Sultan Sulaiman Al-Qonuni Dan Semut Istana

Ridhmedia
29/04/16, 14:04 WIB

Sultan Sulaiman Al-Qanuni dan Semut Istana

Qanuni ialah sultan Turki Utsmani yang paling lama memerintah diantara para sultan Sultan Sulaiman Al-Qonuni dan Semut Istana
WWW.ANCIENT-ORIGINS.NET
Sultan Sulaiman al Qanuni
Oleh : Zainal Mutaqin

SULTAN Sulaiman Al-Qanuni ialah sultan Turki Utsmani yang paling lama memerintah diantara para sultan-sultan lainnya. Ia bertahta selama 46 tahun dengan prestasi yang luar biasa. Salah satu jasanya ialah memperkuat peraturan (Qanun) Daulah Turki Utsmani (Ottoman)  dengan mengadaptasi  dari Al-Qur’an dan as Sunnah.  Karena jasanya itulah ia dijuluki Al-Qanuni.
Tayangan Film “KING SULAIMAN” yang sempat tayang di salah satu TV swasta di Indonesia -padahal presiden Turki Erdogan sudah melarangnya tayang di stasiun TV di Turki – sempat menjadi polemik  alasannya menggambarkan seorang  Sultan Sulaiman yang tergila-gila dengan tahta, memiliki banyak selir , dan karam hidupnya dalam kelezatan  dunia. Cukuplah sebagai bukti bahwa ia seorang yang sholeh, alim, dan zuhud ialah delapan Mushaf Al-Qur’an yang ia tulis dengan tangannya sendiri .
Ia dikenal bersedekah sholeh, banyak berpuasa, qiyamul lail, dan keadilannya terhadap masyarakat, termasuk kepada semut sekalipun. Perhatikanlah bagaimana ia mengakhiri hidupnya , alasannya selesai janjkematian sesorang ialah akumulasi dari  kehidupannya.
Ketika ia mendengar salah satu Negara bab kekuasaan Ottoman mendapatkan serangan dari raja Austria , maka ia tetapkan langsung  perluasan ke jantung Austria Kota Wina (Ibu Kota Austria) sedangkan ia dalam keadaan sakit keras, para dokter istana menasihatinya semoga ia mengurungkan niatnya untuk memimpin sendiri demi kesehatannya , namun Al-Qanuni menolaknya seraya berkata :
“إنني لأرجو الله أن أستشهد في ساحات الجهاد غازيًا في سبيله”
“Sungguh saya berharap mati Syahid di medan jihad.”
Maka tak ada pilihan lain kecuali mengikuti titah Sang Sultan, tentara memikul Al-Qanuni ke medan jihad alasannya ia nyaris tak bisa bergerak alasannya sakit keras.
Ketika pasukan Muslimin hingga ke Benteng  Szigetvar (sekarang di Hungaria) yang merupakan salah satu benteng terkuat di dunia dikala itu, berkecamuklah perang antara kaum muslimin dengan pasukan Kristen. Kokohnya Benteng Szigetvar nyaris menciptakan tentara islam frustasi sehabis berperang selama 5 bulan. Dalam suasana frustasi para tentara itu terdengar lantunan do’a Sultan Sulaiman Al-Qanuni semoga Allah Subhanahu Wata’ala memperlihatkan kemenangan kepada kaum muslimin.
Kemudian para tentara Islam mengerahkan sisa-sisa tenaganya untuk menguasai benteng itu, dengan izin AllahSubhanahu Wata’ala dan semangat jihad yang ikhlas pasukan Islam karenanya bisa memenagkan pertempuran dan menguasai Benteng Szigetvar yang legendaris itu.
Ketika Sultan Sulaiman Al-Qanuni mendengar kabar bahwa benteng sudah ditaklukan dan bendera Islam sudah berkibar di atasnya ia berkata ;
، الآن طاب الموت ”  (Sekaranglah saatnya janjkematian yang menyenagkan itu datang). (100 Min udzamil Islam episode 8)
Kemudian bunyi itu hilang pelan-pelan dan sang Sultan “The Magnificent” Sulaiman meninggal ditempat dan susasan yang ia cintai,yaitu  Jihad Fi Sabilillah!
Ketika informasi janjkematian Sultan Sulaiman hingga kepada Muslimin, maka seluruh penjuru Negara Islam  dihujani tangisan kesedihan, bukan alasannya tidak mendapatkan ketentuan Allah Subhanahu Wata’ala, tapi alasannya cinta itu sudah memenuhi  jiwa mereka selama 46 tahun.
Suasana berbeda terjadi di Barat, mereka bersuka ria atas kematian  Sultan yang mereka sendiri memperlihatkan julukan “The Magnificent”  atau sang fenomenal  kepadanya, lonceng-lonceng dibunyikan, dan mereka jadikan hari itu hari bersejarah buat mereka.
Di tengah-tengah pemakaman Sultan sulaiman, terdegar wasiat bahwa sebelum kematiannya ia meminta dikuburkan dengan sebuah kotak yang terkunci miliknya, keluarga dan orang terdekatnya tidak berani membuka apa isi kotak itu gerangan.
Para ulama khawatir jikalau yang ada dalam kotak itu ialah intan berlian yang haram dikubur bersama jasad mayat, maka akhirlah sepakatlah para ulama untuk membuka kotak itu.
Setelah dibuka, ternyata yang ada dalam kotak itu ialah kumpulan kertas-kertas lama yang merupakan fatwa-fatwa para mufti dan ulama, alasannya ia dikenal tidak berani menciptakan suatu pelaturan kecuali meminta ajaran dari para mufti daulah dan para ulama.
Salah satu ajaran yang ada dalam kotak tersebut ialah undangan Sultan Sulaiman kepada Mufti Daulah Utsmaniyah dikala itu  Abi Sa’ud Afandi untuk menjelaskan ihwal aturan meletakan kapur di ranting-ranting pohon di istana kekhalifahan semoga semut tidak masuk, menyebar dan mengotori istana. Kapur-kapur ini bisa jadi membunuh semut-semut itu.
Maka Abi Sa’ud Afandi dikala itu memfatwakan bolehnya pemakaian kapur itu semoga semut-semut tidak menyebar ke Istana.
Setelah membaca lembaran ajaran itu Mufti Abi Sa’ud Afandi menangis tersedu-sedu seraya berkata:
“أنقذت نفسك يا سليمان،أنقذت نفسك يا سليمان، أي سماء تظلنا وأي أرض تقلنا إن كنا مخطئين في فتيانا”.
“Engkau telah menyelamatkan dirimu Wahai Sulaiman, Engkau telah menyelamatkan dirimu Wahai Sulaiman, langit yang mana yang akan menaungiku? Dan bumi yang mana yang mendapatkan kami semua  jikalau kami  salah dalam ajaran –fatwa kami?”
Itulah  sosok sultan yang sholeh. Maka  bagaimana bisa orang-orang menyampaikan dia dituduh karam dalam eforia harta dan wanita?*
Penulis ialah anggota MIUMI Batam. Bahan diambil dari 100 Min Udzamail Islam, eps 8

Sumber: hidayatullah.com
Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+