Kisah Nabi Muhammad Dicekik Dan Dilempari Kotoran Binatang

Ridhmedia
15/06/16, 15:54 WIB

Pecinta 1001-Kisah Islami, mari kita pelajari sifat dan dongeng Rasulullah, Rasulullah bukan sosok pemarah. Banyak yang mencoba mengejek, menyakiti dan melukai, tapi Rasulullah tidak menanggapi dengan api amarah. Rasulullah kadang malah membalas dengan kasih berlebih. Begitu pun ketika si Badui kurang bimbing itu mengasarinya.Rasulullah tengah berjalan bersama Anas bin Malik, ketika tiba-tiba Arab Badui itu menarik selendang Najran di kalungan lehernya.

Begitu kerasnya tarikan si Badui, Nabi pun tercekik. Anas, menyerupai tercatat dalam Shahih al-Bukhari, sempat melihat bekas guratan di leher Nabi.

“Hai Muhammad, beri saya sebagian harta yang kamu miliki!” teriak si Badui, masih dengan posisi selendang mencekik Rasul.

Apakah Nabi murka dengan perilaku si Badui yang menyerupai preman Tanah Abang ini: berbuat bernafsu untuk minta ‘jatah’? Hati Nabi terlalu sejuk untuk sekadar diampiri letikan rasa gusar.

Tidak, Nabi justru tersenyum, dan bilang ke Anas, “Berikanlah sesuatu.”

Itu masih belum seberapa. Nabi bahkan pernah ‘dihadiahi’ kotoran hewan, pada punggung, di ketika Nabi sedang sujud dalam shalat. Abdullah bin Mas’ud jadi saksi, yang kemudian direkam pula dalam Shahih al-Bukhari.

Ibnu Mas’ud melihat Nabi tengah bersembahyang di bersahabat Ka’bah, dan pada ketika yang sama Abu Jahl dan gerombolannya duduk-duduk tak jauh dari situ.

“Siapa mau membawa kotoran-kotoran kambing, yang disembelih kemarin, untuk ditaruh di atas punggung Muhammad, begitu ia sujud?”

Abu Jahl berseru pada punakawannya. Satu dari mereka, yang tak lain yakni Utbah bin Rabi’ah, Syaibah bin Rabi’ah, al-Walid bin Utbah, Umayyah bin Khalaf, serta Uqbah bin Abi Mu’ith, itu bergerak mengambil kotoran. Mereka tunggu hingga Nabi hingga pada sujud.

Dan benar, hingga ketika Nabi sujud, ditaruhlah kotoran itu di antara dua pundak Nabi. Abu Jahl, punggawa Quraisy yang selalu berupaya menghancurkan Nabi itu, dan gerombolannya menyaksikan dengan tawa keras. Nabi tetap dalam sujud hingga Fatimah az-Zahra membersihkan sembari meneteskan air mata. Tapi Nabi bukan sosok pemarah, bukan pendendam.

Nabi tidak memerintahkan Sahabat-Sahabat untuk membalas balik perlakuan Abu Jahl Cs. Beliau hanya berdoa,  “Allahumma alaika bi Quraisy, alaika bi Quraisy, alaika bi Quraisy.” Ya Allah, binasakan mereka, bangsa Quraisy yang pongah itu.

Semoga dongeng di atas menjadi pola bagi kita. Amin.

Sumber: Majalah Syir’ah edisi 52, ditulis oleh Mutjaba’ Hamdi di kutip dari 

(Dunia-Islam.org)

Komentar

Tampilkan

Terkini