Mustafa Kemal Attaturk, Hero Atau Penghianat?

Ridhmedia
10/05/16, 13:30 WIB


Penulisan sejarah biasanya berkaitan erat dengan siapa yang menjadi penguasa di zaman sejarah tersebut dibuat. Sebagai teladan sederhana, di zaman Soeharto berkuasa, ia membuat sejarah wacana jasa-jasanya menyelamatkan bangsa dan negara dari kudeta. Namun di zaman reformasi, banyak pakar sejarah yang berusaha merevisi ulang semua dogma tersebut.

Contoh lain ialah nama Mustafa Kemal Attaturk. Dalam sejarah dunia ia dianggap sebagai bapak pembaharu Turki modern yang namanya begitu harum sebagai peletak tonggak sekulerisme Turki. Namun kalau kita jeli melihat sejarah dalam sudut pandang yang lain, Attaturk adalah orang Yahudi yang menyamar jadi muslim untuk menghancurkan Islam dari dalam. Dialah orang yang mengabolisi Khilafah Islam dibubarkan pada 3 Maret 1924. Dia ialah pengkhianat sekaligus pecundang.

Terjagalnya Khilafah tanpa daya pada bulan 28 Rajab 1342 H bertepatan dengan 3 Maret 1924 M bukanlah terjadi dengan sekejap mata.

Sebagaimana kebaikan yang perlu proses untuk terjadinya, keburukan pun demikian, membutuhkan proses. Mustafa Kemal Ataturk menjagal Khilafah juga bukan proses sekejap, perlu proses yang panjang. Proses itu dimulai ketika pada awal kala ke-19 M kaum muslimin mulai meninggalkan al-Qur`an dan as-Sunnah untuk memecahkan masalah-masalah mereka, dan tertarik dengan ideologi Liberal yang menggiurkan nafsu manusia.

 

Liberalisasi di Eropa Barat

Setelah mengalami Renaisance kala ke-15 M, masyarakat Eropa Barat bersepakat untuk memisahkan agama dari kehidupan alias menganut faham sekulerisme. Sekulerisme ini dikristalkan oleh John Locke filosof Inggris menjadi ideologi Liberal, sebuah ideologi yang menempatkan insan bebas dari ikatan apa pun, baik ikatan agama ataupun selain agama.

Liberal dalam beragama, berekonomi, liberal berpolitik, seksualitas, liberal dalam segala hal. Ideologi inilah yang akan menghantarkan Barat kepada kebangkitannya, walau kebangkitan yang semu.

Semangat Liberalisme ini mendorong pecahnya Revolusi Perancis tahun 1789 yang mengusung jargon ”Liberte, Egalite, dan Fraternite”. Revolusi Perancis berhasil menjauhkan agama dalam hal ini gereja dari masyarakat, negara maupun politik. Di awal kala ke-19 M, Perancis muncul menjadi paling berpengaruh dan maju, menjadi negara nomor satu di dunia di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte.

 

Khilafah Turki Utsmani Melirik Liberalisme

Sementara itu, Khilafah Turki Utsmani masih mengalami kemandegan berpikir akibat terhentinya ijtihad dan mulai melirik ideologi Liberal yang sedang berkembang pesat di Eropa Barat. Kemajuan teknologi akhir revolusi Industri telah menyilaukan mata, sehingga tidak bisa membedakan mana teknologi yang bisa diambil dari bangsa manapun, dan mana peradaban yang harus disaring.

Tahun 1828 di masa Sultan Mahmud II, pemikiran dan sistem sekuler mulai merasuk ke badan khilafah. Tahun 1876 M Gerakan Turki Muda yang tergila-gila dengan ideologi liberal berhasil memaksa Sultan Abdul Hamid II mendapatkan Konstitusi 1876, sebuah konstitusi sekuler.

Sejak itu, gejala keruntuhan Khilafah mulai di depan mata. Sekeliling khalifah sudah dipadati dengan orang-orang yang berideologi sekuler liberal, yang dipimpin oleh Perdana Mentrinya sendiri, Midhat Pasya si pemabok.

