Ketua Gp Ansor Klaim Pemilihan Irjen Firli Dan 4 Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi Jilid V Ideal, Berantas Radikalisme Di Komisi Pemberantasan Korupsi

Ridhmedia
14/09/19, 04:30 WIB

[]  Ketua Umum GP Anshor Yaqut Cholil Quomas menaruh cita-cita terhadap pemilihan sosok kontroversial Irjen Polisi Firli Bahuri sebagai pimpinan KPK 2019-2023. Menurut Yaqut, tidak ada sosok pemimpin yang sempurna, tetapi dapat mencari yang paling ideal.

"Tapi berdasarkan saya, pimpinan KPK kali ini sudah cukup ideal. Saya memiliki keyakinan ini akan menjadi tim yang berpengaruh untuk melawan korupsi sebagaimana cita-cita publik," ungkapnya kepada tirto, Jumat (13/9/2019).

Komisi III dewan perwakilan rakyat telah menentukan 5 dari 10 nama calon pimpinan KPK. Lima nama ini terpilih melalui proses voting, dihadiri 56 anggota Komisi III. Mereka yakni Firli Bahuri (56 suara), perwira aktif berpangkat Irjen yang menjabat Kapolda Sumatera Selatan; Alexander Marwata (53 suara), komisioner KPK periode 2015-2019; Nurul Ghufron (51 suara), akademisi; Nawawi Pomolango (50 suara), hakim; dan Lili Pintauli Siregar (44 suara), advokat.

Usai voting, dewan perwakilan rakyat pun menentukan pemimpin forum antirasuah periode 2019-2023. 10 kapoksi dewan perwakilan rakyat setuju tetapkan Firli sebagai Ketua KPK jilid V.

Tidak hanya menaruh cita-cita pada Firli, Yaqut juga melaksanakan hal yang sama terhadap keempat pimpinan gres KPK lainnya. Pria yang juga Ketua DPP PKB itu memandang, kelima sosok terpilih itu yakni nafas gres untuk membersihkan radikalisme di badan KPK, termasuk gosip keterlibatan Taliban di dalamnya.

"Jika memang benar ada taliban di dalam KPK menyerupai yang selama ini menjadi belakang layar publik, tim gres ini lebih menunjukkan optimisme. Mereka dapat membersihkan korupsi dan radikalisasi dalam satu tarikan nafas," ujarnya.

Sementara itu, Peneliti Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) Universitas Gadjah Mada (UGM), Zaenul Rahman menilai isu-isu yang menyebut adanya keterlibatan Taliban atau radikalisme di badan KPK merupakan gosip murahan yang tak semestinya ditanggapi secara serius. Sebab tujuan gosip tersebut digelontorkan hanyalah untuk membiaskan persepsi masyarakat.

"Agar masyarakat bingung. Karena masyarakat itu taunya jikalau sebuah forum disusupi radikalisme, maka forum itu akan dimusuhi. Itu upaya mendeskreditkan KPK dengan cara menuduh diisi Taliban," ungkapnya pada tirto, Jumat.

Sumber: Tirto

***

Padahal yang protes serta menentukan keluar yakni Saut Situmorang, kristen. Taliban cabang kristen?
Komentar

Tampilkan

Terkini