RIDHMEDIA - Muslim Uighur menempati wilayah Otonomi Xinjiang, salah satu provinsi terbesar di Cina. Tak seperti warga Cina pada umumnya, hak-hak mereka kerap kali dibatasi. Lebih dari itu, tak jarang mereka mengalami penindasan dan penyiksaan yang kejam oleh pemerintah Cina.
Berikut di antara 15 cara pemerintah Cina menyiksa Muslim Uighur:
1. Muslim Uighur Dipaksa Kerja Tanpa Upah
Di Xinjiang, warga Uighur dipaksa untuk bekerja tanpa upah. Sistem seperti ini dikenal dengan sebutan Hashar. Pemerintah Cina tidak memberikan kompensasi apapun atas kerja mereka, bahkan ongkos makan dan transportasi harus dibayar sendiri. Pekerja yang terluka juga harus membayar biaya pengobatan sendiri.
2. Anak-anak Pun Dipaksa Bekerja
Keluarga Uighur yang tidak memiliki pemuda yang mampu bekerja tidak lantas bebas dari sistem ini. Laki-laki dan perempuan tua dan anak-anak berumur 12 tahun dilaporkan juga dipaksa bekerja.
3. Posting Konten Islam di Media Sosial Langsung Ditangkap
Pemuda Uighur langsung ditangkap karena memposting komentar di media sosial atau menonton video Islam secara online. Selain itu, koneksi internet diputus. Mereka juga akan ditangkap jika didapati membuka konten-konten yang dianggap ekstrem oleh pemerintah.
4. Petani Muslim Diwajibkan untuk Menjual Hasil di bawah Harga Pasar
Peraturan pemerintah mengharuskan para petani Uighur untuk menjual produk mereka kepada pemerintah daerah di bawah harga pasar. Ini menyebabkan mereka bertambah miskin karena tidak dapat menghasilkan uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan.
5. Lahan Pertanian Mereka Diklaim Sepihak oleh Pemerintah
Ini telah menjadi hal yang umum, dimana pemerintah Cina dengna semena-mena menyita lahan pertanian dan properti milik Muslim Uighur. Aset ini kemudian diberikan ke migran Cina selain etnis Uighur.
6. Diskriminasi terhadap Muslim Uighur
Di atas kertas, para migran Cina diberikan hak yang sama dengan etnis Uighur. Pada kenyataannya, mereka menikmati lebih banyak hak dari petani Uighur. Para migran Cina tidak hanya menikmati kebebasan untuk memanen tanaman apapun, mereka juga dapat dipersilahkan dengan bebas menggunakan sumber daya alam dibanding etnis Uighur.
7. Dilarang Menumbuhkan Jenggot
Etnis Uighur di Xinjiang tidak diperbolehkan memelihara jenggot. Mereka yang menolak untuk mencukur jenggot sering diganggu dan diintimidasi. Bahkan ada satu orang yang ditembak polisi lantaran hal ini. Menurut Pemerintah Cina, memanjangkan jenggot adalah ciri ekstremis.
8. Tak Ada Aturan Jelas tentang Hak-Hak Muslim Uighur
Sebagian besar penduduk Uighur, terutama dari generasi tua, tidak memiliki pengetahuan dasar tentang hak asasi manusia. Bahkan mereka tidak tahu hak-hak mereka sebagai warga negara sesuai dengan konstitusi.
9. Dilarang Menggelar Acara Pernikahan
Pada bulan April 2014, pemerintah Cina membuat pengumuman bagi mereka yang mendapati kegiatan keagamaan ilegal akan diberi imbalan sebesar 50.000 Yuan (USD 7500). Di antara praktek keagamaan yang dilarang adalah menumbuhkan jenggot dan melakukan prosesi pernikahan ala Islam.
10. Muslim Dipaksa untuk Menjual Alkohol
Pihak berwenang Cina di Hotan County, Hotan Prefecture memerintahkan pemilik toko menjual alkohol dan rokok. Ini dilakukan sebagai upaya melemahkan aturan agama. Tindakan ini sebenarnya sebuah kampanye pemerintah Cina melawan Muslim Uighur.
