Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) serta Prabowo Subianto buat menunjukkan alasan keduanya bersatu yaitu buat menyejahterakan rakyat.
Seperti diketahui, Prabowo Subianto kini ditunjuk Jokowi buat menjadi Menteri Pertahanan di kabinet baru.
Said Didu mengungkapkan, Jokowi serta Prabowo perlu menunjukkan tujuan keduanya kini bergabung yaitu buat menyejahterakan rakyat, bukan demi kekuasaan.
Dilansir TribunWow.com, hal itu disampaikan Said Didu dalam acara 'Indonesia Lawyers Club', Selasa 22 Oktober 2019.
"Prabowo serta Jokowi perlu menunjukkan kalau memang mereka bergabung buat menyiapkan sajian yang enak buat rakyat, bukan berpesta kekuasaan," kata Said.
Dia lantas menyinggung tentang istilah 'Puasa' yang kerap digunakan buat menggambarkan partai politik yang berada di luar pemerintahan.
"Tadi saya kurang setuju istilah puasa, sebab seakan-akan politik ini kalau tidak dalam kekuasaan berpuasa, memang kalau di dalam itu banyak makanan?," tanya Said.
"Saya telah 30 tahun sama saja, saya telah di luar juga sama saja."
Said menambahkan, istilah 'Puasa' yang kerap digunakan itu dapat menimbulkan asumsi yang keliru di masyarakat.
"Istilah puasa kalau tidak masuk kekuasaan masyarakat memandang 'Oh kalian di dalam pesta-pesta?', istilah itu menurut saya dihilangkan," kata Said.
Said mengungkapkan partai politik di luar serta di dalam pemerintah mempunyai hak yang sama, termasuk dari segi jumlah gaji.
"Di luar juga tidak berpuasa sebenarnya, sama saja, kan yang oposisi, yang tidak oposisi kan sama saja gajinya," imbuh Said.
"Enggak tahu kalau yang di dalam gajinya gede enggak juga kan Pak Fahri kan?," kata ia menambahkan.
Said lantas kembali membahas tentang bergabungnya Prabowo dalam kabinet baru Jokowi.
Menurutnya, jika Jokowi serta Prabowo gagal menunjukkan hasil kerja yang baik, maka dampaknya bakal sangat besar.
"Jadi kalau ini gagal, dampaknya terhadap bangsa ini sangat besar," ucap Said.
Menurutnya, politik bakal mendapat dampak paling besar jika Jokowi serta Prabowo gagal menunjukkan tujuan keduanya bergabung yaitu buat kepentingan rakyat, bukan buat kekuasaan.
"Jadi kalau Pak Jokowi serta Pak Prabowo gagal menunjukkan kalau memang ia bersatu buat memperbaiki rakyat tanpa melihat partai maka politik kita telah bakal hancur," kata Said.
Dia melanjutkan, tidak diperlukan lagi pilpres jika keduanya memang bersatu buat kepentingan kekuasaan.
"Karena apa? Partai politik telah tidak percaya lagi, pilpres enggak usah ada lagi, enggak ada gunanya kok mereka mau pesta pora," ujar Said.
Said lantas menyinggung tentang pernyataan Effendi Ghazali yang menyebutkan kalau fenomena oposisi masuk dalam kabinet hanya terjadi di Indonesia.
"Tadi Prof Effendi Ghazali menyatakan tidak ada teorinya, betul tidak ada teorinya, menjadi siapa tahu kita menciptakan teori baru," ucap Said.
Simak video selengkapnya berikut ini menit 6.58:
Dalam kesempatan yang sama, Said Didu sebelumnya juga menyinggung tentang Pilpres 2019.
Seperti diketahui, Prabowo serta Jokowi sempat bersaing memperebutkan kursi presiden dalam Pilpres 2019 lalu.
Said Didu mengaku menghormati keputusan Jokowi menjadikan mantan rivalnya di Pilprs 2019 lalu itu selaku menteri.
Menurutnya, dalam menjalankan keputusan tersebut Jokowi serta Prabowo sama-sama berkorban.
"Saya menghormati kalau keduanya sama-sama berkorban, Jokowi serta Prabowo dua-duanya juga bekorban, Jokowi dimaki-maki, Prabowo juga dimaki-maki. Semua berkorban," ucap Said.
Namun, Said mempertanyakan tentang tujuan keduanya kini bersatu dalam pemerintahan seusai bersaing dalam pilpres.
"Apakah mereka berkorban buat berpesta sepiring berdua atau kah mau menyiapkan makanan yang enak kepada rakyatnya? Ini pilihan bagi mereka berdua," ujar Said.
Menurutnya, pengorbanan keduanya lebih sedikit dibandingkan dengan nyawa yang dikorbankan ketika pilpres lau.
"Tetapi pengorbanan mereka berdua masih lebih sedikit dibandingkan dengan nyawa korban sejak pemilu pilpres berlangsung," ucap Said.
Dia lantas meminta seluruh pemirsa mendoakan arwah korban Pilpres 2019.
"Jadi saya mohon pemirsa hadirin semua mari kita doakan korban pilpres 201," kata Said.
Said juga meminta Ali Mochtar Ngabalin serta Dahnil Anzar yang juga menjadi bintang tamu acara tersebut buat menyampaikan hal tersebut pada Jokowi serta Prabowo.
"Ini jangan dilupakan, boleh menjadi Ustaz Ali, Mas Dahnil menyampaikan kepada Pak Jokowi, Mas dahnil menyampaikan pada Prabowo," ucapnya.
"Ingat korban nyawa dari persaingan bapak berdua, arwahnya banyak, itu saya pikir pengorbanan bapak berdua lebih kecil dari pada nyawa mereka," kata Said menambahkan.
Dia menyatakan, Jokowi serta Prabowo perlu memikirkan tentang korban nyawa dalam Pilpres 2019 lalu.
"Itu yang saya pikir perlu ada ditanamkan perlu ada di jiwa mereka berdua," ujar Said.