Fahri Hamzah Dukung Ahok Menjadi Bos Bumn

Ridhmedia
19/11/19, 11:48 WIB

Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah ikut berkomentar soal rencana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi petinggi di Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Menurut Fahri, pemerintah Telah tepat memasang mantan Gubernur DKI Jakarta itu sebagai bos perusahaan pelat merah. Fahri pun mendukung tahap Menteri BUMN Erick Thohir yang mengajak Ahok masuk BUMN.

Dengan banyaknya penolakan terhadap Ahok, menurut Fahri, pemerintah harusnya bisa memberi pembelaan agar Ahok enggak menjadi bulan-bulanan publik.

"Ya kalau status hukumnya bersih, maka siapapun yang dipilih, termasuk saudara Ahok perlu dibela oleh pemerintah supaya enggak menjadi bulan-bulanan. Itu yang saya katakan dari awal," kata Fahri kepada CNN Indonesia, Selasa (19/11/2019).

Selama ini Fahri dan Ahok sering kali berbeda pendapat dan saling melontarkan kritik satu sama lain. Ahok sendiri dikenal pernah dipenjara akibat kasus penodaan agama. Dia Telah bebas dan sekarang menjadi kader PDIP.

Lebih lanjut, Fahri menekankan enggak boleh ada diskriminasi terhadap hak warga negara yang Telah dilindungi dalam amanat konstitusi negara Indonesia.

Dia berkata pemerintah mesti menjamin agar hak tiap warga negara mampu mengakses masuk pemerintahan dan kesetaraan di hadapan hukum sama tanpa pandang bulu.

"Nggak boleh ada diskriminasi terhadap orang yang memang secara hukum mendapatkan kepastian sesuai pasal 27 UUD 1945, tiap warga negara bersamaan dalam hukum dan pemerintahan, itu yang perlu kita jamin. Tidak soal lain-lain," kata dia.

Tak cuma itu, Fahri menganggap sosok Ahok dibutuhkan buat ditempatkan di BUMN. Dia lantas menantang Ahok buat berani menempati perusahaan BUMN yang selama ini dianggap paling korup.

"Itu sebenarnya tantangan saya bahwa betul dia punya kapasitas," kata Fahri.

tidak cuma itu, Fahri mengkritisi cara Erick Thohir yang lebih mengedepankan memilih seseorang buat didapuk sebagai bos BUMN Dibanding terlebih dulu membenahi sistemnya.

Dia menyarankan seharusnya Erick mampu terlebih dulu mengatur strategi dan ide besar agar perusahaan BUMN maju dengan kuat. Setelah itu, lanjut Fahri, Erick bisa menempatkan orang-orang yang kompeten di perusahaan-perusahaan BUMN tersebut.

"Strateginya apa baru orangnya dicari. Nah saat ini kan banyak yang mempersoalkan orang per orang, lalu orang bertanya," kata Fahri. [detik.com]
Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+