Aritmia, Kondisi Jantung Berdenyut Tidak Teratur yang Bisa Menjadi Penyebab Serangan Jantung

Ridhmedia
28/10/19, 20:46 WIB
freepik.com

Aritmia (Arrhythmia) menjadi satu masalah pada jantung yang dialami oleh jutaan orang di seluruh dunia. Masalah kesehatan ini ditandai dengan gangguan pada laju atau irama jantung yang tidak seirama atau teratur.

Pada saat aritmia terjadi, jantung bisa berdenyut lebih kencang (takikardia) atau bisa juga berdenyut terlalu lambat (bradikardia).

Pola cepat dan lambatnya denyut jantung pun dapat terjadi secara tidak beraturan. Jantung yang sehat mempunyai otot pemompa yang kuat, ukurannya kurang lebih sebesar kepalan tangan.

Jantung terus menerus memompa darah melalui sistem peredaran darah yang kompleks. Setiap harinya rata-rata jantung berdetak (mengembang dan berkontraksi) 100 ribu kali serta memompa sekitar 2.000 galon darah ke seluruh tubuh.

Rata-rata jantung manusia berdetak lebih dari 2,5 miliar kali. Jantung normal berdenyut sebanyak 60-100 kali per menit saat seseorang beristirahat atau tidak melakukan aktivitas berat.

Detak jantung ini memiliki irama yang teratur. Apabila seseorang memiliki denyut jantung yang lambat yaitu kurang dari 60 denyut permenit; atau berdetak terlalu cepat, lebih dari 100 denyut per menit, besar kemungkinan orang tersebut menderita aritmia.

Aritmia dapat terjadi karena adanya perubahan jaringan dan aktivitas jantung serta sinyal listrik yang mengontrol detak jantung. Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh kerusakan akibat penyakit, cedera, obat-obatan atau genetika.

Perubahan pada jaringan jantung ini kemudian menyebabkan terganggunya impuls elektronik jantung yang menyebabkan jantung berkontraksi, pemacu alami jantung terganggu, jalur konduksi terputus atau bagian jantung yang lain mengambil alih tugas sebagai alat pacu alami.

Biasanya tidak ada gejala, tetapi beberapa penderita merasakan detak jantung tidak teratur. Ganggaun aritmia sendiri dikategorikan menjadi beberapa jenis.

Penggolongan ini dibuat berdasarkan bagian jantung (dua bilik dan dua atrium) yang mengalami gangguan impuls elektronik yaitu tipe aritmia dapat terjadi di bilik atas jantung, bilik bawah atau di antara bilik.

Jenis utama aritmia yaitu bradyaritmia; denyut prematur atau ekstra; aritmia supraventrikular; dan aritmia ventrikel.

Dari berbagai jenis tersebut, aritmia yang paling umum terjadi adalah supraventricular aritmia dengan subtipe atrial fibrillation. Pada kondisi ini, jantung dapat berdetak hingga 400 kali permenit.

Gejala

Beberapa orang penderita aritmia tidak memperlihatkan gejala. Tetapi dokter mungkin bisa mendeteksi aritmia melalui pemeriksaan rutin atau pada EKG.

Meskipun seorang pasien memperhatikan gejala, hal itu bukan selalu berarti ada masalah serius; misalnya, beberapa pasien dengan aritmia yang mengancam jiwa mungkin tidak memiliki gejala sementara yang lain dengan gejala mungkin tidak memiliki masalah serius.

Gejala yang terasa tergantung dari jenis aritmia yang diderita. Gejala umum yang terjadi yaitu penderita merasakan detak jantung yang pelan dan tidak pasti atau terasa ada jeda diantara detak jantung.

Bisa juga, jantung terasa berdetak terlalu cepat meskipun tidak sedang beraktivitas apapun. Gejala serius lain pada aritmia antara lain; kecemasan, pengelihatan buram, nyeri dada, kesulitan nafas, pingsan, sulit berfikir, kelelahan, berkeringat, lemah, pusing dan kepala terasa ringan.

Aritmia yang tidak terdeteksi atau dibiarkan saja tanpa ada penanganan mempunyai kemungkinan untuk menimbulkan komplikasi penyakit lain di jantung dan di otak, seperti gagal jantung, stroke atau serangan jantung mendadak.

Orang dengan riwayat penyakit jantung juga sebagian besar mempunyai aritmia sebelumnya. Misalnya, penyakit gagal jantung. Pada orang dengan aritmia, gagal jantung tersebut dipengaruhi aritmia yang mengganggu kemampuan bilik jantung untuk memompa darah.

Kemungkinan aritmia mengakibatkan gagal jantung semakin tinggi ketika seseorang telah diindikasi mempunyai risiko penyakit jantung lain, seperti hipertensi, obesitas, atherosclerosis.

Pencegahan

Orang yang terlihat sehat dan bugar serta tidak mempunyai penyakit jantung bisa saja mempunyai aritmia. Aritmia ini akan menjadi lebih berbahaya pada orang dengan risiko penyakit jantung lain.

Tetapi, karena penyebab utama aritmia tidak selalu jelas, maka pencegahan utama yang dilakukan adalah pencegahan untuk penyakit jantung seperti atherosclerosis (pengerasan pembuluh darah akibat lemak) dan tekanan darah tinggi.

Tindakan pencegahan yang bisa dilakukan yaitu dengan melakukan gaya hidup sehat seperti:
  • Olah raga dan aktivitas fisik secara teratur minimal 30 menit setiap hari
  • Mengonsumsi makanan-makanan sehat rendah lemak seperti buah-buahan dan sayur-sayuran
  • Menjaga berat badan ideal dan memantaunya secara teratur
  • Tidak merokok
  • Membatasi atau menghindari konsumsi alcohol, kafein, dan obat penenang lainnya

Selain tindakan pencegahan di atas, konsultasi secara rutin dengan dokter juga diperlukan untuk memantau status kesehatan kita.

Aritmia bisa memicu terjadinya berbagai penyakit jantung dan juga stroke. Kondisi aritmia sendiri tidak bisa benar-benar diobati.

Namun penyakit komplikasi berbahaya yang bisa disebabkan oleh aritmia di atas bisa dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat.
Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+