Walid Abdul Abbas bin Abdul Malik bin Marwan bin Hakam (705-715) lahir pada tahun 48 Hijriyah. Ia menjabat khalifah menggantikan ayahnya, Abdul Malik bin Marwan tahun 84 Hijriyah atau 705 Masehi.
Setelah menjadi khalifah, ia pribadi membenahi infrastruktur fisik, pengiriman pasukan untuk memperluas wilayah dakwah dan kekuasaan Islam serta melaksanakan reformasi sosial. Pada 711 Masehi, Walid bin Abdul Malik mengutus satu armada maritim ke Hindustan. Pasukan yang dipimpin oleh Muhammad bin Qasim itu risikonya menaklukkan negeri Sind dan Nepal.
Walid memerintah selama 10 tahun. Panglima pasukan Islam pada zamannya, dikerahkan untuk melaksanakan perluasan dakwah ke banyak sekali pecahan dunia. Panglima Qutaibah bin Muslim diutus untuk menaklukkan negeri di seberang sungai Dajlah. Turki, Shagd, Syaas, Farghanah, hingga Bukhara, risikonya tudnduk di bawah pemerintahan Bani Umayyah.
Di sisi lain, negeri Khurasan takluk dengan damai. Berbeda dengan Samarkand, Kashgar, Turkistan yang takluk dengan peperangan di bawah pimpinan Qutaibah bin Muslim.
Musa bin Nushair, Gubernur Afrika mengirim Thariq bin Ziyad untuk menaklukkan pulau Shamit tahun 91 H. Thariq yaitu budak Musa bin Nushair yang telah dimerdekakan. Bahkan ia telah diangkat menjadi panglima perang. Dalam misinya, Thariq berhasil mengalahkan Spanyol (Ishbaniyah).
Pahlawan legendaris satu ini populer dengan taktiknya membangkitkan semangat pasukannya yang hampir mundur. Akhirnya, mereka tak punya pilihan kecuali maju berjihad mengalahkan Spanyol. Ia lalu bermarkas di sebuah bukit di Spanyol yang sekarang dikenal dengan Jabal Thariq (Gibraltar).
Masing-masing bekas tuan dan budak itu, Musa bin Nushair dan Tariq bin Ziyad, berhasil menunaikan kiprah melebarkan sayap Islam. Mudah seluruh daratan Spanyol dikuasai pasukan Muslim pada 86 H (715 M), pada masa pemerintahan Khalifah Walid bin Abdul Malik.
Penaklukan Spanyol oleh Musa bin Nushair dan Thariq bin Ziyad menawarkan dampak kasatmata pada kehidupan sosial dan politik. Timbul revolusi-revolusi sosial dan kebebasan beragama semakin diakui. Kediktatoran dan penganiayaan yang biasa dilakukan oleh orang Nasrani digantikan toleransi yang tinggi dan kebaikan umat Islam.
Pemerintahan Islam sangat baik dan bijak dalam menjalankan pemerintahannya. Ini membawa imbas luar biasa terhadap kalangan Kristen, bahkan para pendetanya. Seorang penulis Nasrani pernah berkata, “Muslim-Muslim Arab itu mengorganisir kerajaan Cordoba dengan baik. Ini sebuah keajaiban di era pertengahan. Mereka mengenakan obor pengetahuan, peradaban, kecemerlangan dan keistimewaan bagi dunia Barat. Saat itu Eropa dalam kondisi percekcokan, kebodohan dan gelap.”
Pada ketika kekuasaan Islam berkembang dan menguasai wilayah-wilayah Spanyol, Romawi, Hindustan, dan lain-lain, Khalifah Walid mengkonsentrasikan pembangunan fisik. Sarana-sarana fisik dan infrastruktur untuk kemakmuran rakyat dibangun di mana-mana.
Ia memerintahkan pembangunan sumur air di Madinah dan renovasi jalan-jalan umum. Dialah yang membangun rumah sakit pertama kali dalam sejarah Islam. Para penyandang cacat dan kaum dhuafa dihentikan keluar ke daerah umum. Mereka ditempatkan di panti jompo dan para pengurusnya digaji dan difasilitasi oleh negara. Para tuna netra diberikan pembantu yang juga ditanggung negara. Negara juga menawarkan honor kepada para mahir Al-Qur’an.
Khalifah Walid juga membangun sarana rumah singgah bagi para musafir dan pendatang. Masjid Nabawi di Madinah dan Masjid Al-Aqsha dibangun kembali oleh Walid. Ia juga memprakarsai pembangunan masjid besar di Damaskus yang dikenal dnegan Al-Jami’ Al-Umawi. Pembangunan masjid agung ini menelan biaya 11.200.000 dinar kala itu.
Tak heran jika Adz-Dzahabi mengatakan, Walid bin Abdul Malik telah menegakkan jihad dan melaksanakan penaklukan di negeri-negeri ibarat yang dilakukan Umar bin Al-Khathab. Seorang sejarawan juga pernah berujar, “Jika Muawiyah yang mendirikan negara Bani Umayyah, maka Walid bin Abdul Malik yang menegakkannya hingga teguh.”
Walid bin Abdul Malik meninggal tahun 96 Hijriyah di Damaskus. Kekhalifahan digantikan oleh saudaranya, Sulaiman bin Abdul Malik.
Repulika.co