Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) dalam lima tahun ke depan bakal fokus terhadap riset penelitian dan inovasi tertentu. Kebijakan ini dilakukan buat mencegah fokus penelitian terlalu banyak sehingga menyebabkan anggaran makin kecil.
"Jadi pertama kita fokus ke integrasi riset penelitian dan inovasi dulu. Kalau fokusnya banyak, anggaran juga menjadi terpecah atau kecil," kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro di Surabaya, Senin (11/11).
Bambang berkata pemerintah juga bakal menjadikan penelitian serta inovasi di bidang otomotif dan kesehatan masuk ke dalam prioritas riset nasional.
"Jika Telah masuk prioritas riset nasional maka bakal ada alokasi anggaran buat mendukungnya," tuturnya.
Pemerintah bakal mulai mendorong dan melakukan konsultasi atau forum bersama sektor usaha. Langkah ini dilakukan agar sektor usaha diharapkan bisa terjun langsung buat melakukan perkembangan dua produk inovasi otomotif dan kesehatan.
Tindak lanjut ke sektor usaha itu nantinya ditujukan bagi pengembangan mobil dan sepeda motor listrik karya Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Sektor usaha juga bakal ditujukan ke penemuan bidang medis yaitu stem cell dan kapsul cangkang dari rumput laut oleh Universitas Airlangga.
Bambang juga berkata Kemenristek dan BRIN bakal terus mendorong ekosistem yang mendukung kelahiran inovasi di Indonesia.
Dukungan tersebut berkaitan dengan tujuan agar Indonesia bisa menjadi negara maju dan bisa bersaing di kancah internasional pada 2045.
"Walaupun masih lama, kita perlu mengubah bermacam konsep termasuk konsep ekonomi kita," ujarnya.
Konsep ekonomi yang dimaksud oleh Bambang ialah perlu mengubah sistem dari 'efficiency-driven economy' (ekonomi berbasis efisiensi ke "inovation-driven economy" (ekonomi berbasis inovasi).