Deklarasi Oposisi Rocky Gerung, Siapa Hendak Bergabung?

Ridhmedia
15/10/19, 13:43 WIB

Deklarasi Oposisi Rocky Gerung, Siapa Mau Bergabung?

Oleh: Hersubeno Arief

Manuver serta pilihan politik Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto membuat Rocky Gerung “ingkar” janji.

Tanpa menunggu pelantikan presiden, ia sudah mengumumkan sikapnya: Oposisi terhadap Prabowo!

Rocky bahkan berjanji bakal berkeliling Indonesia, mengajak para kampret (mantan pendukung Prabowo) bergabung bersamanya.

“Benar. Deklarasi selaku oposisi terhadap Prabowo terpaksa saya majukan,” ujar Rocky dalam tayangan perdana resonansi.tv ( berbasis youtube ) Selasa (15/10).

Bagi yang tidak mengerti konteks serta sikap politiknya, keputusan Rocky ini agak membingungkan.

Pada kampanye pilpres lalu Rocky berjanji. "Pak Prabowo bakal saya kritik 12 menit setelah ia dilantik, catat jejak digital hari ini," kata Rocky dihadapan ribuan alumni perguruan tinggi pendukung Prabowo-Sandi di Gedung Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta Timur, Sabtu (26/1/2019).

Apa lacur ternyata Prabowo kalah. Seharusnya tidak ada pelantikan. Seharusnya Prabowo tetap bersama kampret. Bersama Rocky menjadi oposisi. Mengkritik pemerintah. Bukan dikritik.

Namun melihat manuvernya dalam beberapa hari terakhir, publik sadar, Prabowo tidak bakal pernah menjadi oposisi. Tidak bakal timbul tenggelam bersama rakyat, seperti yang ia janjikan.

Safari politiknya menunjukkan ia sudah menjadi bagian terpenting dari pemerintahan Jokowi. Menjadi aktor utama mewakili kepentingan Megawati serta Jokowi.

Jumat (11/10) Prabowo bertemu dengan Jokowi di Istana. Saat itu ia mengaku memenuhi undangan Jokowi.

Kepada media secara diplomatis Prabowo menjelaskan siap membantu Jokowi bila dibutuhkan. Namun seandainya tidak berada di kabinet, Gerindra bakal loyal selaku penyeimbang. Bukan oposisi.

Basa-basi politisi yang sudah basi!

Setelah bertemu Jokowi, Ahad malam (13/10) Prabowo melanjutkan safari politiknya. Secara mengejutkan ia bertandang ke rumah Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.

Sebelumnya agak sulit membayangkan kedua figur ini bisa bertemu, apalagi kemudian saling rangkul, peluk, tertawa bersama serta mengaku punya banyak kesamaan pandangan.

Prabowo selama ini secara terbuka menjelaskan ketidak-sukaannya terhadap Surya Paloh. Ia selalu menolak diwawancarai oleh Metro TV milik Surya.

Prabowo menyebut Metro TV tidak punya akhlak serta pencetak kebohongan. Sebaliknya Metro TV juga selalu memberitakan Prabowo secara miring. Termasuk dalam editorialnya selaku sikap resmi redaksi.

Hubungan keduanya seperti anjing serta kucing. Seperti tokoh kartun legendaris Tom and Jerry. Tidak pernah akur.

“Permusuhan” keduanya terus berlanjut. Saat Prabowo bertemu Megawati dalam diplomasi nasi goreng, pada ketika yang sama Surya menggelar pertemuan dengan Gubernur DKI Anies Baswedan.

Setelah itu Surya maupun media miliknya Metro TV serta Media Indonesia mulai menyuarakan pentingnya oposisi. Surya juga mulai melaksanakan kritik serta bersuara miring terhadap beberapa kebijakan pemerintahan Jokowi.

Pada pelantikan anggota DPR RI (2/10) terjadi drama politik yang cukup menarik. Mega tidak menyalami Surya. Padahal Surya sudah berdiri menyambutnya.

Mustahil pertemuan Prabowo dengan Surya kali ini tanpa sepengetahuan serta restu Megawati. Mereka ketika ini sudah menjadi satu paket yang solid.

