Eropa dan Latin. Hari berikutnya, ia pun mengucapkan dua kalimat syahadat.
“Satu hal yang saya ingat, dosa-dosaku diampuni, saya ibarat bayi yang gres lahir. Semua dari awal lagi,” kenang Assad.
Setelah mengucapkan syahadat, langkah berikut yang dilakukan Assad yaitu memberitahu orang tuanya. Saat itu, Assad lebih menentukan mengirimkan surat. Dalam surat itu, ia jabarkan mengapa ia menentukan Islam. Lalu mengapa Islam memperlihatkan ide gres bagi hidupnya.
Source : Republika






Komentar

Tampilkan

Terkini