Yang Jarang Diketahui: Nadiem Makarim Mendikbud Turunan Arab Lulusan Harvard

Ridhmedia
23/10/19, 08:07 WIB

Ada bibit bebet bobot, begitulah profil Mendikbud yang baru Nadiem Makarim.

Semoga pendidikan kita gak "gitu-gitu" aja di tangan anak muda lulusan Harvard ini.

Nadiem Makarim resmi ditunjuk Presiden Jokowi selaku Menteri Pendidikan serta Kebudayaan atau Mendikbud di Kabinet Indonesia Maju. Pendiri Gojek ini menjadi menteri dalam usia masih muda 35 tahun.

Nadiem Anwar Makarim lahir di Singapura pada 4 Juli 1984 dari pasangan Nono Anwar Makarim serta Atika Algadri. Ayahnya yaitu seorang aktivis serta pengacara terkemuka yang berketurunan Minang-Arab. Sedangkan ibunya merupakan penulis lepas, putri dari Hamid Algadri, salah seorang perintis kemerdekaan Indonesia.

Hamid Algadri (lahir di Pasuruan, 10 Juli 1912 – meninggal di Jakarta, 25 Januari 1998 pada umur 85 tahun) yaitu seorang pejuang perintis kemerdekaan Indonesia keturunan Arab yang berjasa dalam perundingan Linggarjati, perundingan Renville, KMB serta salah satu anggota parlemen pada masa awal berdirinya negara Republik Indonesia.

Pendidikan

Nadiem menjalani proses pendidikan dasar hingga SLTA berpindah-pindah dari Jakarta ke Singapura. Sehabis menyelesaikan pendidikan SMA-nya di Singapura, pada tahun 2002 ia mengambil jurusan Hubungan Internasional di Brown University, Amerika Serikat. Nadiem sempat mengikuti pertukaran pelajar di London School of Economics. Setelah memperoleh gelar sarjana pada tahun 2006, tiga tahun kemudian ia mengambil pasca-sarjana serta meraih gelar Master of Business Administration di Harvard Business School.

Karier serta Bisnis

Pada tahun 2006, Nadiem memulai kariernya selaku konsultan manajemen di McKinsey & Company. Setelah memperoleh gelar MBA, ia terjun selaku pengusaha dengan mendirikan Zalora Indonesia. Di perusahaan tersebut ia juga menjabat selaku Managing Editor. Setelah keluar dari Zalora, ia kemudian menjabat selaku Chief Innovation Officer (CIO) Kartuku, sebelum akhirnya fokus mengembangkan Go-Jek yang sudah ia rintis sejak tahun 2011. Saat ini Go-Jek merupakan perusahaan rintisan terbesar di Indonesia.

Penghargaan

Pada tahun 2016, Nadiem menerima penghargaan The Straits Times Asian of the Year, serta merupakan orang Indonesia awal yang menerima penghargaan tersebut sejak awal kali didirikan pada tahun 2012. Penghargaan Asian of the Year diberikan kepada individu atau kelompok yang secara signifikan berkontribusi pada meningkatkan kesejahteraan orang di negara mereka atau Asia pada umumnya. Beberapa penerima sebelumnya termasuk pendiri Singapura, Lee Kuan Yew, Perdana Menteri India Narendra Modi, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.

Nadiem masuk dalam daftar Bloomberg 50 versi 2018. Bloomberg menilai tidak ada aplikasi lain yang sudah mengubah kehidupan di Indonesia dengan cepat serta mendalam seperti Gojek. Sepak terjang Nadiem membuat Bloomberg menyandingkan namanya dengan presiden Mexico Andres Manuel Lopez Obrador, pendiri Spotify Daniel Ek, pop star Taylor Swift serta grup idol Kpop BTS.

Pada Mei 2019, Nadiem menjadi tokoh termuda se-Asia yang menerima penghargaan Nikkei Asia Prize ke-24 buat Inovasi Ekonomi serta Bisnis. Penghargaan diberikan kepada individu atau organisasi yang berkontribusi bagi pengembangan kawasan Asia serta menciptakan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Asia.

Organisasi Internasional

Bersama dengan Melinda Gates serta Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani, Nadiem menjabat selaku salah satu komisaris Pathways for Prosperity for Technology and Inclusive Development yang fokus membantu negara-negara berkembang buat beradaptasi dengan mermacam inovasi baru dunia digital yang mengubah budaya bekerja.

Kabinet Indonesia Maju (2019-2024)

Pada 22 Oktober 2019, Nadiem dipanggil secara resmi mengungkapkan kalau dirinya mengundurkan diri selaku CEO Gojek setelah pagi harinya dipanggil oleh Presiden Joko Widodo ke istana negara. Pada 23 Oktober 2019, Presiden Joko Widodo mengumumkan kabinet menterinya dengan Nadiem selaku Menteri Pendidikan serta Kebudayaan.

Moga amanah, membawa marwah Bangsa, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta menyiapkan SDM unggulan yang didasarkan Iman, Taqwa, serta IPTEK.

Jangan lupa nasib guru honorer...

🙏🙏
Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+