 

Mustafa Lahir

Pada kondisi Khilafah sedang sakit ideologi inilah Mustafa Kemal Atatürk yang akan menjadi penjagal Khilafah dilahirkan. Tepatnya tanggal 12 Maret 1881. Nama aslinya Mustafa. Ia dilahirkan di Salonika (sekarang di Yunani). Saat itu Yunani berada di dalam wilayah Khilafah Turki Utsmani. Ayah Mustafa berjulukan Ali Riza yang meninggal ketika putranya berumur 7 tahun. Ibu Mustafa berjulukan Zubeyde Hanim, seorang muslimah taat yang berharap Mustafa menjadi ulama yang faqih.

Namun Mustafa berbeda pendirian. Ia menjadi sampaumur pemberontak melawan segala bentuk peraturan. Ia kasar, dan kurang bimbing pada gurunya. Di depan kawannya, ia sangat besar kepala dan penyendiri.

Akhirnya pada usia dua belas tahun Mustafa dimasukkan ke sekolah tinggi militer di Salonika. Ia ikut seleksi dan lulus jadi kadet.

Di militer, nampaknya Mustafa menemukan dunianya. Ia bisa menunjukkan prestasi akademik yang bagus, sehingga salah satu pelajar menjulukinya “Kemal” yang berarti kesempurnaan. Sejak itu ia panggil Mustafa Kemal.

 

Mustafa Dicekoki Ideologi Liberal

Pada usia 14 tahun, Mustafa Kemal pindah ke sebuah sekolah tinggi di Monastir. Saat-saat liburannya di Salonika, Mustafa Kemal bahagia berkunjung ke tempat-tempat hiburan Eropa dimana para perempuan tidak mengenakan cadar, menyanyi, berdansa, dan duduk di meja bersama laki-laki. Mustafa Kemal bahagia minum-minuman keras.

Dalam pergaulan, Mustafa Kemal banyak bersandar pada teman-temannya para pendeta Macedonia yang sengaja ”menangkapnya”. Para pendeta Macedonia inilah yang mengajarkan dasar-dasar bahasa Perancis bersama seorang sahabat Mustafa dari Macedonia yang bernama Fethi. Keduanya diajari buku-buku karya pemikir-pemikir liberal menyerupai Voltaire, Rousseau,Thomas Hobbes, dan John Stuart Mill, serta buku-buku lainnya. Hingga akhirnya, Mustafa mengarang syair yang mendengung-dengungkan nasionalisme dan berpidato di depan sekolah tinggi militer. Mustafa berbicara kepada mereka wacana kerusakan sultan sebelum ia berumur 20 tahun.

Mustafa Kemal kemudian ditempatkan di Istambul. Di sana ia menjadi pengunjung rutin rumah Madame Corinne, seorang janda Italia yang hidup di Pera, sebuah distrik kota yang telah mengalami Westernisasi. Ia pun hanyut dalam minum-minuman keras, bermain judi, dan bersenang-senang dengan musik.

Setelah mencapai nilai tertinggi dalam ujian akhir, Mustafa lulus dengan gelar kehormatan padaJanuari 1905 sebagai kapten.

 

Mustafa menjadi atase militer di Sofia

Saat itu, Mustafa Kemal bergabung dengan perkumpulan mahasiswa nasionalis, yang dikenal sebagai Vatan (yang artinya Tanah Air). Para anggotanya menganggap dirinya kelompok revolusioner yang menentang pemerintahan Sultan Abdul Hamid II, yang memberangus segala pemikiran “liberal” yang merongrong pemerintahan Islam. Kelompok ini selalu menyalahkan Islam yang dianggap membuat Turki ndeso dan terus-terusan mengembangkan kebencian terhadap syari’at yang dianggap kolot, serta mengakibatkan ajaran-ajaran sufi sebagai tertawaan. Anggotanya bersumpah melengserkan sultan dan menggantinya dengan sistem pemerintahan Barat dengan konstitusi dan parlemen, menghancurkan otoritas para ulama, menghapus jilbabdan kerudung, serta mendeklarasikan kesetaraan gender. Tak usang bergabung, Mustafa Kemal menjadi pemimpinnya.

Mustafa diundang untuk menghadiri salah satu pertemuan di sebagian rumah-rumah orang Yahudi yang mempunyai kewarganegaraan Italia dan organisasi-organisasi Freemasonry Italia. Turki Muda mengakibatkan proteksi yang diberikan kepada Yahudi ini sebagai tameng. Mereka menerima sumbangan finansial dalam jumlah yang sangat besar dari aneka macam pihak.

