Gelora Indonesia
Partai Gelora Indonesia yang muncul 28 Oktober 2019 lalu seperti membuka kotak pandora, partai baru besutan eks Presiden PKS Anis Matta serta Fahri Hamzah. Kemunculannya seakan menguatkan Jika partai Gelora Indonesia yang kepanjangan dari Gelombang Rakyat Indonesia termasuk salah satu partai yang berdiri cepat.
Bahkan partai baru itu mampu meyakinkan seorang public figure veteran sekaligus mantan Wagub Jawa Barat Deddy Mizwar. Gelora.. Perjalanan baru, visi baru, arah baru. Begitu yang disampaikannya sebagai pertanda beliau tertarik serta bergabung dengan Gelora Indonesia.
Logo partai baru ini nampak jauh dari kesan Islam politik. Logo yang menyerupai bentuk gelombang laut dihiasi warna biru laut serta warna merah putih kian unik. Jauh dari warna mainstream sebagaimana yang digunakan banyak logo partai di Indonesia.
Nama Gelora
Nama Gelora mengingatkan kita pada dialog Soekarno dengan Menteri Agama Saifuddin Zuhri pertengahan 1962. Kala itu Soekarno mau mengusulkan nama Pusat Olahraga Bung Karno sebagai simbol tempat penyelengaraan Asean Games ke IV di Jakarta.
Namun menteri agama menolak serta mengusulkan nama ‘Gelanggang Olahraga’ atau disingkat Gelora karna lebih cocok serta lebih dinamis. “Nama Gelanggang Olahraga Bung Karno Jika disingkat menjadi Gelora Bung Karno. Kan mencerminkan dinamika sesuai dengan tujuan olahraga," kata Zuhri dalam otobiografi Berangkat dari Pesantren.
Pemilihan nama Gelombang Rakyat juga enggak lepas dari seorang Anis Matta. Dari idenya lahir sebuah buku bertajuk Gelombang Ketiga yang ia tulis saat menjabat Presiden PKS. Bukan salah kemudian kita menganggap ada relasi antara judul buku tersebut dengan penamaan Gelora Indonesia.
Kolaborasinya dengan Fahri Hamzah yang diketahui sebagai Singa Parlemen kian memantapkan nahkoda partai baru itu. Tak kurang dari 3 periode 2004 -2019 Fahri Hamzah konsisten berjuang di parlemen.
Komposisi tokoh sentral yang kenyang dengan dunia perpolitikan itu menjadi garansi Jika Partai Gelora Indonesia enggak gagap lagi dalam politik praksis. Bahkan bisa dikatakan Fahri Hamzah menjadi tokoh yang enggak tergantikan sebagai politisi ulung saat ini.
Meski berbeda secara artifisial, kata Gelora mengandung makna dinamis serta bersemangat. Persoalan ini melekat dalam nilai-nilai kepemudaan yang dicirikan enerjik, kreatif serta inovatif. Mungkin itu yang sengaja dibuat agar partai Gelora mampu menangkap ceruk kader berusia muda.
Sekali lagi kita patut mengapresiasi lahirnya partai baru Gelora Indonesia. Namun yang enggak kalah penting semoga kehadiran partai ini enggak berhenti pada sebuah simbol serta bisa mejadi solusi dari mermacam krisis yang melanda.
By Surya Yuniza
(Kaltara)