China Bisa Kena Bumerang karena Boikot Oezil yang Dukung Uighur

Ridhmedia
18/12/19, 10:56 WIB

RIDHMEDIA - Keputusan Beijing tidak menayangkan pertandingan Arsenal di televisi pemerintah China, terkait pernyataan pemain Arsenal Mesut Oezil tentang Muslim Uighur, adalah contoh terbaru metode yang sudah sering dipakai oleh China.

Tapi keputusan memberedel laga Arsenal bisa menjadi bumerang, kata editor Asia Pasifik BBC, Celia Hatton.

Di tahun 2010, sasarannya adalah Norwegia.

China memutus sejumlah hubungan dengan Oslo setelah komite Nobel Norwegia memberikan hadiah Perdamaian kepada penulis pembangkang China, Liu Xiaobo.

Impor salmon Norwegia ke China dihentikan, selain juga berbagai hal lainnya.

Tahun 2017, Korea Selatan membuat marah China karena menerapkan sistem radar peluru kendali yang Beijing pandang memungkinkan Seoul memata-matai wilayahnya.

Beijing membalas dengan menghentikan kunjungan kelompok wisata China ke Korea Selatan, sehingga jumlah wisatawan anjlok.

Tetapi saat ini, Beijing bermain api.

Orang China pada umumnya tidak akan memperhatikan atau mengacuhkan keterbatasan jenis salmon atau mereka tidak didorong untuk mengunjungi negara tertentu, tetapi mereka hampir dapatkan dipastikan akan langsung menyadari pertandingan sepak bola Liga Inggris yang sangat tidak muncul di televisi China.

China pernah juga memboikot pertandingan bola basket NBA karena seorang manajer klub dukung demonstrasi prodemokrasi di Hong Kong.

Namun, untuk kali ini, keputusan untuk tidak menayangkan laga Arsenal bisa berdampak negatif.

Apa penyebabnya? 

Oezil, pemain tengah Arsenal yang seorang Muslim, menyatakan lewat media sosial bahwa Uighur adalah "pejuang yang menolak persekusi" dan mengecam baik China maupun warga Muslim yang berdiam diri.

TV pemerintah China, CCTV kemudian mencabut pertandingan Liga Primer Arsenal melawan Manchester City dari jadwal siaran.

Paguyuban penggemar Oezil di mesin pencari China, Baidu, telah dicabut oleh pendirinya dengan mengatakan, "Dibandingkan dengan kepentingan nasional, hobi pribadi apa pun tidaklah penting."

Juru bicara kementerian luar negeri China, Beng Shuang mengatakan, pemain Arsenal, Mesut Oezil, telah "dibohongi berita palsu" terkait perlakuan Beijing terhadap Muslim Uighur.

Geng mengatakan pemain tengah Jerman berumur 31 tahun tersebut telah "dipengaruhi pernyataan tidak benar" dan mengundangnya untuk mengunjungi daerah otonomi Xinjiang dan "melihat dengan mata kepala" sendiri.

Arsenal tidak politis

Akun Ozil di situs media sosial Weibo yang memiliki empat juga pengikut masih tetap ada sampai hari Senin, tetapi tidak terdapat perbaruan informasi sejak tanggal 11 Desember.

Pada hari Sabtu, Arsenal mengambil jarak dari pandangan Ozil, dengan mengatakan "sebagai organisasi mereka selalu tidak melibatkan diri dengan masalah politik".

Oezil diturunkan pada pertandingan di kandang sendiri melawan Manchester City pada hari Minggu. Arsenal kalah 0-3.

Dia marah ketika digantikan dan diejek pendukungnya sendiri saat keluar lapangan Emirates Stadium.

Kelompok hak asasi manusia mengatakan sekitar satu juta orang - sebagian besar dari masyarakat Uighur Muslim - diduga ditahan tanpa diproses hukum di sejumlah kamp penjara dengan pengamanan ketat.

China selalu menyangkal telah memperlakukan Muslim Uighur dengan tidak patut, dengan mengatakan mereka sedang mengikuti pendidikan di "pusat pelatihan kejuruan" untuk mengatasi ekstremisme keagamaan dengan kekerasan. [vn]
Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+