China Sengaja Redam Soal Uighur agar Interpendensi di Kancah Global Tidak Rusak

Ridhmedia
18/12/19, 10:37 WIB

RIDHMEDIA - Meski terus menerus dibantah, publik makin jelas melihat ada upaya khusus yang dilakukan Pemerintah China untuk meredam isu soal muslim Uighur. Hal ini dilakukan agar citra mereka di kancah global masih tetap apik.

Direktur Eksekutif Community Islamic Ideological and Analyst Harits Abu Ulya mengatakan, permasalahan muslim Uighur di Xinjiang tidak seperti apa yang diceritakan pemerintah China. China berusaha menutupi kekejiannya terhadap etnis minoritas Uighur kepada masyarakat global dengan menonjolkan citra baik mereka.

“Dari berbagai sumber berita yang kredibel, menunjukkan realitas yang tidak terbantahkan soal tindakan biadab Pemerintah Komunis China terhadap etnis Uighur yang notabene mayoritas beragama Islam (muslim),” ujar Harits, Rabu (18/12/2019).

Menurut Harits, Pemerintah China telah bertindak diskriminatif, intimidatif, kekerasan fisik, hingga penjara besar-besaran dan hal lainnya yang diberi label Kamp Re-Edukasi. Dan semua itu dialami muslim Uighur secara sistemik dari tangan besi pemerintah China Komunis.

“Muslim Uighur yang bisa lolos dari "zona neraka" seperti itu menceritakan apa adanya,” tambahnya.
Ditambahkan Harits, Pemerintah China tidak ingin bau busuk kebiadaban atas muslim Uighur terbongkar di mata dunia.

“Jika terbongkar secara vulgar, akan berpengaruh kepada interpendensi China dalam konstelasi global. Di mana China berusaha membangun dominasi dengan beragam strateginya,” jelasnya.

“Karena bisa saja, isu pelanggaran HAM berat bisa dimainkan oleh rival China untuk mencari keuntungan dan bisa merugikan kepentingan politik dan ekonomi China Komunis,” tandasnya. [mc]
Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+