11. Dilarang Memakai Nama-nama Islami
Pemerintah Cina telah melarang nama Muslim di wilayah tersebut. Dari rumah ke rumah, pejabat keamanan berpesan kepada para orang tua agar tidak menggunakan nama-nama Islami yang dilarang untuk anak-anak mereka.
12. Dibatasi untuk Mengajarkan Islam
Tak seorang pun di Xinjiang diperbolehkan untuk mengajar Al-Qur’an di luar masjid. Anak-anak di bawah umur 18 tahun juga tidak boleh masuk masjid. Segala jenis ajaran yang berkaitan dengan Islam dilarang di Xinjiang. Para ulama pun kerap dipenjara karena dinilai mengajar praktek-praktek Islam.
13. Tidak Ada Ramadhan Setiap Tahunnya
Selama bulan suci Ramadhan, restoran di Hotan dilarang untuk tutup. Pekerja dipaksa untuk berpartisipasi dalam kegiatan pendidikan ateisme. Pegawai pemerintah, mahasiswa dan siapa saja yang bekerja untuk pemerintah tidak diperbolehkan untuk merayakan Ramadan. Berbagai lomba yang berkaitan dengan makan dan minum kerap diselenggarakan di wilayah tersebut untuk menghindarkan orang dari berpuasa.
14. Kebijakan Satu Anak, Wanita Hamil Dipaksa untuk Aborsi
Perempuan Uighur yang hamil, bahkan yang telah mencapai 9 bulan usia kehamilan dipaksa untuk menggugurkan janinnya atas dasar kebijakan satu anak di Cina.
15. Muslim Uighur Dilarang Pergi dari Cina
Pada tahun 2014, pemerintah Cina di Hotan mulai membatasi Muslim Uighur untuk melakukan perjalanan, baik di dalam maupun luar negeri melalui pembatasan paspor. Pembatasan ini meningkat seiring pengumpulan pasport Muslim Uighur yang dilakukan oleh otoritas polisi. Saat ini, tidak mungkin bagi mereka untuk bepergian ke luar negeri. Kalaupun dibiarkan, mereka akan menjalani interogasi berjam-jam yang berujung penangkapan.
Reporter: Ibas Fuadi
Sumber: kiblat.net, Muslim Matters
Berikut di antara 15 cara pemerintah Cina menyiksa Muslim Uighur:
1. Muslim Uighur Dipaksa Kerja Tanpa Upah
Di Xinjiang, warga Uighur dipaksa untuk bekerja tanpa upah. Sistem seperti ini dikenal dengan sebutan Hashar. Pemerintah Cina tidak memberikan kompensasi apapun atas kerja mereka, bahkan ongkos makan dan transportasi harus dibayar sendiri. Pekerja yang terluka juga harus membayar biaya pengobatan sendiri.
2. Anak-anak Pun Dipaksa Bekerja
Keluarga Uighur yang tidak memiliki pemuda yang mampu bekerja tidak lantas bebas dari sistem ini. Laki-laki dan perempuan tua dan anak-anak berumur 12 tahun dilaporkan juga dipaksa bekerja.
3. Posting Konten Islam di Media Sosial Langsung Ditangkap
Pemuda Uighur langsung ditangkap karena memposting komentar di media sosial atau menonton video Islam secara online. Selain itu, koneksi internet diputus. Mereka juga akan ditangkap jika didapati membuka konten-konten yang dianggap ekstrem oleh pemerintah.
4. Petani Muslim Diwajibkan untuk Menjual Hasil di bawah Harga Pasar
Peraturan pemerintah mengharuskan para petani Uighur untuk menjual produk mereka kepada pemerintah daerah di bawah harga pasar. Ini menyebabkan mereka bertambah miskin karena tidak dapat menghasilkan uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan.
5. Lahan Pertanian Mereka Diklaim Sepihak oleh Pemerintah
Ini telah menjadi hal yang umum, dimana pemerintah Cina dengna semena-mena menyita lahan pertanian dan properti milik Muslim Uighur. Aset ini kemudian diberikan ke migran Cina selain etnis Uighur.
