Sebut Peretas Akun Twitter Miliknya Kehilangan Hak Memaki, Rocky Gerung: Saya Mau Dibully

Ridhmedia
19/10/19, 09:06 WIB

Pengamat politik Rocky Gerung angkat bicara perihal akun Twitter miliknya yang diretas oleh orang tidak bertanggung jawab.

Rocky Gerung menyebut karna tindakan peretasan itu, para pembencinya menjadi kehilangan hak buat memakinya, dilansir TribunWow.com dari channel YouTube TvOneNews, Sabtu 19 Oktober 2019.

Padahal Rocky Gerung mengaku mau di-bully oleh para pembencinya itu lewat akun Twitter miliknya yang sudah di follow oleh jutaan orang.

Pada awalnya ia berkata kalau yang marah karna akun Twitter-nya diretas semestinya bukan hanya para pengikutnya namun juga para pembencinya.

Rocky Gerung mengungkapkan para pembencinya itu seharusnya marah lantaran tidak bisa mengetahui kritik yang ia sampaikan.

"Karena yang marah bukan cuman pengikut saya, pembenci saya mestinya juga kan," kata Rocky Gerung.

"Karena kan pembenci saya harusnya berhak buat mendengarkan sesuatu yang saya ucapkan selaku kritik."

Rocky Gerung menyebut dirinya juga mau di-bully oleh orang-orang yang memushuinya itu.

"Supaya mereka punya hak buat mem-bully saya, saya mau di-bully, menjadi hak buat mereka memaki hilang coba," ucap Rocky Gerung sambil tertawa.

"Jadi pencuri merugikan dua pihak itu, mereka yang mau mendengar kritik saya serta mereka yang mau memaki saya. Dua-duanya kehilangan akses dengan saya lanjutnya.

Kemudian Rocky Gerung pun mengutarakan pendapatnya mengenai akun Twitter miliknya yang diretas.

Dia berkata bisa saja membuat akun Twitter yang baru karna prosesnya yang mudah.

Namun bukan membuat akun baru yang diinginkan oleh Rocky Gerung, ia menyebut pemerintah lah yang sudah gagal mengedukasi masyarakat soal kemerdekaan berbicara.

"Bisa bikin akun (Twitter) kan mudah sekali, tapi poin saya bukan bikin akun atau membiarkan akun di-hack," ungkap Rocky Gerung.

"Tapi kita kan hidup di dalam satu etika politik baru itu, demokrasi segala macam menjadi saya merasa pemerintah gagal mengedukasi publik tentang kemerdekaan buat bicara lewat sosial media," sambungnya.

Rocky Gerung mengungkapkan pemerintah sudah gagal meyakinkan publik kalau semua konten yang ada di sosial media perlu dianggap selaku sesuatu yang biasa.

"Pemerintah gagal buat meyakinkan publik kalau apa apaun yang dicupakan oleh sosial media itu perlu dianggap selaku ya menu sehari-hari selaku demokrasi," jelasnya.

Walaupun meyalahkan pemerintah lantaran tidak bisa mengedukasi masyarakat, Rocky Gerung tidak menyebut kalau pemerintah lah yang meretas akun Twitter miliknya.

"Tentu saya enggak bilang pemerintah yang hack, tapi pemerintah tidak menciptakan suasana ambiente yang memungkinkan orang bersahabat walaupun saling membenci," ungkap Rocky Gerung.

"Jadi gagal pemerintah buat menghasilkan atmofer kalau ok silahkan memaki, silahkan berduel argumen tapi jangan mecuri akun orang. Itu kriminal kan menjadi kenikmatan berwarga negara hilang karna suasana politik kultur publik etik tidak tumbuh," lanjutnya.

Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+