Personel Paspampres Jaga Jokowi: Kami Perlu 'Parno'

Ridhmedia
17/11/19, 17:22 WIB

Dalam diskusi yang berjudul 'Memotret Presiden Lebih Dekat', Asisten Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), Kolonel Inf Gogor menceritakan apabila dia acap kali mendapat 'cap parnoan' oleh masyarakat karna sikapnya ketika menjaga Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam kacamata Paspampres, para personel memang perlu melihat semua orang sebagai sebuah ancaman.

"Pas agenda bapak di CFD, Kita perlu parno. Ada yang bilang 'Mas parno banget?' emang perlu parno. Paspampres perlu melihat orang itu sebagai sebuah ancaman. Coba apabila tiba-tiba ada yg pegang sianida terus salaman dengan presiden, gimana itu racunnya," ujar Gogor dalam diskusi 'Memotret Presiden Lebih Dekat' di Atrium Mall Neo Soho, Grogol, Jakarta Barat, Minggu (17/11/2019).

Parno ialah istilah enggak baku buat 'paranoid', semacam kekhawatiran yang berlebihan. Kolonel Inf Gogor menyebut apabila tugasnya ialah menjaga secara dekat dengan presiden yang bertugas memastikan semua aman.

"Paspampres ialah jarak dekat fisik dengan Presiden. Kita perlu tahu apabila yang dekat dengan Presiden itu aman. Tugas kita perlu bersinergi," imbuhnya.

Dalam menjalankan tugasnya, Gogor paling diketahui oleh Presiden Jokowi sebagai orang yang suka marah-marah. Penilaian itu muncul usai terjadinya peristiwa Gogor memarahi seorang ibu-ibu yang ingin berswafoto dengan Jokowi.

"Saya diketahui Pak Jokowi karna marah-marah ke ibu-ibu karna ibu-ibu mau selfie. Terus bapak bilang 'Itu siapa yang marah-marah, biang ke dia jangan marah-marah ke ibu-ibu' kata Bapak gitu," lanjutnya.

Gogor yang Telah menjadi Paspampres sejak 2012, berkata apabila dirinya Telah bertugas sejak era Pemerintahan SBY. Namun menurutnya enggak ada perbedaan yang signifikan terkait pengamanan di era SBY maupun Jokowi.

"Kita mengedepankan asas fleksibilitas. Objek yang diinginkan gimana, fleksibilitasnya yang kita jaga. Prosedurnya sama," jelasnya.

Zaman Presiden Jokowi dirasanya punya tantangan kerja yang lebih variatif. Ini karna agenda-agenda kunjungan Jokowi sering kali kali mendadak.

"Lebih variatif sekarang. Terkadang ada acara Pak Jokowi yang mendadak. Kami baru tahu acara tersebut bakal mengunjungi kemana-kemana. Kami tidak tahu juga tujuannya ke mana. Kami spontan mencari angle (sudut pandang)," kata Gogor.

Dalam diskusi tersebut hadir pula Chandra Kurniawan dari Biro Pers dan Pewarta Antara Puspa Perwitasari. Serta menampilkan pameran 67 foto jurnalistik hasil karya pewarta foto mengenai kinerja Jokowi-JK.[detik.com]
Komentar

Tampilkan

Terkini