Tahun 1908 M Kaum nasionalis sekuler, Turki Muda, melaksanakan revolusi. Revolusi ini dalam rangka merongrong Sultan Abdul Hamid II yang  menentang konstitusi 1876 yang sekuler dan selalu menyerukan kembali ke Syari’at Islam.

 

Pema’zulan Sultan Abdul Hamid II

Akhirnya pada tanggal 26 April 1909 M Turki Muda yang berkomplot dengan Syaikhul Islam, Mohammad Dia’ uddin Afandi, berhasil memberhentikan Sultan Abdul Hamid II, seorang khalifah yang saleh dan lembut.  Sejak ketika itu Khilafah Utsmaniyah dikuasai kaum nasionalis Turki.

Setelah pemberhentian Sultan Abdul Hamid II banyak orang mulai menulis buku baik berbahasa Inggris, Arab maupun Turki, yang memfitnah dan menyerang Sultan Abdul Hamid II. Mereka memfitnah Sultan Abdul Hamid II sebagai orang yang mengakibatkan Daulah Utsmani karam semakin dalam dan menampilkan Turki Muda sebagai pahlawan.

Dalam buku-buku sejarah Indonesia yang ditulis oleh kaum sekuler, Gerakan Turki Muda ini disebut-sebut sebagai gerakan untuk mencapai perbaikan nasib menentang Sultan Abdul Hamid II yang mereka sebut sebagai Kaum Kolot. Gerakan Turki Muda ini dianggap sebagai pemicu pergerakan nasionalis sekuler di Indonesia.

Setelah Sultan Abdul Hamid II diberhentikan, tahun 1909 M Sultan Muhammad Risyad menggantikannya sebagai Khalifah Turki Utsmani. Namun pemerintahannya bergotong-royong sudah tidak berarti alasannya dibawah perintah Turki Muda.

Di badan Turki Muda sendiri terjadi perpecahan. Mustafa Kemal balasannya meninggalkan Turki Muda dan kembali menekuni kemiliteran 10 tahun berikutnya menyerupai sebelumnya. Berkat eksklusif keras dan kecerdasannya, ia merengkuh banyak kekuasaan politik. Ia habiskan malam dengan mengadakan rapat diam-diam untuk merencanakan makar, yang dibutuhkan menghasilkan kekuasaan diktatorial baginya.

 

Khilafah Turki Utsmani Terseret Perang Dunia I

Tahun 1914 Pecah Perang Dunia Pertama. Jerman yang menguasai minyak di Irak dan mengancam sumber minyak Inggris di Iran dan Jazirah Arab, dengan kekuatan besar berambisi menguasai dunia. Inggris, Perancis dan Rusia pun bersekutu mengumumkan perang melawan Jerman. Selain beraliansi dengan Austria, Jerman membujuk Khilafah Turki Utsmani untuk ikut Perang Dunia I melawan Sekutu.

Tahun 1918 Jerman dan Austria- Hungaria dituntut meletakkan senjata. Maka berakhirlah Perang Dunia I. Kemenangan balasannya ada di pihak Sekutu. Setelah Rusia keluar dari komplotan dan AS kembali ke politik isolasinya, tinggallah Inggris dan Perancis membagi-bagi wilayah Khilafah Utsmani.

Ketika Inggris menduduki Istambul, ibukota Khilafah Utsmaniyah Mustafa Kemal melarikan diri ke Anatolia, tempat ia memulai usaha untuk pembebasan Turki. Kebiasaan berzina diteruskan Kemal pada para perempuan pemburu cinta, yang berkeliaran di sekitar garnisun.

 

Mustafa Kemal Menjadi Pahlawan Boneka

Untuk mengakhiri Khilafah Utsmani hingga ke akar-akarnya Barat membuat skenario busuk namun licin. Mereka akan melahirkan seorang jagoan boneka yang bisa dijadikan partner pasukan sekutu. Pahlawan ini akan menjadi harapan umat Islam yang sedang dilanda keputusasaan. Pilihan mereka jatuh kepada Mustafa Kemal.

Intelijen-intelijen Inggris berhasil menemukan ”impian mereka” yang telah usang didambakan dalam eksklusif Mustafa Kemal, seorang yang mempunyai tabiat diktator. Hubungan antara intelijen Inggris dan Kemal dilakukan melalui perantaraan seorang intelijen berjulukan Amstrong yang mempunyai korelasi bersahabat dengan Kemal.

