[] Warga Riau khususnya di Pekanbaru berteriak di media umum (medsos) seperti tidak ada yang peduli lagi terhadap nasib mereka. Klaim Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada dikala Debat Capres 2019 tidak ada lagi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) hanya isapan jempol belaka.
Jangankan pencegahan kebakaran, sudah konkret banyak warga yang terpapar asap jawaban kebakaran. Mereka mulai tidak berpengaruh menghadapi tragedi tersebut. Namun, mereka harus berjuang sendiri.
Empat tagar di Twitter meminta perhatian di medsos terus dilambungkan. Empat tagar itu, berbunyi:
#SaveRiau
#Pekanbarubutuhoksigen
#RiauMelawanAsap
#PrayforRiau
— Cerita Info Kuliner Pekanbaru (@brosispku) September 10, 2019
#stopkarhutla #KebakaranHutanMakinMenggila pic.twitter.com/UZ5nxUbUcq
— Anggry Alfandi (@AnggryAlfandi) September 10, 2019
Pakar dan praktisi media sosial, Ismail Fahmi, berharap bunyi warganet dari Riau didengar. “Top twit jeritan hati mereka di #RiauDibakarBukanTerbakar. Semoga terdengar. Drone Emprit hanya dapat berusaha turut menyampaikan,” kata pendiri Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia ini lewat cuitannya di Twitter, Jumat (13/9).
Dia mengatakan, kemelut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memang sangat menyedot perhatian para elite di Ibu Kota. Namun, tragedi asap yang melanda warga di Pekanbaru dan tempat lain di Riau tidak kalah penting.
“Sementara yang di ibukota sibuk dengan informasi KPK yang juga tidak kalah penting, sodara-sodara kita di Riau dan Pekanbaru berjuang sendiri meminta perhatian. ‘Tidak ada upaya signifikan dari pemerintah,’ kata mereka.” Demikian cuitan Ismail Fahmi.
Mereka berjuang sendiri #RiauDibakarBukanTerbakar— Ismail Fahmi (@ismailfahmi) September 13, 2019
Sementara yang di ibukota sibuk dengan informasi KPK yang juga tidak kalah penting, sodara-sodara kita di Riau dan Pekanbaru berjuang sendiri meminta perhatian. "Tidak ada upaya signifikan dari pemerintah," kata mereka. pic.twitter.com/M6wXHucECI
Kabut asap menyelimuti Pekanbaru semenjak final Juli dan makin pekat pada awal September. Akibatnya, pemerintah setempat meliburkan semua sekolah dan diikuti oleh akademi tinggi dan universitas di Pekanbaru.
Sebanyak 39.277 warga di Provinsi Riau menderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) jawaban polusi kabut asap semenjak bulan Agustus hingga awal September ini.
Pencemaran kabut asap jawaban kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kota Pekanbaru bahkan sudah menguning. Sejumlah warga harus mengungsi demi kesehatan mereka.
“Waktu debat Capres pak @jokowi dengan gembira bilang tidak ada kebakaran hutan. Sekarang asap sudah hingga kampung aku di Padang dan Wilayah Sumatera Barat. Janjinya udah enggak ada kebakaran, janjinya akan pecat pejabat Tentara Nasional Indonesia dan Polisi Republik Indonesia kalo masih ada kebakaran. Faktanya NOL BESAR,” ujar @andre_rosiade.
Waktu debat Capres pak @jokowi dengan gembira bilang tidak ada kebakaran hutan. Sekarang asap sudah hingga kampung aku di Padang dan Wilayah Sumatera Barat. Janjinya udah enggak ada kebakaran, janjinya akan pecat pejabat Tentara Nasional Indonesia dan Polisi Republik Indonesia kalo masih ada kebakaran. Faktanya NOL BESAR— Andre Rosiade (@andre_rosiade) September 13, 2019