Kisah Pasukan Pejalan Kaki Terbaik

Ridhmedia
29/03/19, 18:53 WIB



Amir bin Amr bin al Akwa, ialah saudara dari Salamah bin Akwa, seorang cukup umur yang Rasulullah SAW menggelarinya sebagai Pasukan Pejalan Kaki Terbaik. Karena itu Amir pun lebih dikenali dengan nama Amir bin Akwa. Ketika terjun dalam perang Khaibar, dua bersaudara al Akwa dari bani Aslam ini pundak membahu memerangi kaum Yahudi. Amir bin Akwa menyenandungkan suatu syair untuk membangkitkan semangat, "Kalau tidak alasannya ialah engkau(wahai Muhammad), tidaklah kami menerima hidayah, tidak shalat dan berzakat, Kami dicukupkan dengan kelebihan engkau, maka turunkanlah atas kami ketenangan, Dan teguhkanlah kaki-kaki kami menghadapi musuh dalam peperangan ini…!!"

Nabi SAW diberitahu para sahabat wacana syair yang disenandungkan tersebut. Beliau menanyakan siapa penyenandungnya.

"Amir bin Akwa…!!" Kata para sahabat.

"Semoga Allah akan mengampuni Amir!!" Kata Rasulullah SAW, suatu membuktikan dia bahagia dengan apa yang dilakukannya.

Tetapi para sahabat-pun menangkap membuktikan pula. Jika dia mengkhususkan doa pada seseorang dalam suatu pertempuran, pastilah ia akan menemui syahid. Amir memahami pula hal ini, dan ia menjadi sangat bangga dan bersemangat menggempur musuh.

Ketika pertempuran berkecamuk dengan sengitnya, muncullah Marhab, seorang hero Yahudi yang sudah sangat dikenal di kawasan Khaibar dan sekitarnya akan keberanian dan kepiawaiannya dalam laga senjata. Ia menantang duel sambil menyombongkan nama besarnya.Tanpa banyak pertimbangan, Amir meloncat ke hadapan Marhab sambil mengucapkan perkataan untuk mengimbangi kesombongan Marhab, "Penduduk Khaibar tahu, akulah Amir, hero perang yang perkasa, menyerbu musuh seorang diri tanpa takut apa-apa…!!"

Dua orang yang inipun bertempur dengan serunya, sepertinya kekuatan mereka berimbang. Pada suatu kesempatan, posisi Amir di atas angin dan sangat menguntungkan, ia siap memperlihatkan pukulan terakhir dengan pedangnya untuk menghabisi perlawanan musuhnya. Tetapi tanpa disadarinya,hulu pedangnya melentur dan ujung pedangnya berbalik mengenai ubun-ubun kepalanya sendiri sampai ia tewas seketika. Pasukan muslim yang melihat insiden tersebut impulsif berkata, "Kasihan Amir, ia terhalang memperoleh mati syahid…!!"

Salamah bin Akwa yang berada tak jauh dari tempat saudaranya itupun merasa kecewa dan menyesal atas insiden yang menimpa Amir. Ia beranggapan menyerupai kebanyakan sahabat lainnya, bahwa Amir mati alasannya ialah bunuh diri, walau itu dilakukan tanpa sengaja. Tentulah ia kehilangan pahala berjihad dan maut sebagai syahid.

Ketika perang pada hari itu usai, Salamah menceritakan insiden yang menimpa Amir kepada Nabi SAW sambil menangis, dan ia bertanya, "Wahai Rasulullah, benarkah pahala Amir gugur alasannya ialah kematiannya tersebut?"

Rasulullah SAW dengan berilmu memperlihatkan tanggapan yang menentramkan, "Ia gugur sebagai pejuang (yakni mati syahid), bahkan ia memperolah dua macam pahala. Dan kini ini ia sedang berenang di sungai-sungai surga…!!!"

Hati Salamah menjadi bahagia dengan klarifikasi Nabi SAW, bahkan ‘pandangan tembus’ dia atas saudaranya yang telah syahid tersebut meningkatkan semangatnya untuk terus berjuang membela panji-panji agama Allah.

Komentar

Tampilkan

Terkini