Pemilihan ketua MPR ialah salah satu contohnya. Gerindra akhirnya sepakat mendukung Bambang Soesatyo selaku ketua MPR setelah Prabowo menemui Megawati. Padahal sebelumnya mereka ngotot mengajukan Ahmad Muzani.

Sehari kemudian, Senin malam (14/10) Prabowo bertemu dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Setelah itu ia juga direncanakan bakal bertemu dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

Pertemuan Prabowo dengan para ketua umum partai pendukung Jokowi ini tentu saja sangat menarik serta menimbulkan tandatanya. Dalam kapasitas apa, serta apa pula kepentingannya?

Prabowo tampaknya sudah mendapat peran baru. Ia menjadi semacam mediator mempertemukan kepentingan Megawati selaku pemegang saham mayoritas pemerintah, dengan para partner pemegang saham lainnya.

Safari politik itu juga sekaligus menjadi semacam pemberitahuan resmi kepada partai-partai pendukung pemerintah. Bahwa ketika ini ia yang mengendalikan permainan.

Bila tidak mencapai titik temu, maka seperti dikatakan Rocky, bisa terjadi kampret mengusir cebong.

Menjadi Perdana Menteri

“Kelihatannya Prabowo bakal menjadi semacam Perdana Menteri. Menjalankan peran yang selama ini dimainkan Luhut Panjaitan. Bahkan lebih besar,” ujar Rocky.

Rocky menduga Prabowo bakal menempati posisi selaku Menkopolhukam, sesuai dengan latar balik serta keahliannya. Bukan posisi Wantimpres seperti yang selama ini diduga.

Dengan posisinya tersebut, Prabowo juga bakal mengambil alih peran Wapres Ma’ruf Amin, termasuk dalam diplomasi internasional. Peran itu selama ini dijalankan oleh Wapres Jusuf Kalla serta tidak barangkali dimainkan Ma’ruf.

Hanya saja dalam catatan Rocky kemungkinan besar Prabowo bakal menghadapi persoalan, terutama catatan lamanya yang berhubungan dengan kasus HAM. Bila itu bisa diatasi, maka ia bakal menjadi tokoh nomor dua di republik ini setelah Jokowi.

Besarnya peran Prabowo itu tidak lepas dari kepentingan politik Ketua Umum PDIP Megawati. “ Ia merasa lebih nyaman, serta sudah mengerti luar dalam soal Prabowo,” ujar Rocky.

Megawati hendak mengamankan kepentingan politik serta keberlangsungan kekuasaannya pasca Jokowi. Prabowo merupakan sekutu politik yang paling tepat dibandingkan ketua umum partai lain, termasuk Surya.

Pertemuan Prabowo dengan para ketum parpol menjadi semacam negosiasi, bagi-bagi kapling di kabinet.

Pos-pos penting serta strategis secara politik serta menghasilkan uang dikuasai oleh Megawati serta Prabowo. Sementara pos-pos kabinet yang hanya menghabiskan uang, silakan dibagi-bagi ke parpol lainnya.

Baku atur, cincai diantara para oligarki.

Tinggal rakyat bingung sendiri. Baik pemilih Jokowi, maupun Prabowo cuma bisa melongo. Akal sehat mereka tidak bisa mencerna.

Mereka masih gontok-gontokan. Para politisi junjungan mereka rangkul-rangkulan, bagi kapling rezeki serta kekuasaan. Tidak perlu ada oposisi, sehingga mereka bebas tanpa kontrol, melaksanakan apa saja.

“Beli nomor 1, kok dapatnya nomor 2. Promo Berlaku Selama 5 Tahun.” Begitulah meme menggambarkan suasana hati rakyat. Getir serta bikin kita hanya bisa tersenyum kecut.

Demokrasi khas ala Indonesia. Ala Nusantara!

Tanpa representasi parpol selaku oposisi di DPR, rakyat bakal berhadapan langsung dengan pemerintah. Hanya dengan PKS selaku oposisi, perannya tidak signifikan.

“Bila situasi ekonomi serta politik memburuk, sulit terhindarkan munculnya DPR jalanan. Anak-anak STM bisa kuasai kabinet,” terang Rocky.

Itulah pentingnya rakyat yang tetap berakal sehat bergabung. Menjadi kekuatan kontrol serta kritis terhadap pemerintah.

Apakah Rocky Gerung bersedia menjadi pemimpinnya? end.

Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+