"TALIBANISASI" KPK, APANYA YANG SALAH...?
Salah satu alasan saya hingga kini tidak dapat mendukung rezim Pak Jokowi yaitu alasannya yaitu semenjak dia berkuasa, di Indonesia menjadi orang Islam yang benar-benar jadi orang Islam yaitu sebuah dilema.
Sejak dia berkuasa, berulang kali simbol-simbol ke Islaman dihina. Baru jaman dia berkuasa saya melihat umat islam yang taat dihujat dan direndahkan pada level yang paling nista.
Bendera bertuliskan dua kalimat syahadat di bakar hanya alasannya yaitu di tuduh jadi bendera ormas terlarang (Alasan dilarangnya hingga kini masih gelap dan hanya menurut perkiraan dan "katanya" Pemerintah).
Berkali-kali kata takbir diplesetkan jadi "take a beer".
Dan semua pelakunya yaitu Jokower !!!
Muslimah yang berusaha menutupi aurat-nya dengan tepat (bercadar) dipandang sinis dan diolok-olok sebagai ninja.
Muslim yang berusaha mengikuti sunnah dengan memanjangkan janggut dan bercelana cingkrang dianggap orang jahat dan calon teroris.
Kita negara Pancasila tapi berusaha dijauhkan dari sila pertama. Sila Ketuhanan yang Maha Esa.
Berulangkali saya mendengar orang-orang dungu (sekali lagi biasanya Jokower/Ahoker) yang menulis atau berkata:
"Woi, Indonesia bukan Negara Agama. Pindah aja ke Arab sana...".
Pertama. Apa salahnya jikalau Indonesia menjadi Negara Agama?
Bukannya Pancasila selaras dengan agama. Justru yang anti agama yaitu anti Pancasila.
Ya, tapi mungkin saja para Dungu-ers yang berteriak-teriak itu komunis dan keturunan PKI, makanya mereka alergi dengan agama. Cuma lucunya, kenapa di usirnya cuma ke Arab?
Kalau banyak membaca, harusnya para Dungu-ers itu paham, di Negara-negara Arab juga banyak kelompok komunis yang anti agama. Termasuk di Palestina yang dianggap Arab garis keras. Hanya saja, otak-otak mereka sudah kram alasannya yaitu semenjak terlahir kedunia cuma diberikan asupan karbon dioksida dan gas metan (baca : kentut), jadi tahunya Arab itu cuma Islam.
Akibat masih banyaknya Dungu-ers di Negeri ini, para siluman yang mau membusukkan seseorang atau ormas, cukup kaitkan orang atau ormasnya dengan Islam atau simbol ke-islaman yang taat. Tidak usang niscaya akan habis dihujat.
Termasuk di KPK. Sekarang sedang ramai hujatan kepada kelompok "taliban". Padahal dari yang saya baca, mereka yang dianggap Kelompok Taliban yaitu para penyidik lurus yang tidak kenal kompromi terhadap kasus korupsi. Misalnya Bang Novel Baswedan. Lawannya, yaitu kelompok Polisi India.
Kalau kau rajin menonton film drama, harusnya sudah paham, Polisi-polisi India di film Bollywood yaitu petugas-petugas yang selalu dapat disuap dan selalu tiba terlambat untuk menyelamatkan rakyat.
Tapi sekali lagi. Masalahnya bangsa ini kadung rusak dan terkontaminasi kedunguan yang hakiki. Sehingga pribadi alergi dengan semua kata-kata dan simbol yang dianggap bersahabat dengan keislaman dan Islam yang taat.
Andai saja kelompok Bang Novel Baswedan disebut Kelompok Gangnam Style, saya yakin banyak yang akan mendukung. Atau kalaupun menggunakan julukan Taliban, coba ditambahi kata-kata Nusantara, jadi Kelompok Taliban Nusantara, saya yakin akan panen suara, eh tunjangan maksudnya.
Saya yakin Koruptor juga bakal didukung jikalau pelakunya disebut Koruptor Nusantara. Apalagi jikalau rajin-rajin berteriak : Saya Indonesia-saya Pancasila.
Sebenarnya, Siluman yang kita lawan ini, siapa ya?
(By Azwar Siregar)