Pengamat Politik Ungkap Kemungkinan Prabowo Maju Pilpres 2024 Didukung Pdip, Ini Penjelasannya

Ridhmedia
30/10/19, 07:29 WIB

RIDHMEDIA - Pakar Komunikasi Politik, Effendi Gazali menyebut Prabowo Subianto dapat memanfaatkan posisi selaku Menteri Pertahanan (Menhan) buat maju di pemilihan presiden (Pipres) 2024 mendatang.

Effendi Gazali mengungkapkan kemungkinan Prabowo maju di Pilpres 2024 serta diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sangat terbuka lebar.

Menurutnya, dengan posisi selaku Menhan, Prabowo dapat menunjukkan keahlian dalam bidang keamanan selaku modal buat maju di Pilpres 2019 mendatang.

Dilansir TribunWow.com, hal itu disampaikan Effendi Gazali dalam acara 'FAKTA' yang diunggah kanal YouTube Talk Show tvOne, Senin (28/10/2019).



 Effendi Gazali menyebut Prabowo Subianto dapat memanfaatkan posisi selaku Menteri Pertah Pengamat Politik Ungkap Kemungkinan Prabowo Maju Pilpres 2024 Didukung PDIP, Ini Penjelasannya
Pakar Komunikasi Politik, Effendi Gazali dalam acara 'FAKTA' TV One (Tangkapan Layar YouTube Talk Show tvOne)

Effendi Gazali menyebut kesempatan Prabowo kembali maju menjadi calon presiden 2024 makin terbuka lebar pascamenjabat selaku Menhan.

"Saya mau bilang begini, ini sebenarnya sebuah kerangka besar," ucap Effendi.

"Hanya jalan seperti ini lah yang memungkinkan Prabowo menjadi presiden di 2024 dengan dukungan PDI Perjuangan."

Posisi Menhan dinilai Effendi Gazali sangat tepat buat digunakan Prabowo selaku batu loncatan maju di Pilpres 2024 mendatang.

"Iya dong, anda bisa bayangkan, gagah dalam alutissta (Alat utama sistem senjata Tentara Nasional Indonesia) baru serta penataan tatanan keamanan," terang Effendi.

"Kemudian bisa lekas dibuktikan dengan quick win 6 bulan di pertahanan keamanan di kelautan."

Dia lantas menyinggung tentang pertahanan kelautan yang bisa menjadi prestasi Prabowo.

"Kalau aja ada kapal asing masuk, bahkan kapal militer masuk kita bikin terbirit-birit, itu sudah prestasi yang luar biasa buat Prabowo Subianto," kata Effendi.

Lebih lanjut, Effendi menyebut sebetulnya Prabowo sempat ditawarkan buat duduk di kursi Menteri Koordinator Politik, Hukum, serta HAM (Menko Polhukam) yang kini ditempati oleh Mahfud MD.

"Ya, ini penting, saya dengar dia (Prabowo) ditawarkan Menko Polhukam," imbuh Effendi.

Namun, Prabowo disebutnya menolak posisi itu dengan tujuan tertentu.

"Tentu lebih tinggi tapi enggak mau, tidak teknis, tidak memimpin di lapangan, bahwa yang ini (Menhan) jelas, real," ujar Effendi.

Dia kembali menyinggung tentang pertahanan kelautan yang bisa menjadi modal Prabowo menjadi presiden di periode mendatang.

"Kalau bisa buat kapal militer yang masuk ke wilayah Indonesia terbirit-birit, sudah jaminan bayang-bayang buat menjadi presiden itu (Prabowo)," ujarnya.

Effendi lantas menyinggung tentang pertemuan PKS serta NasDem.

"Atau kemudian harus lah NasDem bertemu PKS buat melirik-lirik pertemuan nasi uduk di Gondangdia," ungkapnya.

"Menggabung nasi uduk buat kesuksesan antara kelautan serta keamanan."


