Berbanggalah Kalian Para Taliban Di Kpk

Ridhmedia
17/09/19, 02:24 WIB

Berbanggalah Kalian Para Taliban di KPK

By Asyari Usman

Sangat terhormat julukan itu. Taliban di Komisi Pemberantasan Korypsi (KPK). Orang-orang yang menunjukkan julukan itu yang tidak paham makna kata itu dan tak tahu latar-belakang sejarah mereka.

Taliban yaitu pelajar. Tak salah juga disebut ‘santri’. Bisa juga diartikan mahasiswa. Di Afgahanistan, Taliban ikut berperang menghadapi superpower Uni Soviet. Taliban mengambil alih kekuasaan dari tangan boneka Moskow. Mereka menguasai Afghanistan dari 1996-2001.

Taliban berani mati melawan pendudukan yang menginjak-injak harga diri orang Afghanistan. Mereka tak gentar menghadapi serbuan NATO menyusul bencana 11 Septermber 2001 (911) di New York City.

Pasukan Taliban tidak mempunyai senjata canggih ibarat persenjataan angkatan bersenjata NATO. Tetapi, mereka tak dapat dikalahkan oleh bomber B-52, Stealth, maupun rombongan helicopter Apache yang dikerahkan oleh Presiden George W Bush.

Taliban di Afghanistan menciptakan Amerika jengkel. Bom karpet (carpet bombing) mereka tak banyak mengurangi personel Taliban. Sedikit pun tak mengerdilkan nyali dan semangat tempur mereka. Sampai balasannya Amerika lelah sendiri.

Itulah Taliban di Afghanistan. Amerika dan para sekutunya hanya dapat melancarkam kampanya hitam perihal Taliban. Mereka menyampaikan Taliban yaitu pejuang yang kejam dan sadis. Padahal, saat mereka menangkap seorang koresponden perempuan dari harian Sunday Express, Yvonne Ridley, seluruh dunia terkejut mendengar bahwa wartawan Inggris itu diperlakukan sangat baik dan sopan. Bu Ridley sendiri tak usang lalu mengucapkan syahadat. Dia menjadi seorang muslimah yang aktif berdakwah di Inggris.

Di KPK, para penyelidik dan penyidik korupsi yang berani mati digambarkan ibarat Taliban. Militansi kelas tinggi. Mereka tak lagi memikirkan kenyamanan duniawi. Kalau mereka mau, para Taliban KPK dapat mencari duit besar dalam banyak sekali masalah korupsi ukuran superjumbo.

Para koruptor dan calon koruptor merasa resah. Begitu juga para sponsor dan pelindung mereka, ikut pula gelisah. Para politisi di DPR, para ketua parpol, serta para pejabat direktur menjadi ‘tak fokus bekerja’. Takut ditangkap OTT KPK. Singkatnya, para penyidik militan di KPK menciptakan mereka tak dapat tenang. Mereka Tidak dapat mendikte jalannya masalah korupsi.

Jadwal korupsi mereka menjadi tersendat-sendat akhir dikejar bayangan Taliban KPK. Sumber biaya orpol terancam. Peluang memperkaya diri menjadi sempit. Semua ini gara-gara Taliban KPK.

Akhirnya, semua orang di dewan perwakilan rakyat menyepakati revisi UU perihal KKP nomor 30 Tahun 2002. Wewenang KPK dipangkas habis. KPK akan didikte oleh Dewan Pengawas (DP) bentukan DPR. Bakal tak ada lagi operasi penyadapan telefon. Harus meminta izin DP. Karena itu, OTT akan menjadai barang langka.

Kongkalikong orang DP dengan para koruptor dapat menggagalkan kejaran KPK terhadap para pencolong kekayaan negara. Revisi UU KPK akan menunjukkan peluang kepada para koruptor semoga masalah mereka dihentikan. KPK dapat menerbitkan SP3 (penghentian perkara).

Para penyidik KPK dari generasi muda yang selama ini ditakuti oleh para koruptor, sehabis revisi akan menjadi tak berdaya. Inilah sasaran pemerintah bersama DPR.

Tidak hingga di situ. Pimpinan gres KPK periode 2019-2023 pastilah akan melenyapkan para penyidik militan yang mereka sebut Taliban itu.

Revisi UU perihal KPK dan pemilihan orang-orang tak berintegritas menjadi pimpinan forum antikorupsi itu, tak keliru jika disebut sebagai upaya dewan perwakilan rakyat dan pemerintah untuk melindungi para koruptor. Inilah langkah mereka untuk menghancurkan KPK.

Para Taliban di KPK, pada dasarnya, tidak dapat berbuat apa-apa dalam menghadapi tindakan pembonsaian yang sedang dilakukan terhadap mereka. Revisi UU itu harus menang. Pastilah upaya untuk melindungi para koruptor itu akan berjaya. Presiden Jokowi mendukung penuh revisi ini.

Tak usang lagi, Anda dapat menyaksikan pesta pora para koruptor dan dalang-dalang politik mereka. Mereka akan merayakan penyingkiran para Taliban dari KPK.

Begitulah Indonesia. Negara ini, suka tak suka, telah dikuasai oleh para koruptor. Dan hari ini, kekuasaan mereka semakin menancap dalam. Rakyat hanya dapat menonton.

Tapi, setidaknya Anda dapat berbangga bahwa di negeri ini pernah berkiprah para penyelidik dan penyidik militan di KPK. Anda dapat mengenang masa-masa jaya KPK yang independen dan kuat.

Anda pantas mengepalkan tinju dan berteriak keras kepada para penyidik militan itu: “Berbanggalah kalian para Taliban di KPK. Kalian buat para koruptor terbirit-birit."

16 September 2019

Komentar

Tampilkan

Terkini