Resesi Di Depan Mata Tak Kelihatan

Ridhmedia
07/11/19, 12:54 WIB

RESESI DI DEPAN MATA TIDAK KELIHATAN

Kita semua tahu kalau resesi di depan mata, eh atau belum tahu?!!! Menurut saya kita sidah masuk resesi. Percaya ngak?

Awalnya, Resesi dunia sebab perang dagang China Amerika, kemudian resesi di sebuah wilayah atau negara lainnya terjadi. Apakah sebab Amerika China? Ya ngak juga, lebih sebab ke geblekan strategi bernegaranya.

Sejauh ini saya secara pribadi belum terlihat pemerintah melakukan strategi penangkisan terhadap apa yang bakal terjadi. Atau memang Telah ada namun saya ngak lihat. Maaf ya boss, tetapi kalau saya masih belum lihat.

Indikasikasinya bisa menjadi boleh di cek, kesatu transaksi keuangan di bank. Secara data mulai menurun jumlah transaksi hariannya. Kedua neraca perdagangan masih minus, lalu selanjutnya angaran APBN yang bergantung pada pajak banyak dipergunakan belanja rutin bukan produktif.

Meskipun terdapat informasi kalau pertumbuhan ekonomi GDP katanya 5% namun Bloomberg mengutip Gareth Leather economis capital economic London yang berkata “kami tidak terlalu percaya dengan data resmi pemerintah Indonesia yang dikeluarkan oleh BPS tersebut”.

Pernyataan berikutnya, saya tidak paham bagaimana ekonomi Indonesia bisa tumbuh begitu dimana goverment spending nya lemah, investasinya menurun, import membesar serta ekpor turun.

Lalu, ada lagi kebijakan perindustriannya.

Kita semua tahu kebijakan Indonesia ketika ini sering melawan hagemony Amerika. aku secara pribadi tidak takut dengan Amerika, namun cara saya bakal berbeda dengan yang diterapkan pejabat sekarang.

Kita sekarang terlalu menatang. Ini sebab ketidaktahuan, atau ketidakpedulian saya ngak tahu juga ya.

Misalnya keputusan kita memihak ke China dengan kebijakan mendukung indutri batere China. Tambang nikel diarahkan cuma ke pabrik China. Sumber tambang di arahnya cuma menyupali pabrik China. Strategi melarang ekport nikel baru-baru ini, bisa menjadi akal akalan agar menguntungkan pabrik China.

Bagi orang seperti saya, pelarangan ekpor nikel itu ada kepenting besar yang bermain. Eh kita secara terang terangnya berpihak. Padahal dunia masih dimainkan oleh hagemoni fosil oil yang dengan kuat mencengkram dunia.

Sekali lagi, ini membuat kacamata Amerika meng-confirm Indonesia memang proxy China.

Karena itu Indonesia tidak mendapat “jatah” global supply chain serta tidak mendapat jatah banyak produk dunia. Karena itu faktanya industri Indonesia turun produksinya, juga turun ekpornya.

Mulai faham kita salah strategi? Belum faham juga?

Misalnya kalau kita netral aja, tidak miring ke China, maka Amerika pasti memberikan “jatah” indutsri buat di buat di Indonesia. Itulah strategi Malaysia, Vietnam serta terakhir Thailand.

Jika mengikuti jejak 3 negara Asean tadi kita tahun depan gak bakal kena resesi. Namun apa lacur, keberpihakan ke China Telah dilakukan. Maka bagi saya Indonesia pasti masuk resesi sekrang sebab “dimainkan”, berikutnya pasti lumayan ketat keuangan dengan kecilnya pengucuran uang keluar serta bisnis di tahun depan bakal tertekan.

Pesimis ya si sontoloyo ini? Ya tidak. Kita Telah tahu solusinya serta Telah dikerjakan. Walau masih skala mikro. Jika makro Indonesia kan belum menjadi urusan saya.

07/11/2019

(Mardigu WP)

Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+