 Effendi Gazali menyebut Prabowo Subianto dapat memanfaatkan posisi selaku Menteri Pertah Pengamat Politik Ungkap Kemungkinan Prabowo Maju Pilpres 2024 Didukung PDIP, Ini Penjelasannya
Pakar Komunikasi Politik, Effendi Gazali dalam acara 'FAKTA' tv One, menyebut Prabowo Subianto dapat memanfaatkan posisi menteri buat maju ke Pilpres 2024. (Tangkapan Layar YouTube Talk Show tvOne)
Lebih lanjut Effendi juga menyinggung tentang menteri periode 2014-2019 yang kini tidak lagi menjabat.

"Ya buat saya ialah mereka (mantan menteri) pasti menunggu telepon sampai larut malam, sampai dini hari serta lain-lain, karna kan di hari kedua banyak yang (menteri) lama yang dipanggil," ujarnya.

"Jadi mereka berhak dong buat nunggu telepon sampai pagi hari."


 Effendi Gazali menyebut Prabowo Subianto dapat memanfaatkan posisi selaku Menteri Pertah Pengamat Politik Ungkap Kemungkinan Prabowo Maju Pilpres 2024 Didukung PDIP, Ini Penjelasannya
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto salam komando dengan Ryamizard Ryacudu ketika acara serah terima jabatan di Gedung Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Kamis (24/10/2019). Prabowo Subianto menjabat selaku Menteri Pertahanan dalam kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)
Menurutnya, terkait susunan kabinet merupakan hak prerogatif presiden.

"Dari yang lama ini, tentunya mereka bahwa prestasinya baik berharap bisa dilanjutkan, tapi kembali hak prerogatif presiden, kan lihat-lihat juga penggantinya," kata dia.

Effendi lantas menyinggung nama mantan Menteri Energi serta Sumber Daya Manusia (ESDM) Ignasius Jonan yang digantikan oleh Arifin Tasrif.

"Misalnya Jonan penggantinya siapa, profesional kan, Arifin Tasrif yang dulu pernah di pupuk petrokimia, duta besar Indonesia di Jepang, ini sebetulnya perpanjangan tangan siapa sih?," ucap Effendi.

"Maksud saya, ini Jonan dibandingkan dengan penggantinya ini, ini perpanjangan tangan siapa sih?," imbuhnya.

Effendi melanjutkan penjelasannya, beberapa menteri baru yang kini duduk di kabinet mempunyai sejarah kedekatan dengan presiden.

"Jadi gini bahwa kabinet sudah terbentuk, suka-suka beberapa partai merasa dirinya 'Wah tapi kan tidak dapat sesuai yang diinginkan', padahal nanti bahwa anda telusuri ini dekatnya dengan siapa, lebih dari yang diinginkan," ujarnya.

"Ada juga beberapa 'Kami itu dapatnya tidak sesuai dengan yang kami harapkan', tapi kemudian setelah ditelusuri 'Oh ternyata ini adiknya si ini, oh ini ternyata orang dekatnya ini', tidak masuk posnya gitu, tapi setelah digabung jumlahnya banyak."

Dia lantas menyoroti tentang pesan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada para menteri ketika mengumumkan susunan Kabinet Indonesia Maju.

Kala itu, Jokowi mengimbau para menteri buat menjunjung tinggi visi misi presiden serta wakil presiden.

Terkait pernyataan itu, Effendi menyinggung keberadaan Prabowo dalam kabinet.

Diketahui, Prabowo merupakan rival Jokowi dalam Pilpres 2019 lalu.

"Bisa juga karna ini betul-betul berwarna, serta jangan lupa ada juga dulu berkompetisi masuk ke dalam," kata Effendi.

"Tapi kan Pak Presiden kan sebetulnya sudah antisipasi dengan berkata 'Kalau soal pertahanan Pak Prabowo lebih tahu dari saya'."

Simak video selengkapnya berikut ini menit 5.21:


[tn]
Komentar

Tampilkan

Terkini