Skenario ini dilaksanakan. Di final Perang Dunia I Mustafa Kemal memimpin pasukan pertahanan Turki melawan Pasukan Sekutu Eropa dan Yunani yang menguasai Izmir. Mustafa Kemal mendengungkan spirit Jihad di Turki, mengangkat al-Qur`an dan membuat orang-orang Inggris menarik diri tanpa terjadi bentrokan senjata apa pun.

Tanpa mengalami banyak kesulitan, Mustafa Kemal berhasil menguasai beberapa tempat strategis. Dunia Islam menyambutnya dengan penuh antusias dan memberinya gelar ”ghazi” (panglima perang yang gagah dan tanpa tanding). Saat Yunani kalah dan Turki menang, rakyat mabuk kemenangan, dan memuja Mustafa Kemal sebagai sang Penyelamat. Ia digelari Pembela Kebenaran. Berbagai ratifikasi para diplomat abnormal makin meneguhkan kedudukannya sebagai jagoan Turki melawan Barat. Para khatib menyambutnya dengan sangat hangat. Para penyair memujinya. Ahmad Syauqi, contohnya dalam sebuah awal baitnya menyejajarkan Mustafa Kemal dengan Khalid bin Walid si pedang Allah dengan syairnya.

”Allahu Akbar, betapa banyak penaklukan yang demikian mengagumkan wahai Khalid Turki, perbaharuilah kepahlawanan Khalid Arab!”

Ya, sebuah skenario jahat yang luar biasa sukses!

Sekarang Mustafa Kemal menjadi seorang panglima militer yang mempunyai kedudukan Banyak perempuan yang memujanya dengan mengenakan foto Kemal dalam locket di lehernya. Sebagai  pembebas negaranya, Mustafa kemal sudah terbiasa tidur dengan para perempuan yang mau dan bernafsu

Hingga tahun 1919 M Mustafa Kemal masih bersandiwara. Untuk menutupi kebenciannya kepada Islam dan untuk meraih simpati rakyat Khilafah. Ketika ia berhasil menang atas Yunani di Ankara, ia berbicara di hadapan publik, ”Sesungguhnya semua planning akan diambil tidak dimaksudkan kecuali untuk melindungi kesultanan dan khilafah serta pembebasan sultan dan negeri ini dari perbudakan orang-orang asing.”

 

Mustafa Mulai Membuka Topeng

Bulan April 1920 Mustafa Kemal membentuk dan memimpin Majelis Nasional Agung Turki yang berpusat di Ankara.

Tahun 1922 kaum nasionalis sekuler Turki makin merajela. Sultan Mehmet VI Vahdettin(Wahiduddin) dijatuhkan. Kelompok nasionalis ini membuat kekuasaan Khalifah ditiadakan pada tanggal 1 November 1922.

Mulailah Mustafa Kemal menampakkan kebenciannya kepada Islam. Pada tanggal 19 November 1922 melalui Majelis Nasional Turki di Ankara, Mustafa Kemal mengangkat Abdul Majid II menjadi Khalifah menggantikan Muhammad Wahiduddin yang melarikan diri. Sultan Abdul Majid ini bergotong-royong hanya khalifah boneka yang sama sekali tidak mempunyai kekuasaaan apa-apa.

Pada tanggal 29 Oktober 1923 kaum nasionalis sekuler Turki memproklamirkan berdirinya Republik Turki dengan Mustafa Kemal sebagai presidennya.

Tidak usang berkuasa, ia menyatakan tegas bahwa ia akan menghancurkan puing reruntuhan Islam dalam kehidupan bangsa Turki. Hanya dengan mengeliminasi segala hal berbau Islam, Turki bisa ‘maju’ menjadi bangsa modern yang dihormati. Tanpa ragu Kemal menyerang Islam dan pilarnya.