6. Diskriminasi terhadap Muslim Uighur
Di atas kertas, para migran Cina diberikan hak yang sama dengan etnis Uighur. Pada kenyataannya, mereka menikmati lebih banyak hak dari petani Uighur. Para migran Cina tidak hanya menikmati kebebasan untuk memanen tanaman apapun, mereka juga dapat dipersilahkan dengan bebas menggunakan sumber daya alam dibanding etnis Uighur.
7. Dilarang Menumbuhkan Jenggot
Etnis Uighur di Xinjiang tidak diperbolehkan memelihara jenggot. Mereka yang menolak untuk mencukur jenggot sering diganggu dan diintimidasi. Bahkan ada satu orang yang ditembak polisi lantaran hal ini. Menurut Pemerintah Cina, memanjangkan jenggot adalah ciri ekstremis.
8. Tak Ada Aturan Jelas tentang Hak-Hak Muslim Uighur
Sebagian besar penduduk Uighur, terutama dari generasi tua, tidak memiliki pengetahuan dasar tentang hak asasi manusia. Bahkan mereka tidak tahu hak-hak mereka sebagai warga negara sesuai dengan konstitusi.
9. Dilarang Menggelar Acara Pernikahan
Pada bulan April 2014, pemerintah Cina membuat pengumuman bagi mereka yang mendapati kegiatan keagamaan ilegal akan diberi imbalan sebesar 50.000 Yuan (USD 7500). Di antara praktek keagamaan yang dilarang adalah menumbuhkan jenggot dan melakukan prosesi pernikahan ala Islam.
10. Muslim Dipaksa untuk Menjual Alkohol
Pihak berwenang Cina di Hotan County, Hotan Prefecture memerintahkan pemilik toko menjual alkohol dan rokok. Ini dilakukan sebagai upaya melemahkan aturan agama. Tindakan ini sebenarnya sebuah kampanye pemerintah Cina melawan Muslim Uighur.
11. Dilarang Memakai Nama-nama Islami
Pemerintah Cina telah melarang nama Muslim di wilayah tersebut. Dari rumah ke rumah, pejabat keamanan berpesan kepada para orang tua agar tidak menggunakan nama-nama Islami yang dilarang untuk anak-anak mereka.
12. Dibatasi untuk Mengajarkan Islam
Tak seorang pun di Xinjiang diperbolehkan untuk mengajar Al-Qur’an di luar masjid. Anak-anak di bawah umur 18 tahun juga tidak boleh masuk masjid. Segala jenis ajaran yang berkaitan dengan Islam dilarang di Xinjiang. Para ulama pun kerap dipenjara karena dinilai mengajar praktek-praktek Islam.
13. Tidak Ada Ramadhan Setiap Tahunnya
Selama bulan suci Ramadhan, restoran di Hotan dilarang untuk tutup. Pekerja dipaksa untuk berpartisipasi dalam kegiatan pendidikan ateisme. Pegawai pemerintah, mahasiswa dan siapa saja yang bekerja untuk pemerintah tidak diperbolehkan untuk merayakan Ramadan. Berbagai lomba yang berkaitan dengan makan dan minum kerap diselenggarakan di wilayah tersebut untuk menghindarkan orang dari berpuasa.
14. Kebijakan Satu Anak, Wanita Hamil Dipaksa untuk Aborsi
Perempuan Uighur yang hamil, bahkan yang telah mencapai 9 bulan usia kehamilan dipaksa untuk menggugurkan janinnya atas dasar kebijakan satu anak di Cina.
15. Muslim Uighur Dilarang Pergi dari Cina
Pada tahun 2014, pemerintah Cina di Hotan mulai membatasi Muslim Uighur untuk melakukan perjalanan, baik di dalam maupun luar negeri melalui pembatasan paspor. Pembatasan ini meningkat seiring pengumpulan pasport Muslim Uighur yang dilakukan oleh otoritas polisi. Saat ini, tidak mungkin bagi mereka untuk bepergian ke luar negeri. Kalaupun dibiarkan, mereka akan menjalani interogasi berjam-jam yang berujung penangkapan.
Reporter: Ibas Fuadi
Sumber: kiblat.net, Muslim Matters