[RIDHMEDIA] Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi menegaskan pihaknya bakal ikut serta mengawal penyaluran dana desa agar tepat sasaran. Dia mengakui setidaknya dalam lima tahun terakhir sudah banyak kemajuan serta perbaikan pembangunan di desa berkat sokongan dana desa. Tapi di beberapa daerah juga masih terjadi ada penyimpangan penggunaan dana tersebut buat kepentingan pribadi oknum-oknum pejabat tertentu.
Dia mencontohkan ada oknum kepala daerah di beberapa daerah tertentu dana itu sengaja ditahan buat dibungakan.
"Hasilnya lalu digunakan buat modal kampanye ikut pilkada, ini terjadi lo cuma saya gak mau sebut nama serta daerahnya," kata Budi yang juga Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal serta Transmigrasi.
Salah satu alternatif solusi buat mencegah hal semacam itu terjadi, selain memperkuat pendampingan oleh para relawan, tidak menutup kemungkinan penyaluran dana desa bakal diberikan langsung tampa melalui kabupaten.
"Toh, di banyak desa jaringan perbankan sudah ada kok," ujarnya.
Lelaki kelahiran 20 April 1969 itu juga memastikan Projo bakal ikut mengamankan, membela, serta pasang badan terhadap Prabowo Subianto yang merupakan bagian dari koalisi pemerintahan Jokowi - KH Maruf Amin.
"Pak Prabowo kan bagian dari mitra kami, mitra kita di kabinet. Masak kita mau menjelekkan sesama anggota kabinet," kata Budi. Menyerang (anggota) kabinet Pak Jokowi, ia melanjutkan, berarti menyerang Pak Jokowi juga. "Kita bakal pasang badan," tegasnya.
Ke depan, menurut Budi, buat membuat dukungan masyarakat terhadap pemerintaha semakin solid ada kemungkinan para relawan Jokowi serta Prabowo buat bertemu.
"Iya, pikiran itu ada. Tinggal menunggu momennya aja," ujarnya.
Sikap ini berbeda dengan dua hari sebelum dia dipanggil ke Istana buat ditawari selaku wakil menteri desa. Melalui Sekretaris Jenderal Projo, Handoko, ormas ini menjelaskan kekecewaannya terhadap Jokowi sebab menyertakan Prabowo ke dalam kabinet.
"Ada kekecewaan soal Prabowo menjadi Menhan, mengingat Prabowo rival yang cukup keras waktu itu. Kita bertarung cukup keras, tapi sekarang menjadi Menhan," ujarnya kepada pers Rabu 23 Oktober 2019.
Tapi kini Budi berkilah Jika pihaknya ketika itu cuma hendak pamitan, bukan melontarkan kekecewaan selaku taktik gertak sambal agar diajak masuk kabinet.
Sumber: Detik