 

Pernikahan Mustafa Kemal

Mustafa Kemal balasannya menikah juga. Ia menikah dengan Latife Usakligil.anak perempuanUshakizade Muammer, seorang Smyrna yang kaya dan berminat pada perkapalan dan perdagangan intgernasional. Meskipun Latife orang turki yang berkulit zaitun dan mempunyai mata gelap dan besar, namun ia telah berguru ilmu aturan di Eropa dan berbahasa Perancis menyerupai perempuan Perancis. Mereka menikah di rumah ayah Latife dengan gaya Eropa sebagai upaya untuk menghapuskan adat-adat yang Islami. Dalam perkawinan Islam, pengantin pria dan perempuan dihentikan saling bertemu hingga sesudah upacara ijab kabul selesai. Namun, Kemal dan Latife melanggar tradisi dan mengucapkan janji setia mereka sambil duduk di atas bangku.

Setelah itu Kemal mengajak istrinya melaksanakan perjalanan bulan madu, dengan memanfaatkan isterinya sebagai teladan dalam kampanyenya untuk menggalakkan emansipasi terhadap perempuan Turki. ”Itulah cara untuk memperlakukan seorang wanita,” katanya, dengan menunjuk Latife yang berdiri di sampingnya dengan mengenakan celana. Memamerkan isteri barunya dengan cara yang tidak lazim semacam itu menyulut kemarahan bagi kalangan Islam yang mereka sebut tradisionalis di antara lawan-lawan politiknya, khususnya ketika Latife tampil mengenakan gaun pendek yang mempertontonkan bagian-bagian badan secara terbuka pada aneka macam program pesta besar.

Tahun 1340 H/ 1923 M Mustafa Kemal menandatangani perjanjian dengan negara-negara Barat yang dikenal dengan nama Perjanjian Luzan (Lausane). Perjanjian itu mewajibkan Turki mendapatkan beberapa syarat yang dikenal dengan nama syarat Karzun (Curzon) yang empat. Karzun ialah ketua delegasi Inggris dalam pertemuan Luzan. Empat syarat itu:

Pemutusan Turki dari semua hal yang bekerjasama dengan Islam.Penghapusan Khilafah Islam untuk selama-lamanya.Mengeluarkan Khalifah dan para pendukung Khilafah dan Islam dari negeri Turki serta mengambali harta khalifah.Mengadopsi undang-undang sipil sebagai pengganti undang-undang Turki yang lama.

 

Mustafa Menjagal Khilafah

Dan tanggal 3 Maret 1924 Mustafa Kemal pun memulai proses penjagalan Khilafah yang tanpa daya. Ia memanggil semua anggota Majelis Nasional untuk mengadakan pertemuan. Malam-malam sebelumnya, Mustafa Kemal berusaha membungkam bunyi penentangnya dengan mengancam dengan sanksi mati bagi para pengkritik pendapatnya. Mustafa Kemal mengusulkan pada Majelis Nasional proyek pembubaran khilafah yang ia sebut sebagai ”bisul semenjak Abad Pertengahan” untuk selamanya dan mendirikan negara Turki sekuler. Keputusan pun diambil tanpa perdebatan. Keputusan meliputi pembuangan Khalifah pada hari berikutnya ke Swiss. Maka obor khilafah pun padam, di tangan Mustafa Kemal.

Berita Pembubaran Khilafah ini memunculkan kegundahan di seluruh dunia Islam. Karena bagaimana pun selama ini Istambul merupakan lambang kekuatan politik bagi dunia Islam.

Penyair Syauqi yang sebelumnya memuji Mustafa Kemal, meratap sedih atas insiden yang terjadi.

Di Indonesia,.kelompok modernis, menyerupai al-Irsyad, Muhammadiyah, Persis, Sarekat Islam dan Kelompok tradisi yang nantinya mendirikan Nahdhatul Ulama bersepakat untuk menegakkan kembali khilafah.  Mereka membentuk Komite Khilafah tanggal 4 Oktober 1924 di Surabaya dengan ketua Wondosudirdjo dari Sarekat Islam dan wakil ketua K.H. Abdul Wahab Hasbullah tokoh pendiri Nahdhatul Ulama sebagai utusan dalam kongres Khilafah di Mesir.

 

Mustafa Mengubur Peradaban Islam

Sementara itu di Turki, sesudah sukses menjagal Khilafah, mulailah Mustafa Kemal mengubur peradaban Islam dari bumi Turki.

Tahun 1925 M/ 1344 H masjid-masjid ditutup dan pemerintah memberangus semua gerakan keagamaan dengan segala kebengisannya.

Tahun itu juga, Latife yang minta diperlakukan dan dihormati sebagaimana mestinya seorang istri, dengan kasar diceraikan oleh Mustafa Kemal dan diusirnya.

