Khalifah Umar Ii, Pemimpin Legendaris

Ridhmedia
06/09/19, 05:32 WIB

Kalau ada orang miskin sebelum mendapat “kursi”, maka sehabis sanggup bangku dia biasanya jadi kaya, cuma Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang kebalikan, sebelum menjadi pejabat dia kaya raya, tapi sehabis menjadi pejabat malah miskin.

Kalau kita membaca kisah hidupnya, kita berpikir dia seorang Raja yang menguasai wilayah sebesar kabupaten atau kecamatan, soalnya yang sering diceritakan dia hanya menggunakan lilin dan lampu teplok di ruang kerjanya pada malam hari!

Beliau menjadi Khalifah pada umur 38 tahun, menjadi pemimpin Dinasti Umayyah sebuah kerajaan besar, sebuah Negara yang luas, kekuasaannya mencakup seluruh wilayah Timur-Tengah hari ini, ditambah Iran, Afrika Utara hingga Spanyol dan Afghanistan, dengan luas hampir 15 juta km persegi, dengan ibukotanya Damascus.

Sebelum menjadi Khalifah, Umar populer sangat menikmati dunia, pakaiannya mahal-mahal semua, parfumnya saja sanggup tercium dari beberapa puluh meter, ya masuk akal saja, ayahnya Putra Mahkota dinasti Umayyah, kakeknya Khalifah Dinasti Umayyah, istrinya Fatimah juga anak Khalifah, pokoknya jikalau dia hidup berfoya-foya, memang aslinya orang berada. Meskipun demikian, Umar sangat rajin belajar, bergaul dengan Ulama dan tidak pernah mendekati yang haram. Sehingga di kalangan Ulama, Umar dianggap mujtahid...persis menyerupai kakeknya Umar bin Khattab.

Tapi, saat dia dipilih menjadi Khalifah oleh pamannya Khalifah Suleyman bin Abdul Malik, Umar berubah 180 derajat. Setelah pamannya meninggal, dia menjadi khalifah, dan mendapat fasilitas-fasilitas Negara, salah satunya yaitu kendaraan, yaitu kuda paling bagus, tapi dia menolaknya, dan menentukan naik kuda murah saja, dan mengembalikan kuda tadi ke baitul maal muslimin.

Tidak hanya itu, semua harta yang dia miliki, termasuk parfum-parfum mahal dikembalikan ke baitul maal muslimin. Dan dia meminta kepada istrinya Fatimah, untuk mengembalikan semua pelengkap yang pernah diberikan oleh Khalifah sebelumnya ke baitul maal muslimin.

“Pilihlah, mau mengembalikan semua pelengkap itu ke baitul maal, atau ijinkan saya menceraikanmu? Karena saya tidak suka ada harta milik Umat di rumahku,” kata Khalifah Umar.

Istrinya menjawab, “Aku memilihmu, saya akan mengembalikan semua pelengkap itu ke baitul maal, bahkan pelengkap milikkku sendiri yang bukan hadiah akan kuserahkan ke baitul maal”.

Kalau sudah shalat isya, Khalifah Umar bin Abdul Aziz selalu duduk sambil menunduk, duduk lama, dan air matanya pun menetes, sebab memikirkan tanggungjawab yang dibebankan padanya.

Ketika ada orang bertanya bagaimana ibadah Umar, istrinya menjawab, “Umar bukanlah orang yang banyak shalat, atau banyak puasa, tapi dia sangat takut kepada Allah”.

Saat khalifah ini meninggal, Imam Hasan Basry mengatakan, “Telah meninggal insan paling baik…”.

Beliau dimakamkan di Maarrah Nu’man, sebuah daerah di antara propinsi Edlib dan Aleppo di Syria. Karena dia meninggal dalam perjalan ke Damascus.

Rahimallahu Amiral Mukminin Umar bin Abdul Aziz wa Aqilatahu...

Semua orang ingin pemimpin menyerupai Umar bin Abdul Aziz.

[Saief Alemdar]

Komentar

Tampilkan

Terkini