Setelah bercerai, Mustafa menjadi lelaki tak tahu malu dan tak mengenal batas. Ia menjadi peminum berat dan tak bisa lepas dari miras. Sejumlah lelaki muda tampan, istri, dan putri pendukungnyapun menjadi objek pemuas syahwat dan korban aksi vital nafsunya, hingga ia menderita penyakit kelamin.

Sementara itu, gemuruh kaum oposisi Turki mulai menderu. Gemuruh itu balasannya meledak pada 1926, ketika suku Kurdi gunung melancarkan pemberontakan bersenjata melawan rezim Kemalis. Mustafa Kemal tak buang waktu. Seluruh suku Kurdistan di Turki dibinasakan dengan bengis, desa dibakar, ternak dan hasil panen dihancurkan, perempuan dan belum dewasa diperkosa dan dibantai. 46 kepala suku Kurdi digantung di depan umum. Dan terakhir, mengeksekusi Syekh Said, pemimpin suku Kurdi.

Tahun 1926/ 1345 M Syariah Islam diganti dengan aturan sipil yang diadopsi dari aturan Swiss.

Tahun itu juga Penanggalan Hijriyah diganti dengan penanggalan masehi sehingga angka tahun 1345 H dihapus di seluruh Turki dan diganti dengan 1926 M.

Tahun 1928 M/ 1347 H Teks undang-undang menghapus Turki sebagai pemerintahan Islam. Teks sumpah yang diucapkan para pejabat pemerintah ketika dilantik yang sebelumnya bersumpah dengan nama Allah diganti dengan hanya mengucapkan ”Dengan kehormatan mereka, mereka akan menunaikan kewajiban.”

Tanggal 1 November 1928 dibentuk UU wacana pengambilan dan penerapan alfabet (Latin) serta pelarangan goresan pena Arab.

Tahun 1929 M/ 1348 H. Pemerintah mulai mewajibkan secara paksa untuk menggunakan huruf-huruf latin dalam penulisan bahasa Turki sebagai ganti karakter Arab yang digunakan sebelumnya. Pengajaran bahasa Arab dan Persia dihapuskan dari seluruh fakultas. Buku-buku yang terlanjur dicetak dalam karakter Arab diekspor ke Mesir, Persia dan India. Pemerintah Turki ingin memutus korelasi Turki dengan masa kemudian keislaman mereka, juga memutus korelasi Turki dengan kaum muslimin di seluruh negeri Arab dan negeri Islam lainnya.

Tahun 1931-1932 M/ 1350-1351 H pemerintah membatasi jumlah masjid. Mustafa Kemal terus mencerca masjid-masjid. Dia menutup masjid utama di Istambul dan mengubah Masjid Aya Shofia menjadi museum, sedang Masjid al-Fatih dijadikan gudang!

1933 M/ 1352 H  Fakultas Syariah di Universitas Istambul ditutup. Pemerintah juga menghapus pendidikan agama di sekolah-sekolah khusus.

Mustafa Kemal meniupkan ruh nasionalisme ke tengah-tengah bangsa Turki dengan selalu mendengung-dengungkan. ”Sesungguhnya Turki ialah pemilik peradaban yang paling renta di dunia. Sudah tiba saatnya kini untuk diambil kembali dan menggantikan peradaban Islam.”

Tahun itu juga Mustafa Kemal melalui Majelis Nasional (National Assembly) kemudian menyandangkan gelar Ataturk pada dirinya, yang berarti Bapak orang-orang Turki.

Mustafa Kemal Ataturk memerintahkan penerjemahan al-Qur`an ke dalam bahasa Turki, sehingga kehilangan makna-maknanya dan cita rasa bahasanya. Puncaknya, ia memerintahkan semoga adzan dilakukan dengan menggunakan bahasa Turki! Tanggal 3 Desember 1934 dibentuk UU wacana larangan menggunakan busana tradisional yang Islami.

Pemerintah memerintahkan kaum perempuan untuk menanggalkan jilbab dan membiarkan mereka berkeliaran dimana-mana tanpa mengenakan jilbab. Pemerintah juga menghapuskan kepemimpinan kaum lelaki atas perempuan dengan semboyan demi kebebasan dan kesetaraan jender. Pemerintah mendorong diselenggarakannya pesta-pesta tari dan drama-drama yang menggabungkan lelaki dan perempuan. Tahun 1935 M Pemerintah Turki mengubah hari libur resmi Jumat menjadi hari Minggu yang dimulai Sabtu Zhuhur hingga Senin pagi.

 

Pengaruh Mustafa Kemal ke Dunia Islam

Langkah-langkah yang diambil Mustafa Kemal ini mempunyai dampak yang luas di Mesir, Afghanistan, Iran, India dan Turkistan serta daerah dunia Islam lainnya, termasuk Indonesia. Langkah-langkah ini memberi peluang bagi kalangan yang menyeru pada westernisasi dengan  mengakibatkan Turki sebagai teladan utama ketika menyatakan wacana kemajuan dan kebangkitan. Media-media yang orientasinya memusuhi Islam menyambut bangga apa yang dilakukan oleh Mustafa Kemal Ataturk.

Media-media itu mengembangkan apa yang dikatakan oleh Ataturk dengan ungkapannya, ”Turki baru, sama sekali tidak mempunyai korelasi apa pun dengan agama.” Atau, ketika lain ia memegang al-Qur`an di tangannya dan dengan congkaknya menyatakan, ”Sesungguhnya kemajuan bangsa-bangsa mustahil dilakukan dengan menerapkan hukum-hukum dan kaidah-kaidah yang telah berlalu beberapa kala lamanya.” Na’udzubillahi min dzalik!

Mustafa Kemal yang telah murtad ini selalu berkoar di mimbar-mimbar semoga rakyat Turki menggandakan apa yang ada di Barat Salibis dan mengajak pada kebebasan yang berbau kekufuran bagi kalangan perempuan Turki. Mustafa mengajak pada degradasi etika dengan anggapan bahwa minum minuman keras, judi dan perzinahan tak lain sebagai citra dari tingginya peradaban dan kemajuan.

Setelah menghukum mati teman-teman yang dulu seperjuangan dengannya, kini Mustafa Kemal jadi diktator diktatorial bagi Turki sekuler.

 

Kematian Mustafa Kemal

Tahun 1938 M, kesehatan Mustafa Kemal Ataturk memburuk, dan meninggal dunia pada tanggal  10 November 1938/ 1356 H dalam kondisi terkena penyakit pengerasan hati (cirrhosis) akhir kecanduan alkohol.

Demikianlah, final hayat seorang diktator sekuler liberal penjagal Khilafah. Mustafa Kemal Ataturk la’natullah ’alaihi.

Demikianlah, walau Mustafa Kemal Ataturk telah binasa, namun kader-kader dan pendukungnya di aneka macam negeri, termasuk di Indonesia masih banyak. Sejarah wacana Mustafa Kemal Ataturk banyak yang disembunyikan dan diputarbalikan. Mustafa Kemal Ataturk ditulis sebagai seorang pahlawan, dan sebaliknya Khilafah yang ia jagal digambarkan dengan citra yang sangat kelam. Tugas kita semua meluruskan penyimpangan sejarah ini, semoga anak cucu kita tak salah menilai siapa Mustafa Kemal Ataturk ini. Amin. [syahid/voa-islam.com]

 

Referensi:

Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah. Ali Muhammad Ash-Shalabi. (ad-Daulah al-‘Utsmaaniyyah ‘awaamilut tahwidh wa asbaabus suquuth. Maktabah Al-Iman). Pustaka al-Kautsar. Jakarta. 2003.Konspirasi Barat Meruntuhkan Khilafah Islam. Abdul Qadim Zallum. (TerjemahanHow The Khilafah Destroyed. Khilafah Publication. London). Al-Izzah. Bangil. 2001.Para Pengkhianat. Maryam Jameelah. (Terjemahan Traitrors of Islam in Islam and Modernism. www.khilafah.org). 2003. Pustaka Thariqul Izzah. Bogor. 2003.Rahasia Kehidupan Seksual Para Diktator Besar. Nigel Cawthorne. (Terjemahan Sex Lives of The Great Dictators. Carlton Books. London). Penerbit Alas Publishing. Yogyakarta. 2007.Sejarah Para Khalifah. Hepi Andi Bastoni. Pustaka al-Kautsar. Jakarta. 2008.www.wikipedia.org.

Sumber: voa-islam.com

Judul dengan sedikit perubahan...


Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+